10 April 2014
Setelah sholah subuh di sebuah masjid tempat ia menumpang nginap tadi malam, Iwan memulai perjalanannya hari ini. Ia berlari kembali saat hari masih gelap untuk bisa mencapai kota Pamanukan. Dan sekitar satu jam kemudian ia tiba di kota tersebut.
Di sana ia mencari sebuah warung untuk mengisi perutnya...
Menjelang pukul 10, Iwan mengirimkan sms:
"Di antara lelah aku melepas lelah di masjid sukra....di sebelah sekolah madrasah, yang muridnya sedang beristirahat. Mataku tertuju pada sekelompok anak yang bermain benteng-bentengan. Murid laki-laki melawan murid perempuan. Usia mereka sekitar 2 tahun di atas Malory (anaknya Iwan-red). Mereka asik bermain dengan sesekali tertawa. Dalam lelah ini aku mengingat masa kecilku dulu. Aku juga sering bermain benteng-bentengan. Tak terasa aku serius memperhatikan permainan mereka. Ah, sungguh hiburan bagi lelahku pada sebuah madrasah ini. Intermezo pikiran yang asik..."
"Dan tatkala aku mengkhayal....aku serasa ingin kembali ke masa kecil dulu...."
"Tiba-tiba bel tanda istirahat selesai berbunyi. Permainanpun bubar. Permainan itu bukan perkara menang atau kalah tetapi senyum bahagia mereka adalah hiasan untuk hatiku di siang ini yang sedang lelah. Satu per satu mereka masuk kelas, menatap janji untuk bermain lagi esok..."
"Aku tak menyangka ada anak madrasah samping masjid Patrol di kala rest ini. Bermain di atas gundukan pasir sedang matahari masih terik. Sedangkan aku sekarang ini takut, mau lari saja enggan. Anak-anak kecil memang berada di masa bahagia. Duh aku jadi sangat kangen dan mencintai Malory."
Sekitar pukul 4 sore Iwan mengabarkan bahwa dirinya tengah berada di daerah Ereten. Ia beristirahat di depan rumah makan Pringsewu.
Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet
No comments:
Post a Comment