perjalanan ini didedikasikan untuk Adinda Tercinta, Almarhum Iwan Ketan
Selasa, 17 Mei 2011
Pagi ini, sambil menungu kedatangan pesawat di bandara Adi Sutjipto Jogjakarta yang akan membawa saya kembali ke Jakarta, saya segera meng-sms Iwan untuk menanyakan kabar dirinya. Saya memang agak khawatir mengingat tadi malam ia tertabrak sebuah sepeda motor.
Kekhawatiran saya sirna saat sesaat kemudian ia menelpon sambil tertawa-tawa. Ia mengabarkan bahwa pagi tadi saat bangun tidur kaki kanannya memang agak sulit digerakkan. Namun ia tetap mencoba untuk tetap berjalan, melanjutkan perjalanannya. Ia tertawa saat menelpon saya rupanya karena ia menertawakan dirinya sendiri yang kini berjalan seperti seorang kakek-kakek. Berjalan tertatih-tatih!
Pagi ini kami berbincang melalui handphone selama kurang lebih 10 menit. Maklum, tarif telpon sedang murah-murahnya, begitu kata Iwan. Ia sempat menceritakan dua hal. Pertama, tentang strategi dia melalui jalan-jalan sepi dan gelap. Pada kondisi jalan seperti ini ia harus menggunakan "ilmu orang gila". Caranya? Di setiap jalan yang sepi dan gelap ia selalu bertingkah laku seperti orang gila. Ini untuk menghindari orang-orang yang berniat jahat dan juga godaan mahluk halus. (hahahahha).
Kedua, ia menceritakan juga bahwa dua hari lalu ia mengetahui bahwa di Pantura Jatim banyak sekali peziarah makam-makam yang berjalan kaki. Bahkan terdapat sebuat masjid yang dengan senang hati menampung dan memberikan makan-minum kepada para musafir seperti ini. Tidak itu saja, warga setempat pun umumnya akan mengajak bersalaman dengan para peziarah makam dan memberikan sekedar uang untuk makan-minum selama di perjalanan.
Pukul 09.11 Iwan mengirimkan sms, "Biar pincang tapi pagi ini gw bisa jalan sejauh 5km. Gw baru berhenti nich karena lapar."
Istirahat sejenak sambil menikmati Legen, minuman khas Jawa.
Dan pukul 15.20 ia mengabarkan bahwa ia telah berada di kota Gresik dan akan mencari kampus untuk beristirahat. Namun beberapa menit kemudian ia mengabarkan kembali bahwa ia membatalkan menuju kampus karena ternyata kampus terdekat berada jauh dari jalan raya Gresik-Surabaya. "Kampus, keluar jauh dari jalan raya utama ke Surabaya. Gw males ach. Buang-buang energi. Mending gw cari SPBU aja," begitu sms yang saya terima.
Saya tersentak ketika pukul 20.21 ia mengirimkan sms kembali bahwa ia masih berjalan menuju Surabaya. Tadinya saya pikir ia telah beristirahat di sebuah SPBU di Gresik. Ia mengatakan bahwa saat ini ia sedang berjalan bersama dengan seorang peziarah makam-makam yang berasal dari Bandung.
Hampir pukul 10 malam kemudian, Iwan mengabarkan bahwa ia telah berpisah dengan peziarah pejalan kaki di sebuah SPBU. Peziarah dari Bandung tersebut tetap melanjutkan perjalanannya sedangkan Iwan beristirahat malam ini di SPBU tersebut (SPBU 5460108).
Rute dan check point Iwan sampai hari ini, telah dipetakan oleh seorang sahabat, Ipank Dany. Silakan klik di sini untuk melihat petanya.
(reported by kaes)
No comments:
Post a Comment