Rute Perjalanan |
Itulah mengapa judul perjalanan pun saya ubah sehingga berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Perubahan judul sebagai petanda bahwa ada yang berbeda dengan perjalanan mereka hari ini!
Sekitar pukul 18.31 sebuah pesan singkat via WA masuk ke hape saya. Saat saya buka ternyata Iwan yang mengirimkan pesan tersebut menggunakan hape milik seorang teman. Agak kaget juga, karena biasanya saya mendapat kabar tentang perjalanan mereka via Om Alex.
Semakin mengagetkan karena di pesan berikutnya Iwan memberi tahu bahwa ia "kehilangan" Om Alex! Segera saja saya tanyakan apa maksud info tersebut?!
Iwan menceritakan bahwa kemarin, saat di Miri, mereka terpisah. Rupanya selama ini, Om Alex lebih banyak berada di depan, bahkan sering jauh di depan, sedangkan Iwan lebih banyak tertinggal. Maklum sepeda Om Alex memilihi 11 speed sedangkan sepeda Iwan hanya 8 speed. Dari sisi harga pun, sepeda Om Alex berkali-kali lipat dari harga sepeda yang Iwan tumpangi. Sehingga, wajar saja bila Om Alex bisa berada jauh di depan. Nah, saat memasuki kota Miri yang memiliki banyak simpangan, Iwan kehilangan jejak Om Alex. ia tidak berhasil menemukan Om Alex di sana, sehingga ia memutuskan untuk mencari tumpangan menginap malam itu. Keesokan harinya, setelah mengubek-ubek kota Miri, ia tetap tidak menemukan keberadaan Om Alex. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk segera menuju Brunei.
Mendengar info tersebut saya pun sangat mengkhawatirkan keberadaaan Om Alex. Segera saja, saya menghubungi Om Alex via FB messenger. Alhadulillah kami tersambung.
Lebih bersyukur lagi karena ternyata Om Alex dalam kondisi baik. Beliau mengatakan bahwa ia masih berada di Miri dan juga mengkhawatirkan kondisi Iwan. Saat saya sampaikan bahwa Iwan telah berada di Brunei, beliau pun mengucapkan syukur.
Versi yang hampir serupa disampaikan Om Alex tentang bagaimana mereka terpisah di kota Miri. Rupanya, mereka berdua saling cari-mencari namun tidak saling bertemu. Bahkan, pagi hari tadi Om Alex masih tetap berusaha mencari keberadaan Iwan. Sayang, mereka tetap tidak bertemu karena meskipun kota Miri adalah kota yang tidak besar namun lumayan luas.
Om Alex mengatakan bahwa ia memutuskan untuk tetap menginap di sebuah hotel di Miri karena tidak berani melanjutkan perjalanan seorang diri. Saya pikir, hal ini wajar saja mengingat Om Alex memang masih newbie dalam bersepeda jarak jauh terlebih lagi berada di negara orang.
Saya masih berupaya agar mereka berdua masih bisa melanjutkan perjalanan berkeliling pulau Kalimantan ini berdua. Namun, Om Alex memiliki pertimbangan sendiri. Dengan rendah hati beliau mengatakan bahwa beliau mengakhiri perjalanan ini di kota Miri. Esok ia akan menuju Brunei dan langsung kembali ke Jakarta.
Sungguh sebuah akhir petualangan berdua yang tidak menyenangkan..... :(
Terima kasih Om Alex, telah ikut mewarnai petualangan Iwansunter. Meskipun hanya selama 11 hari melakukan perjalanan bersama-sama dengan Iwan namun kebersamaan tersebut tentu telah memberikan arti sendiri-sendiri bagi Om dan juga Iwan.
Sementara itu, saya terus menanyakan kondisi terkini kepada Iwan. Saat saya hubungi kembali via WA ke nomor yang sama, yang menjawab adalah pemilih hape, yaitu Mas Agus alias Oglenk Aremania. Ia mengatakan bahwa saat ini Iwan sedang berbincang-bincang dengan teman-teman AREMANIA yang berada di Brunei.
Rupanya, saat diperbatasan antara Malaysia dan Brunei, Iwan bertemu dengan orang Indonesia yang berasal dari Malang. Segera saja, info tentang Iwan yang sedang bersepeda ini tersebar melalui grup WA.
Tidak membutuhkan waktu lama, komunitas AREMANIA segera berkumpul untuk menjamu Iwan. Bahkan, mereka membelikan ban sepeda, rantai sepeda , dan helm kepada Iwan.
Mas Agus mengatakan bahwa Aremania di Brunei selalu membantu siapa saja orang Indonesia yang ada di Brunei. Sungguh luar biasa! Terima kasih ya Mas Agus dan teman-teman AREMANIA di Brunei. Salam satu jiwa!!
Berikut ini foto dan video kiriman Mas Agus.
Bersama Aremania Brunei |
Bersama Aremanua Brunei. Salam Satu Jiwa! |
Bersama Aremania Brunei |
Kongkow bersama Aremania Chapter Brunei |
Salam Satu Jiwa |
No comments:
Post a Comment