Wednesday, April 30, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya Jakarta, hari ke-24

Rabu, 30 April 2014



Hari ini tidak banyak sms yang saya terima dari Iwan.

"Pagi-pagi udah hujan. Gw baru lari dikit. Ya udah mending minggir nyari warung ngopi." (06:12)

"Ujan nya tambah gede. Alamat lari nggak dapet kilometer yang bagus nich..." (06:23)

"hujan udah reda, lariku ditemani suara merdu max cavalera.. sepultura.." (FB jam 8 pagi)

"Gw di evakuasi dulu di km 20 arah Nganjuk. Salah satu punakawan nggak sabar mau ngajak ke rumahnya. Besok pagi dianter kembali ke tempat yang sama untuk lanjut ke arah Nganjuk." (16:41)

Dikisahkan oleh Kuwat Slamet

Tuesday, April 29, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, hari ke-23

Selasa, 29 April 2014


Semalam Iwan menumpang nginap di sebuah pombensin yang mengarah ke daerah Krian Surabaya. Untuk pulang kembali ke Jakarta Iwan memilih jalur Selatan.

"Gw dah ngopi dan sarapan. Hari ini menuju Mojokerto." (0610)

"Bangun pagi pergelangan kaki kanan gw sakit banget. Lari 100 meter gw nggak kuat. Langsung berhenti. Trus gw pijet-pijet dan latih gerak sambil berdoa. Setelah sekitar 15 menitan gw lari lagi dan Alhamdulillah ternyata sudah enakan bahkan nggak berhenti sampe denger 20 lagu via earphone." (08:14)

"Nggak sengaja gw berhenti di sebuah mushola pinggir jalan yang ternyata dalam lingkungan kantor desa. Alangkah kagetnya gw melihat halaman mushola yang sangat kotor. Keramik lantai kotor dengan debu. Sepertinya tidak ada yang merawat mushola ini. Gw menuju samping mushola untuk ambil wudhu. Airnya mengalir bagus. Bahkan saat gw masuk ke kamar mandi, di dalamnya pun tidak tercium bau. Hanya saja tidak ada ember ataupun gayung. Akhirnya gw putuskan mandi sebelum berwudhu dengan posisi berjongkok. Saat masuk ke dalam mushola terhampar karpet hijau menyamping bergambar kubah masjid. Mirip seperti sajadah yang di jejer. Selesai sholat, alangkah kagetnya gw karena ternyata karpet tersebut telah ditumbuhi jamur payung kecil berwarna putih. Ini menandakan musholah ini tidak pernah dijamah oleh karyawan kantor desa. Sungguh menyedihkan musholah ini sepertinya hanya sebuah simbol saja. Bangunan yang cukup bagus ini tidak dipergunakan sebagai tempat beribadah bagi mereka. Sungguh miris..." (12:36)

"Tiga kuku jari kaki kanan sudah lepas. Manteb ya :)" (14:48)

"Kaos kaki gw nggak kering setelah dicuci dan dijemur. Karena saat itu nggak ada matahari. Padahal saat gw berlari matahari malah nongol. Mau nggak mau gw lari tanpa make kaos kaki." (15:52)

"Asem. Biasanya gw lewat Mojokerto lewat jalan arteri. Eh nyobain masuk dalam kota malah bingung gw walau akhirnya berhasil keluar juga." (16:50)

"Gw lari malam sekarang pake lampu. Di kasih sama anak Indorunners Surabaya." (18:43)

"Nih posisi tempat tidur mantep amat. Pombensin sebelahnya ada masjid gede yang halaman luas. Tapi gw milih tidur di pombensin". (20:17)


Dikisahkan oleh Kuwat Slamet

Monday, April 28, 2014

Video Youtube Iwan saat memasuki kota Rembang Jawa Tengah

Berikut ini video Iwan saat berada di kota Rembang yang di unggah oleh seorang Sahabat: Sholeh Dharmawan.
Catatan: Video ini gabungan antara foto dan gambar hidup.


Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, hari ke-22

Senin, 28 April 2014


Hari ini Iwan memanjakan dirinya di kota Pahlawan, Surabaya. Ia ingin memulihkan staminanya kembali sebelum memulai untuk menuntaskan misi perjalanannya tahun ini.

