Monday, June 18, 2012

Bersepeda Ho Chi Minh, Vietnam -- Jakarta, Indonesia

Senin, 11 Juni 2012 sekitar pukul 4 sore adalah akhir perjalanan bersepeda Iwansunter kali ini! Pada jam tersebut Iwan menginjakkan kaki kembali di rumahnya di daerah Sunter Agung Jakarta Utara. Berarti total perjalanan yang ia lakukan adalah selama 57 hari dan sejauh kurang lebih 4.000km serta melintasi 6 negara (termasuk Indonesia)!
Sebenarnya Iwan bisa saja menuntaskan perjalanan tersebut kurang dari 57 hari. Namun ia tetap konsisten untuk menjenguk anaknya yang berada di Lampung. Ia meluangkan waktu beberapa hari di sana, sesuai janjinya saat akan memulai perjalanan bersepeda tahun ini.
Akhir perjalanan Iwan memang tidak terlalu menyenangkan. Saat berangkat pada tanggal 16 April 2012 lalu dari Bandara Soekarno-Hatta ia berangkat bersama seorang sahabatnya, Budi Chandra. Sayang, duet perjalanan bersepeda ini harus berakhir saat mereka akan memasuki wilayah Malaysia. Keduanya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan bersepeda sesuai "irama" mereka masing-masing.
Dengan berakhirnya perjalanan bersepeda kali ini, catatan perjalanan Iwan pun bertambah. Dan ini adalah perjalanan bersepeda pertamanya di luar negeri, meskipun masing lingkup ASEAN.
Catatan lengkap perjalanan masih disusun oleh Iwansunter disela-sela pekerjaan rutinnya sehari-hari sebagai buruh panggul, pegadang, tukang parkir di pasar Bambu Kuning, Sunter Agung, Jakarta Utara.

(dikisahkan oleh Kuwat Slamet)

Berikut ini foto-foto yang diunduh dari fb ybs:












Monday, May 21, 2012

Perjalanan Bersepeda 2012, Ho Chi Minh Vietnam - Jakarta, hari ke-36

Lebih dari 3 minggu saya hilang kontak dengan Iwan, semenjak ia dan Budi Chandra terbang meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 16 April 2012 lalu. Pesan singkat yang saya terima kemudian adalah melalui facebook yaitu saat ia dan Budi Chandra melaporkan keberadaannya di KJRI Pnom Phen, Kamboja setelah melakukan perjalanan beberapa hari dari kota Ho Chi Minh Vietnam. Setelah itu tidak akan kontak sama sekali.
Saya memaklumi hal ini karena Iwan tentu saja tidak akan menghamburkan uang hanya untuk mengirimkan kabar, apakah melalui telepon atau media lainnya. Baginya, bekal uang yang dimilikinya yang jumlahnya sangat terbatas tersebut akan lebih penting untuk menunjang perbekalan makan-minum daripada untuk mengirimkan kabar dengan membeli pulsa telepon.

Menjelang satu bulan perjalanan, akhirnya saya mendapatkan kabar dari Iwan. Saat itu ternyata ia telah berada di wilayah Malaysia. Tepatnya di kota Johor yang tidak jauh dari perbatasan dengan Singapura. Kabar mengejutkan saya terima yaitu tentang "perpisahan" Iwan dengan Budi Chandra yang telah menemaninya sejak berangkat dari Bandara Jakarta dan melintasi 3 negara, yaitu Vietnam, Kamboja, dan Thailand.
Sifat keras kepala Iwan sepertinya yang menjadikan perpisahan dua sahabat tersebut. Alasan yang dikemukakan Iwan pada saya adalah karena ada perbedaan prinsip dan pendapat antara ia dengan Budi Chandra selama dalam perjalanan. Perbedaan ini sudah tidak bisa mereka pertahankan lagi saat akan memasuki wilayah Malaysia. Iwan dan Budi Chandra akhirnya bersepakat untuk melanjutkan perjalanan sesuai iramanya masing-masing.
Atas kondisi ini tentu saja saya marah besar pada Iwan. Ketika merencanakan perjalanan ini saya sudah wanti-wanti agar ia mampu mengekang emosinya. Ia harus bisa menyesuaikan diri dengan partner perjalanan apapun kondisinya. Ia tidak boleh memaksakan kehendak meskipun ia memiliki pengalaman yang lebih banyak tentang perjalanan bersepeda dibanding rekannya tersebut. Ia tidak boleh egois...dsb....dsb.... Pesan ini pun saya ulangi saat saya mengantar Iwan ke Bandara Soekarno-Hatta, 16 April 2012 lalu.
Nasi sudah menjadi bubur. Apapun alasan Iwan kepada saya, alasan tersebut tidak bisa saya terima!
Kemarahan tersebut terpaksa saya longgarkan ketika mengetahui dari seorang sahabat di kota Johor Malaysia (Mbak Tina) bahwa sejak memasuki wilayah Malaysia kesehatan Iwan menurun. Kepalanya terasa berat! Meski sudah meminum obat sakit kepala namun rasa cenut-cenut tersebut tidak jua sirna.
Kepada Mbak Tina, saya meminta agar mengizinkan Iwan beristirahat total hingga pulih kembali.

Hari Jumat, 18 Mei 2012, Iwan melanjutkan perjalanan kembali dengan menembus wilayah Singapura untuk kemudian menyeberang ke Pulau Batam. Di pulau ini ia sempat berisitirahat selama dua hari dan menumpang beristirahat di masjid raya Batam.

Pagi tadi ia menyeberang ke Riau Daratan dengan menumpang kapal Feri dari pelabuhan Sekupang, Batam dengan tujuan pelabuhan Tanjung Buton.
Sore ini Iwan mengabarkan telah berada di kota Siak dan akan menginap di kota kecil ini. Esok, ia akan melanjutkan perjalanan menuju kota Pekanbaru.

Diceritakan oleh Kuwat Slamet
Senin, 21 Mei 2012
Sponsored by Polygon