Akhirnya
kami memulai pendakian, seperti semula deden berjalan paling depan, agun di
tengah sedang aku di belakang. pendakian di pagi yang dingin itu, dengan kondisi
mata masih setengah mengantuk memang membuat langkah agak lambat dan malas.
kami berjalan sedikit hati2 karna gelap dan medan yang kanan kirinya mepunyai
cerukan yang lumayan kalo kita jatuh ke dalamnya.
tak
lama hanya untuk meninggalkan kawasan arcopodo yang dikelilingi hutan cemara,
didepan kami sudah terhampar medan yang terbuka, gundul dan berpasir. kami pun
mulai merasakan hawa dingin dari terpaan angin yang berhembus. langkah kami
mulai melambat karna yang kami pijak adalah tanah kerikil berpasir yang jika
dipijak langkah kita bisa mundur kembali. disini kami melangkah dengan
seringkali istirahat untuk mengatur nafas yang terengah.
Deden
yang semula berjalan didepan dengan semangat, terlihat mulai lelah menahan
dingin dan kantuk. sedang deden masih mencoba bertahan walau terlihat melambat.
aku sendiri masih bisa menikmati pendakian itu dengan santai. maaf bukannya aku
sombong, pendakian menuju puncak semeru dari arcopodo memang hal yang tersulit
dari pendakian semeru ini. tapi kebiasaanku yang telah mendaki beberapa gunung
dengan membawa sepeda sampai puncaknya menjadikan pendakian seperti ini
hanyalah pendakian yang kurasa sangat mudah.
masih
ingat dalam bayanganku tahun2008 saat aku mendaki gunung semeru ini dengan
membawa sepeda. aku mengalami kesulitan yang sangat amat hingga membuat
pendakianku sangat lambat, untuk mencapai puncak semeru dari arcopodo itu aku
sampai membutuhkan waktu 7 jam. bayangkan, padahal normalnya 4 jam walau aku
pribadi bisa mendaki cepat kurang dari 2jam untuk menuju puncak kalo tidak
membawa sepeda.
karna
itulah aku mendaki dengan sangat santai, aku hanya mencoba mengimbangi kedua
teman baruku itu. aku gamau berbuat ego yang hanya memikirkan diri sendiri.
akupun selalu berusaha melangkah dan berhenti dengan maksud menunggu deden dan
agun.
tapi
menjelang hari sudah terlihat terang, karna matahari sudah mulai terbit, aku
mulai melangkah dengan cepat, aku pamit pada deden dan agun untuk lebih dahulu
ke atas. kulihat deden sudah mulai lelah sedang agun masih terlihat semangat.
aku
sengaja melangkah dengan cepat meninggalkan keduanya dengan maksud agar mereka
menjadi semangat dan tidak malas melangkah hanya karna lelah yang mendera.
memang begitulah kalo melewati areal berpasir ini, semangat kadang malas dan
juga karna sulitnya pijakan yang selalu mundur kembali.
akhirnya
akupun mendaki dengan cepat, deden dan agun aku tinggal, aku berpikir ingin
selekas mungkin mendaki sampai puncak dan melaksanakan solat subuh karna ga
mungkin untuk solat subuh dijalur pendakian yang mempunyai kemiringan yang
terjal itu.
Tanpa
halangan yang berarti aku sampai puncak jam 6 lebih, artinya aku mendaki selama
2jam lebih dari arcopodo sana. akupun langsung tayamum dan solat subuh di waktu
yang sudah tertinggal itu. solat subuh yang sepertinya ga layak dilakukan karna
sudah terang. tapi prinsipku, biarlah toh Allah lebih mengerti tentang keadaan
ini
setelah
solat aku langsung mengambil gambar dari kamera hp ku. Tak lupa aku disini
sejenak merenung kembali tentang perjalananku yang kumulai dari jakarta dengan
berjalan kaki. aku sangat bersyukur dan berterima kasih pada Allah yang telah
memberi keselamatan selama perjalanan ini.
Aku
merasa perjalananku kali ini benar2 di lindungi Allah penguasa jagat raya ini,
bagaiman tidak, aku yang hanya sosok lelaki lemah dan ga bertenaga bisa
berjalan ratusan kilometer sampai ke puncak semeru. tanpa bantuanNYA aku
bukanlah apa2, aku hanyalah secuil debu yang ga bermutu yang menatap hidup
tanpa arah..terima kasih ya Allah Engkau sudah melindungiku sanpai puncak
semeru ini. kelak ijinkanlah aku bertobat untuk bicara jujur hati untuk
mengenalMU lebih dekat.
amin..
