Perjalanan
dari nganjuk aku melewati jalur yang sudah kurancang dari jakarta sebelum aku
berangkat. aku melewati kota madiun, ngawi, solo, klaten, jogya, purworejo,
kebumen dan seterusnya ke arah barat sampai kecamatan wangon yang sudah
mendekati perbatasan jawa tengah dan jawa timur.
Namun
sebelumnya di madiun, aku sempatkan mampir dan singgah dimakam almarhum bapakku
tercinta, disini aku selalu membersihkan makamnya saat aku datang dan
mengirimkan doa untuknya agar bapakku tenang dan damai di alam kuburnya.
Aku
sudah berkomitmen bahwa setiap perjalanan petualanganku jika melewati jawatimur, aku mewajibkan diri
untuk menengok makam bapak. karna kematiannya sangat memukul jiwa dan
kehidupanku. masih jelas dalam ingatanku saat aku mendapat kabar kematian
bapakku, aku sedang berada di ujung timur pulau flores dalam perjalanan
bersepeda seorang diri tahun 2006. saat itu aku benar2 sedih dan menangis
sejadi2nya dan tak menyangka kalo bapakku secepat itu pergi meningglkanku,
apalagi dalam keberadaanku yang jauh dari rumah.
Bapakku
adalah yang menjadi idola dalam hidupku, bagaimana tidak, bapakku adalah orang
yang sangat jujur dan berpola hidup sederhana. maka ga heran kalo kematian
bapak sangat membuatku sedih. kematiannya membuat semua saudaraku dan ibu
mengalami duka yang sangat dalam. kecintaan kami pada bapak memang sama. bapak
adalah panutan dan idola dalam keluarga kami. jasad bapak lalu dimakamkan
ditanah kelahiran di madiun disebuah desa kecil yang masih lumayan asri untuk
dinikmati..
Dan
saat pemakamannya aku masih sempat diberi takdir bisa menghadirinya walau
sepeda yang kugunakan berpetualang saat itu harus rela dijual untuk menambah
ongkos perjalanan dari maumere ke madiun.
Setelah
selesai membersihkan makam dan mengirim doa untuk bapak, aku lalu melanjutkan
perjalanan kembali.
Ketika
aku sudah mencapai kecamatan wangon, langkahku kualihkan kearah utara, kearah
ajibarang dan akan melewati bumiayu prupuk dan kembali ke jalur pantura.
rencana semula yang akan melewati ciamis bandung dan bogor, melalui jalur
selatan aku batalkan dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran. aku merasa
saat itu aku sedang tidak mood melewati daerah itu, selain aku tidak mempunyai
titik nyaman dijalur itu, aku juga malas dengan jalur yang menanjak dan agak
dingin. sedang jalur kembali kearah pantura, aku berpikir kalo aku bisa
istirahat didua tempat yaitu losari dan cirebon karna didua titik itu aku bisa
rest sepuasnya ditempat teman2ku.
Apalagi
melewati kearah jalan ini, aku mempunyai jalur favorit yaitu antara prupuk -
ketanggungan, sebuah jalur yang selalu membuatku nyaman. aku selalu merindukan
jalan ini, sebuah jalur perenungan yang membuatku damai.
Tatkala
aku melangkah di suatu pagi setelah bermalam di sebuah spbu ajibarang, aku
melewati jalan yang dipinggirnya mengalir sungai yang lumayan besar. tanpa ragu
aku turun ke sungai untuk mandi pagi, subhanallah sungguh terasa nikmat
rasanya, tak terbayangkan hal yg terindah selama perjalanan jalan kaki ini, aku
merasa baru kali ini aku bisa mandi dalam keadaan yang sangat alami dan
menjiwai kebebasan. aku menikmati segarnya air sungai, indahnya bebatuan dan
asrinya pepohonan pinggir sungai. rasanya aku ingin berlama lama mandi di sungai
itu, menit tiap menit, aku benar2 merasakan kenyamananya. aku teduh dan juga
menghikmah pagi yang indah itu.
sebuah
rasa syukur kutemukan dipinggiran jalan di sebuah sungai.
Segar
sudah kurasa, aku melanjutkan kembali langkahku menuju prupuk, diprupuk aku
bermalam kembali pada sebuah spbu dan tidur di mushola nya. spbu prupuk ini adalah yang ketiga aku biasa
menumpang bermalam setiap aku melewati jalur ini. spbu ini sangat nyaman, aman
dan strategis. dan ditempat ini untuk kali pertama aku mendapat haru yang biru
menangis deras karna membaca sebuah tulisan sebuah kertas yang di tempel
dinding mushola. yaitu sebuah kisah menjelang akhir hidup Rasulluloh, disitu
dijelaskan sejarah menceritakan saat menjelang kematiannya, Rasul sempat
merasakan sakit yang sangat saat malaikat izroil mengambil roh nya. Rasul
sempat berujar karna rasa sakit yang sangat, ingin menannggung beban umatnya
jika sedang dalam sakratul maut, dan beliau sempat berujar : umatku umatku
umatku sampai tiga kali, yang menandakan beliau sangat cinta dengan umatnya.