Lalu
aku berjalan menuju arah turun untuk melihat keadaan dan posisi deden dan agun.
di pinggir puncak, aku melihat agun yang sudah dekat sedang deden belum
kelihatan. aku pun berteriak memberi semangat pada agun kalo puncak sudah
dekat. agunpun bergegas menambah cepat langkahnya, tak lama dia sudah ada
didepanku lalu kuajak ke titik trianggulasi untuk mengambil gambar dari hp
untuk dokumentasi kami masing2. aku juga kembali mengambil gambar dgn bantuan
agun, soalnya mengambil gambar dgn sendiri tidak mendapatkan gambar yang bagus
dan tentunya kedakatan hasil fotonya.
Setelah
puas mengambil gambar aku mengajak agun ke bibir puncak untuk melihat posisi
deden dibawah sana. kulihat deden terengah namun masih sangat bersemangat, kami
pun berteriak memberi semangat dan menunggunya.
akhirnya
deden sampai puncak, agun menemani deden menuju trianggulasi sedang aku menuggu
di bibir puncak. tak menunggu lama akhirnya deden dan agun sudah mendekati aku
dan kami pun langsung bergegas turun menuju tenda di arcopodo.
Menuruni
kawasan medan tanah kerikil dan berpasir lebih mudah daripada mendaki, makanya
langkah kami seperti berlari ato bermain ski, kami melesat dengan cepat sekali
tanpa halangan yang berarti hingga kami tiba kembali di tenda.
Tanpa
banyak bersantai kami langsung membongkar tenda dan mulai bersiap membereskan
peralatan kami yang berantakan.tak lupa merapikan sampah yang sdh kami bawa
dengan membakarnya agar sampah tak menumpuk menjadi banyak di gunung. kami pun
membakarnya dengan hati2 agar tidak menjadi api yang besar dan membahayakan
hutan cemara itu.
setelah
selesai berberes, kami mematikan api yang membakar sampah, lalu bergegas turun
meninggalkan arcopodo dengan langkah santai dan penuh hati2 agar kami tidak
terpeleset jatuh.
perjalanan
turun kami tetap dalam posisi yang sama, deden di depan agun di tengah dan aku
di belakang. kami berjalan beriringan dengan penuh semangat dan kepuasan yang
tak terkira karna sudah berhasil muncak tanpa halangan. kadang kami berhenti
sejenak dibawah pohon yang teduh sambil merokok dan minum untuk membasahi
tenggorokan.
Perjalanan
turun, kami melangkah lebih konstan daripada mendaki, artinya kami berhenti
lebih sedikit dibandingkan saat mendaki karna itulah kami lebih merasa cepat
sampai kembali di ranu kumbolo. dan di ranu kumbolo pun kami tidak istirahat
tapi langsung terus turun dan bergegas secepat mungkin untuk sampai di pos
pendakian ranupane. hanya sesekali kami berhenti untuk mengambil gambar di
tengah perjalanan turun.
Akhirnya
dengan tanpa halangan kami tiba kembali di ranupane sore hari, kami langsung
menuju warung membeli nasi untuk makan.
disini
kami sambil makan kita bersantai melepas lelah dengan nikmatnya, sebuah
perasaan yang melegakan setelah lelah mendaki semeru dengan segala lelahnya.
diwarung
makan ini juga aku bertemu dengan pendaki yang akan mendaki esok hari dari
stapala ( STAN ) yang berjumlah cukup banyak, sebuah organisasi pecinta alam
dari sekolah tinggi akuntansi negara. perlu diketahui bahwa, perjalanan jalan
kakiku dari jakarta ke semeru ini mendapat dukungan dari alumni stapala yang
kebetulan salah satu anggotanya kenal baik dengan abangku.
Anggota
alumni stapala yang sudah mapan dalam pekerjaan, dua kali membantuku dengan
memberikan bantuan dana di kota semarang dan surabaya. aku juga baru tahu kalo
perjalananku mendapat dukungan semangat dari stapala tapi aku ga nyangka dan
malu karna di dua kota itu alumninya memberi bantuan seperti itu dengan sedikit
memaksa.
Tapi
mau apa dikata, rupanya dukungan seperti itu, sudah di kabarkan lewat media fb
stapala, secara menyeluruh, aku sempat kaget saat dalam perjalanan aku selalu
mendapat sms yang isinya memberi dukungan agar aku tetap semangat dari anggota
anggota stapala. bahkan ada yang menawarkan agar aku singgah untuk melepas
lelah disatu kota.
Jadi
begitu tahu aku ada di warung makan, semua anggota stapala yang akan mendaki
semeru ini bergegas berkumpul untuk memberiku semangat dan menagih cerita
selama perjalanan dari jakarta sampai semeru. jadilah sore sampai hari gelap
itu menjadi ramai dengan obrolan kami.
Obrolanpun
kembali terjadi saat aku deden dan agun memutuskan memasang tenda didekat
bermalamnya anggota stapala itu. jadilah malam itu penuh cerita dan berbagi
canda hingga tengah malam.
Esok
paginya aku, deden dan agun melepas kepergian anggota stapala itu mendaki, kami
juga mengabadikan pertemuan kami dengan berfoto bersama.
Setelah
melepas keberangkatan anggota stapala itu, aku juga pamit pada deden dan agun
untuk kembali melakukan perjalanan pulang menuju jakarta. aku banyak berterima
kasih dengan deden dan agun yang selama pendakian bisa menjadi teman yang baik
dan cocok dalam kbersamaan. sedang deden dan agun akan menunggu kendaraan yang
akan membawa mereka kembali ke malang dan melanjutkan ke jakarta.
Jam
8 aku mulai kembali melanjutkan perjalanan jalan kaki kembali ke jakarta dengan
target hari ini sampai dengan tumpang.
dengan
bismillah, aku mulai berjalan menyusuri desa ranupane dipagi yang masih segar,
belum terlalu panas sinar matahari. kedua kakiku melangkah seakan terasa
ringan, maklum perjalanan jalan kaki yang menjadikan target gunung semeru sudah
berhasil aku lalui sepearuh jalan, aku hanya tinggal mengikuti jejak kakiku
menyusuri jalan raya menuju jakarta tanpa beban pikiran yang berarti.
Lepas
desa ranupane disinilah dimulai perjalanan yang terasa nikmat, bagaiman tidak
hampir sepanjang jalan aku melalui jalan yang sepi dengan pemandangan yang
indah. aku bisa merenung dan menyegarkan pikiran tentang arti sebuah kebebasan
dan ketentraman jiwa. aku juga bisa merenung tentang kebesaran yang Maha Kuasa
yang bisa menjadikan aku harus berpikir jujur agar aku selalu mengingat dan
menyembahNYA.
Langkah
kian nikmat, langkahku kian bahagia, melewati sebuah daerah pegunungan yang
bisa menjadikanku enjoy ini.
saat
melewati simpang jemplang kembali yaitu simpang antara arah ke tumpang dan ke
bromo, aku berhenti sejenak membawa pikiranku kembali mengingat saat beberapa
hari yang lalu telah melewati jalur lautan pasir bromo. kepuasan hatiku terasa
sekali, aku berterima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah membawaku
melewati jalur bromo tanpa kendala.
lalu
aku kembali melanjutkan perjalanan menuju arah tumpang. jalan yang kulalui
lebih banyak jelas menurun karna perjalanan dari ranupane yang berada di
ketinggian akan menuju tumpang yang berada di daerah yang lebih rendah
setelah
berjalan cukup lama, aku melewati sebuah desa yang berada diantara ranu pane
dan tumpang, setelah itu aku kembali berjalan melewati medan yang sepi dan
kesunyian.
sepanjang
jalan aku benar2 merasa memiliki pemandangan alam yang kulalui, tanpa harus
berebut dengan orang lain. aku bebas melihat sambil melangkah ataupun berhenti
sejenak. dan aku juga kadang istirahat dengan semaunya ditempat yang kira2
nyaman. sungguh, hal ini adalah sebuah kebahagiaan dari sebuah petualangan yang
melahirkan kebebasan.