sebuah
pelajaran yang kudapat dari sejarah Rosul, yang membuatku terharu dan menangis
hebat. aku ga bisa membayangkan, bagaimana tidak, seorang Rosullulloh manusia
yang paling mulia saja masih merasakan sakit disaat sakratul mautnya. apalagi
aku yang cuma manusia biasa, yang dalam hidupku selalu berbuat dosa besar. aku
juga ga bisa membayangkan rasa sayang Rosul yang sangat besar pada umatnya
tanpa melihat dirinya sendiri akupun
tanpa sadar menangis hebat bahkan mataku sampai sembab, aku jadi teringat
dosaku pada ibu dan almarhum bapakku selama ini. aku benar2 merasa salah dan
banyak dosa yang telah kuperbuat. aku cuma berpikir kelak aku ingin menjadi
orang yang bertobat dan ingin menjadi muslim yang taat pada islam, pada ajaran
agamaku tercinta ini.
aku
ingin dalam kematianku kelak dalam keadaan husnul khotimah, sebuah kematian
yang penghujung ajal dalam keadaan baik..
Lama
aku menangis, lama pula airmataku mengalir deras, bahkan menjelang tidurpun aku
selalu membayangkan saat kematian Rosul, kecintaan Rosul pada umatnya dan
teringat akan banyaknya dosaku. walau agak susah karna bayangan ini, akhirnya
aku bisa tertidur juga juga menghabiskan malam.
Esoknya
setelah solat subuh, aku melanjutkan perjalanan kembali, aku melangkah meninggalkan
spbu prupuk ini dalam keadaan masih gelap. matahari belum terbit dan udara
masih terasa dingin. aku terus melangkah memulai jalur yang kuanggap favorit di
pulau jawa, antara prupuk ketanggungan.
sebuah
jalan yang sepi, yang melewati pinggiran kali, ladang dan sawah penduduk. aku
juga bisa melihat potret kehidupan pagi penduduk setempat, pergi bekerja ke
ladang dan sawahnya masing2.
saat
matahari mulai terbit aku bisa merasakan detik tiap detik mulai menghangatnya
hari dengan indah, dengan suasana yang tak terlukis dengan kata2. aku bisa
menikmati matahari terbit di sebuah suasana yang sepi.
aku
terus melangkah dengan sangat menghikmah jalur ini, aku sangat senang dengan
suasana jalur ini. aku juga menikmati saat aku turun ke kali untuk membuang
hajat, aku bisa merasakan hal seperti ini, yang dilakukan rutin orang desa di
pagi hari. paling ga hari ini aku bisa menjadi bagian dari kehidupan penduduk
desa.
selesai
buang hajat, aku kembali melangkahkan kaki meyusuri sisa jalan menuju
ketanggungan. aku tetap terus menikmati jalan ini, jalur favorit ini..
Dijalan
ini pula aku kembali menangis, aku berjalan dalam keadaan menangis, kututup
wajahku dengan sebuah kain agar aku tak terlihat menangis. aku teringat kembali
kisah diakhir hidup nabi Muhammad itu. bayanganku selalu mengalir, aku selalu
teringat akan segala dosa2ku, aku gatau berapa besar dosa besarku selama dalam
hidupku ini. aku juga teringat akan ibu dan almarhum bapakku.
aku
berjalan dengan langkah yang sedih, sungguh sebuah perjalanan antara purupuk
ketanggungan, yang menjadikanku sbuah pelajaran yang berharga. mudah2an
kedepannya aku bisa lebih baik lagi dalam menghadapi hidup ini. aku harus bisa
lebih belajar dari pengalaman perjalana jalan kaki ini.amin..
Tiba
di ketanggungan hari sudah melewati siang, aku terus melangkahkan kakiku. aku
berusaha menggapai kecamatan losari hari ini. aku ingin bermalam dirumah
temanku, agar aku bisa melepas lelah dengan santai dan nyaman. dalam langkahku
yang lelah hari ini, aku mencoba terus berusaha, mencapai losari.
akhirnya
aku bisa mencapai losari dan tiba di rumah temanku sekitar jam 8 malam kurang.
sungguh perjalanan yang kurasa cukup jauh dan cukup melelahkan langkahku ini.
Temanku,
ganda seorang pedagang cabe dipasar bambu kuning dekat tempatku tinggal, menerimaku
dengan senang hati, dia memang aku kontak via hp sehari sebelumnya. kebetulan
dia sedang off dagang, karna giliran dengan temannya. ganda berdagang dengan
sistem bergantian atau aplusan. saat ini dia sedang mendapat off, sedang teman
aplusnya mendapat jatah waktu berdagang. ganda maupun temannya itu, akan ke
jakarta disaat aplus dagang sudah waktunya. biasanya mereka saling bergantian
aplus selama 2minggu masa dagang.