Menjelang
azan dzuhur yang saat itu hari jumat, langkahku masih diantara jalan sepi yang
jauh dari pemukiman penduduk. kucoba melangkah dengan cepat agar aku bisa
mencapai desa terdekat untuk bisa solat jumat, tapi apa mau dikata, desa masih
jauh di depanku, jadilah hari itu aku ga jumatan dan hanya niat menggantinya
dengan solat dzhuhur. mudah2n perjalanan jalan kaki ini tidak membuatku salah
dalam beribadah,. paling tidak dalam perjalanan ini aku juga sebagai musafir
yang mendapat ampunan tidak jumatan dikala berhalangan seperti saat perjalanan
ke tumpang itu. dan tentunya diganti dengan solat dzuhur.
Setelah
berjalan sangat melelahkan dan melewati daerah yang sepi, akhirnya sore sekitar
jam 4.30 aku tiba di tumpang. aku langsung membeli mie ayam untuk mengisi
perutku yang lapar, setelah itu aku menuju mesjid untuk menumpang mandi dan
solat.
ketika
aku selesai solat, badanku terasa segar kembali karna sudah terkena air saat
mandi dan wudhu, akupun berjalan kembali menuju arah malang dan mencari spbu
terdekat yang bisa kujadikan tempat menumpang bermalam. akhirnya aku sampai di
spbu terdekat dari mesjid tempatku solat, namun karna situasinya yang ga jelas
dengan tanpa tulisan 24 jam dan kulihat kurang nyaman, kuputuskan untuk terus
berjalan melanjutkan perjalanan mencari spbu yang lain.
tapi
tanpa disangka spbu berikutnya berjarak lumayan jauh dari spbu yang kulalui
tadi.dan lagi spbu berikutnya ini sudah mendekati kota malang. akhirnya dengan
penuh semangat aku putuskan untuk terus berjalan, lembur malam hari..
Berjalan
kaki menembus malam melewati ba'da isya sebenarnya adalah hal yang malas
kulakukan tapi dikarnakan kota malang sudah ga terlalu jauh untuk ukuran jalan
kaki maka kuputuskan untuk nekat melanjutkan perjalanan.
malam
yang dingin tidak menjadikanku untuk tidak semangat, belum lagi kadang aku
melewati jalan yang kurang penerangan jalan. semuanya aku lalui dengan santai
dan penuh keyakinan, aku harus bisa merasakan bahwa perjalanan jalan kaki malam
hari itu sama nikmatnya dan sama amannya dengan siang hari.
perasaan
seperti ini memang harus bisa dialirkan dalam aliran darahku agar jiwa dan
mentalku bisa terbiasa dengan hal2 yang sekalipun belum kulakukan.
Dengan
penuh keyakinan tinggi aku terus melangkah menembus malam hingga aku tiba
dikota malang. akupun langsung mencari alamat dimana kantor pusdiklat depkeu
berada.
aku
ingin menumpang mengniap dan beristirahat di mess balai diklat depkeu
karna kepala balai nya adalah bekas
bawahan abangku. dan lagi aku sudah mendapat ijin dari kepala balai jika aku
akan menumpang istirahat disana. yang tentunya juga dengan persetujuan abangku,
karna aku gamau menjual nama abangku kalo abangku tidak mengijinkan. artinya
abangku sudah mengontak kepala balai malang memohon ijin kalo aku ingin
istirahat di mess nya.
Setelah
banyak tanya pada orang yang kutemui, akhirnya aku bisa sampai ke balai diklat
depkeu malang, dengan selamat sekitar jam 10 malam lebih. akupun langsung
menuju pos jaga satpam dan mengenalkan diri.
Ternyata
satpam menerimaku dengan ramah jauh dari bayanganku yang akan banyak tanya
siapa dan tujuanku. rupanya kepala balai sudah memberi instruksi bahwa aku akan
datang untuk menumpang bermalam dan istirahat jadi kalaupun aku datang sudah
terlalu malam hari mereka ga akan mengintrogasi ato mengusirku.
lalu
aku dipersilahkan masuk dan diajak menuju kamar mess yang sudah disediakan dari
2 hari yang lalu. busyet...ternyata perjalananku kali ini sangat didukung juga
dari teman2 abangku yang bertugas didaerah.