Masuk
rumah, aku langsung merebahkan diri di lantai menghilangkan perasaan penat dan
lelah. sedang ganda menyediakan es teh dan makanan kecil. sambil melepas lelah,
ganda banyak bertanya tentang perjalananku ini, aku hanya bisa bercerita
seadanya karna kondisiku emang sedang lelah. namun sebisa mungkin aku bercerita
dengan serius agar dia bisa puas mendengar cerita perjalananku. aku juga
mempersilahkan dia melihat foto2 yang aku punya yang aku abadikan dalam hp ku..
Kunikmati
segelas es teh dan makanan kecil dimeja dengan santai namun penuh nafsu..maklum
perjalanan jalan kaki selalu menghasilkan perasaan haus dan lapar. makanya
sajian yg disediakan ganda aku habisi dgn perlahan tapi pasti.
Setelah
itu aku mandi, solat dan istirahat. aku tidur dilantai beralas karpet di depan
tv. aku memilih dilantai walau ganda menyuruhku tidur di kamar. bagiku tidur
dimanapun gada masalah selama suasananya nyaman. akupun bisa menghabiskan malam
dgn lelap..
Esok
paginya aku terbangun dengan tubuh terasa segar, sedang ganda sudah menyediakan
sarapan pagi dan teh hangat. mulanya aku berencana untuk langsung melanjutkan
perjalanan kembali tapi karna suasana rumah temanku ini begitu nyaman, aku
akhirnya menambah satu hari lagi istirahat disini.
Seharian
aku hanya menonton tv dan tidur saja. gada aktivitas yang berarti.
Aku
berterima kasih banyak pada ganda, aku ga bisa melupakan kebaikannya sudah
bersedia memberiku tempat beristirahat. Dan saat kupamit untuk melanjutkan
perjalanan kembali esok harinya, kugenggam erat tangannya, aku benar2 merasa
berutang budi padanya.
aku
juga tak lupa akan persinggahanku 2 tahun yang lalu dirumahnya saat aku pulang
dari bali setelah melakukan perjalanan bersepeda keliling sulawesi. aku benar
sangat berterima kasih padanya.
Kutinggalkan
rumahnya dengan langkah penuh semangat menuju cirebon, aku hanya berpikir kelak
beberapa hari nanti saat aku sudah tiba dijakrta dan dia sudah aplus dagang,
aku bisa ngobrol lagi dan berterima kasih lagi padanya.
kulangkahkan
kakiku menyusuri jalan raya losari menuju cirebon, hari mulai panas walau pagi
baru menunjukkan jam 8 pagi. sinar matahari sudah tajam menghujam ke kulitku.
namun aku tetap ga peduli, aku terus melangkah. aku hanya mencoba mengingat jalur ini, hampir dua bulan yang
lalu, saat aku memulai perjalanan berangkat.
jalan
ini pernah kulalui dalam perjalanan berangkat dengan semangat yang masih
tinggi. kini kulalui kembali dengan perasaan santai. setiap langkah yang
kugerakkan, aku berusaha mengingat jengkal tiap jengkal jalur ini, aku juga
mengingat kejadian dan pelajaran dari orang gila yg kutemui diantara cirebon
losari ini.
masih
ingat dalam bayanganku saat aku melangkah dari cirebon ke losari, aku bertemu
seorang lelaki gila yg berumur sekitar setengah abad lebih. didepanku melangkah
seorang gila yang berjalan pelan sambil memunguti beberapa puntung rokok untuk
dijadikan stok dan dihisap. dengan spontan kuberi dia 2 batang rokok dan juga
kunyalakan dengan korek apiku. sesaat aku memberi rokok, kutinggalkan dia dan
terus berjalan. sampai aku istirahat di pinggir jalan untuk istirahat sejenak
setelah berjalan lumayan jauh. tak lama tanpa disangka, bapak itu sudah sampai
didekatku sambil melangkah santai. aku kaget ga menyangka, langkahnya yang
pelan tapi sudah bisa ada didepanku padahal perasaan, aku baru rest sejenak.
dan aku juga sangat yakin bahwa jarak aku melangkah dgn bapak itu cukuplah
jauh, sekitr 2-3kilo.akupun bangkit dari duduk dan melanjutkan perjalanan
dengan menyalip orang gila itu. dengan senyum aku menegur bapak itu..
setelah
jauh aku melangkah, kembali aku istirahat dipinggir jalan untuk
merenggangkan dan melemaskan otot kaki
sambil menghisap rokok. tanpa diduga kembali orang gila itu tahu2 sudah sampai
didekatku. kejadian seperti ini sampai tiga kali. hingga pertemuan ke empat,
aku menyalip dan tiba di losari untuk menginap dirumah temanku. aku ga berpikir
lagi tentang orang gila itu. aku hanya berpikir mungkin tujuannya hanyalah dari
cirebon ke losari. dan kini mungkin sudah tidur dipinggir jalan karna lelah.
jarak segitupun bagiku adalah jarak yang lumayan
jauh dan aku sangat kagum dengan langkahnya, seorang gila mampu melangkah
dengan santai tapi bisa mengimbangi langkahku, orang yang normal dan masih
muda. malam itu aku tertidur pulas dirumah temanku, tanpa memikirkan pertemuan
dengan oranggila itu.(bersambung...)
No comments:
Post a Comment