Akupun
masuk kamar mess dengan hati yang tenang dan damai, karna aku bisa istirahat
dengan tenang tanpa harus kedinginan seperti saat aku selalu menginap di spbu
sepanjang jalan yang aku lalui. malam itupun aku tertidur dengan lelap.
menjelajah mimpi tanpa ragu mencari hal yang indah..
esoknya
bangun tidur, aku mulai membersihkan pakaian dan celana yang kotor. aku tak
kemana mana, aku hanya istirahat seharian penuh dikamar, sedang untuk makan
setiap pagi siang dan malam, aku dikirimi jatah makan dari dapur, yang
kebetulan sedang ada diklat, yang tantunya ada logistik yang dipersiapkan bagi
peserta, aku kebagian jatah dengan instruksi kepala balai.
Seharian
di kamar mess sebenarnya memang membosankan tapi aku juga bersyukur kalo aku
bisa istirahat total dengan nyaman. aku bisa bermalas malasan di tempat tidur
tanpa harus berkecamuk dengan bising jalan dan asap kendaraan yang menyesakan
pernafasan. mau mandi atopun buang hajat aku tinggal kekamar mandi yang sudah
ada dalam kamar, tidak pusing untuk mencari mesjid ato spbu. pokoknya
persinggahanku di balai diklat depkeu malang ini membuatku merasa segar kembali
dan bisa memulihkan tenagaku yang agak terkuras setelah mendaki semeru dan
berjalan kaki dari jakarta.
Setelah
dua hari berada di balai diklat, aku merasa cukup istirahat disini dan aku
ingin kembali melanjutkan perjalanan lagi menuju jakarta. akupun membereskan
semua perlengkapan perjalananku kedalam tas, meninggalkan kamar mess dan
menghadap kepala balai untuk berpamitan dan berterima kasih karna aku sudah di
jamu dan dipersilakan istirahat sebagai tamu yang merasa di sanjung.
aku
sedikit beramah tamah dengan kepala balai sekitar 30 menit, dengan sedikit
menceritakan pengalamanku selama dijalan sampai berada di malang itu. dalam
kesempatan itu aku memberikan kepala balai sekuntum bunga edelweis yang kupetik
dari gunung semeru sebagai kenang2an dan tanda terima kasih ku pada nya.
sekitar
jam 8 lewat aku pamit dan meninggalkan gedung balai diklat, akupun kembali
bergumul dengan jalan raya dan bertarung dengan hiruk pikuk juga bisingnya
kendaraan di jalan.
perjalanan
arah kembali yang semula kurencanakan melewati blitar kurubah melewati jalan
yang kearah surabaya. hal ini dikarenakan aku ingin mengingat kembali
perjalananku tahun 2009 saat aku dalam perjalanan bersepeda dan mendaki 5
gunung jawa. ada sedikit kenangan dijalan antara malang surabaya itu dan aku
ingin mengenangnya kembali dalam perjalanan berjalan kaki ini dan
menghikmahnya..
menjelang
magrib aku tiba di daerah pandaan lalu seperti biasa aku mencari spbu dan
menumpang bermalam di mushola nya.
Esoknya
aku kembali melanjutkan perjalanan kembali kearah gempol dan berbelok kearah
mojokerto jombang dan nganjuk. aku tidak kembali masuk surabaya karna aku ingin
langsung terus berjalan menuju kota nganjuk untuk mengunjungi temanku disana
singkatnya
tiga hari kemudian aku tiba di nganjuk, aku langsung disambut teman karibku
demo, dirumahnya.
dalam
rinduku dengan temenku ini, aku hanya bisa teriak dan menepuk pundaknya.
bayangkan kami hanya bisa bertemu setahun sekali, ituppun jika aku sedang
melakukan petualangan melewati jawa timur. perasaan senang dan haru selalu
terjadi jika aku sudah bertemu dengannya. dan juga dengan 4 temanku yang lain
dikediri sana. tanpa basa basi aku langsung diajak mencari rujak cingur ke
warung dimana kami biasa beli. hal ini adalah kebiasaan dari demo sebagai sajen
selamat datang jika aku masuk
nganjuk.kebiasaan ini sudah terjadi cukup lama. persahabatan aku dengan teman2
dari anggota mapala pelita ikip kediri ini, yang berjumlah 5 orang, dengan salah satunya demo memang mempunyai
kebiasaan yang unik dalam menyambut tiap kali kedatanganku ke kota nganjuk dan
kediri. mungkin karna aku sudah menjadi tamu langganan dan menjadi tamu
kehormatan di lingkungan mereka. ato bahkan karna memang kami sangat akrab
dalam persahabatan kami yang sudah terbina 10 tahun lebih. jadi perasan hati
kami memang sudah menjadi seperti saudara sendiri.
kenyang
menikmati rujak cingur aku kembali ke rumah demo, lalu aku berencana istirahat
dengan mengunjungi temanku yang lain ke kota kediri menggunakan naik motor
berboncengan dengan demo.
dalam
masa rest ini, aku tidak memasukan dalam jurnal perjalanan jalan kakiku.
makanya sah sah saj kalo aku menggunakan motor untuk menuju kediri. lagi pula
kediri memang diluar jalur perjalanan pulang. karna kediri berada di selatan
nganjuk, sedang perjalanan pulang adalah menuju arah barat.
Dengan
perhitungan waktu yang matang, aku menghabiskan waktu istirahat kembali di kota
kediri dengan mengunjungi teman2 akrabku. aku merasa aku memang harus singgah
dan meluangkan waktu beberapa hari untuk teman2ku ini. karna bagiku mengunjungi
mereka adalah hal yang wajib dalam setiap petualangn2ku jika melewati jawa
timur.
aku
tidak merasa waktu yang kubutuhkan menuju pulang akan terbuang percuma ato
takut perjalanan yang sudah kurancang akan menjadi lama. aku hanya berpikir
bagaimana caranya meluangkan waktu untuk tetap bersilahturahmi dengan mereka
atas persahabatan kami sudah cukup lama itu.
selama
dalam masa rest itu aku begitu enjoy bisa berkumpul kembali dengan mereka. tiap
harinya aku habiskan dengan beberapa acara kebiasaan kami, seperti memancing ,
nongkrong di warung kopi, santai di sekretariat mapala pelita ato bersama
ngobrol sampai larut malam dan becanda menghabiskan waktu.
semuanya
aku lakukan dengan bergilir mengunjungi mereka ato sesekali berkumpul bersama,
maklum karna tempat tinggal mereka saling berjauhan. dan demo lah yang menjadi
ajudanku yang siap mengantar ke tiap rumah temanku ini. dengan setia demo
mengantar berbonceng motor sambil menikmati suasana kota dan desa yang aku
lewati.
Tapi
kali ini, persinggahanku mengunjungi teman2ku yang biasa ku sebut dengan 5
punakawan, karna emang berjumlah 5 orang itu tak bisa lama, aku hanya bisa
berada di antara hidup mereka selama 3hari, bayangkan dengan tahun lalu yang
sampai 2minggu menghabiskan waktuy rest disana.
Kali
ini aku ga bisa terlalu lama, mengingat perjalananku hanya dengan berjalan
kaki, yang otomatis perjalananku sangat lambat dan sangat membutuhkan waktu
yang lama.
Intinya
keberadaanku diantara mereka sudah bisa menuntaskan dahaga rinduku pada mereka.
dan menjelang hari terakhir aku menginap dirumah demo yang berada di kota
nganjuk. Dimalam terakhir itu aku hanya ngobrol2 ringan dengan demo dan setelah
langsung lari kekamar demo naik ketempat tidur dan langsung menghajar mimpi
diujung samar2 ingatanku yang lelap...
Akhirnya
hari yang berat tiba juga menghampiriku, berpisah meninggalkan kenangan kembali
dengan punakawanku, dengan perwakilan pelepasan oleh demo. kusempatkan
menikmati sarapan pagi yang disajikan demo dan segelas teh hangat sebelum aku
berangkat melanjutkan perjalanan.
Dalam
detik2 meninggalkan demo, aku mengucapkan banyak terima kasih padanya dan
menitipkan salam lagi pada punakawan yang lain , walau hari sebelumnya aku
sudah pamit pada mereka. tak lupa aku juga mengirim kabar sms pada punakawan
lain yang berada di kediri bahwa aku sudah siap pamit pada demo.
Akhirnya
dengan menjabat tangan dan memeluk demo, aku pamit padanya untuk melanjutkan
perjalanan kembali menuju jakarta. tak terasa mataku berkaca kaca menahan
airmata yang ingin timpah. dengan langkah yang berat, aku mulai melangkah
meninggalkan demo. termakasih teman, persahabatan kita takkan habis termakan
usia, biarkan kita menjadi saudara yang abadi hingga anak2 kita bisa melanjutkan
persahabatan ini.
(bersambung...)
No comments:
Post a Comment