Berikut sms hari ini yang saya terima dari Iwan:

"Gw diliput Jawa Post hari ini." (06:34)

"Pagi tadi gw baru nyuci pakaian. Jadi gw lari cuma nyari pom bensin untuk numpang jemur dan istirahat." (09:04)

"Video gw masuk rembang udah ada di youtube." (09:46)

"Iwan Sunter dihajar panasnya kota Rembang (Lari Jakarta Surabaya Jakarta 2014). Sori judule agak serem." (09:50)

"Itu tadi sms dari Sholeh Dharmawan, temen yang di Rembang." (09:52)

"Kata reporter Metro TV, udah ditayangin jam 9 pagi. Ah asem gw nggak liat. Gw lagi tidur di pom bensin. Sms mas reporter telat sih." (10:01)

"Hari ini gw rest. Nge-gembel aja. Tadi gw tidur di musholah pom bensin. Sekarang tidur di mesjid. Ntar malem gw mau nyari pom bensin. Yang gw puyeng giliran gw mau rest nggak ada matahari. Padahal pakai gw pada basah habis dicuci, termasuk sarung." (11:41)

"Deket terminal Purbaya arah Krian. Lagi jemur baju di masjid. Paling besok baru start lagi. Tadi pagi mau mulai lari tapi bagaimana lah wong kaos, celana, sarung basah habis dicuci. Tas gw kan jadi berat. Makanya mending gw jemur dulu sekalian leyeh-leyeh jadi gembel wkwkwkwk." (12:54)

"Sepatu Leage baru gw titipin ajudan gw, Demo, yang lagi nguli di Surabaya untuk di bawa ke nganjuk. Gw mau ngetes sepatu lama dulu." (12:57)

"Udah gw jajal sepatu Leage barunya. Agak nekan di bagian tengah. Gw pikir pasti bakal bikin kaki gw sakit. Makanya gw masih pake sepatu Leage yang lama dulu." (13:00)

"Jenis sepatu yang lagi gw pake nggak ada di counter. Gw dipilihin sama anak Indo Runner Surabaya, yang keluaran baru." (13:04)

"Gw di terminal Bungur Asih ketemuan sama Demo. Mau nitip barang yang nggak di bawa biar tas jadi enteng." (15:10)

"Udah di Surabaya keluarin "uneg-uneg": habis sikat mie ayam langsung sikat nasi padang hehehe. Tinggal nunggu kiriman gizi arah pulang :) " (15:56)

"Jalan ke arah Krian macet. Lari jadi nggak enak. Mending gw belok dulu ke pom bensin. Boker." (17:22)

"Makan murah, makan mahal ujung-ujungnya boker hehehehe" (17:24)

"Tak mlayu disik golek penginepan. Mripatku wis kriyip-kriyip ki." (19:03)

 Liputan Koran Jawa Pos (kiriman seorang sahabat saya, Agus Rianto)

"Hari ini niat gw pengen rest tapi karena gw baru nyuci pakaian jadi gw mesti jemur. Dab kalo pun lari nggak jauh. Sekarang gw ngantuk. Gw di pombensin yang ke arah Krian." (19:48)


Dikisahkan oleh Kuwat Slamet

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, Hari ke-22, FOTO EKSLUSIF

Senin, 28 April 2014


Berikut ini saya unduh foto-foto Iwan saat memasuki kota Surabaya dan selama berada di sana. Foto hasil kiriman seorang teman di sana, yaitu Sdr. Rizal Hakeem Maricar.
Selama memasuki kota Surabaya, Iwan di temani oleh rekan-rekan dari Indo Runner Surabaya dan di liput oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional: Metro TV.







Courtesy: Rizal Hakeem Maricar

Sunday, April 27, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, hari ke-21: TIBA DI SURABAYA...!

Minggu, 27 April 2014.......TIBA DI SURABAYA....!!!



Congrat! Siang ini Iwan berhasil memasuki kota Surabaya dalam kondisi sehat wal afiat. Ini berarti separuh misi perjalanan tahun ini telah terselesaikan! Jarak tempuh lebih dari 700km telah dilalap Iwan sebagaimana ia telah melalapnya berkali-kali dengan sepedanya (bersepeda) dan satu kali melalap dengan berjalan kaki!

Berikut ini sms yang saya terima hari ini:

"Gw di Gresik lagi sarapan ama temen." (07:55)

"Gw di telepon orang Metro TV katanya mau diliput pas mau masuk Surabaya." (09:14)

"Gw di Tugu Pahlawan habis di liput Metro TV." (12:21)

"Gw lagi di jamu makan ama anak Indo Runners Surabaya di restoran rek. Asem...gw keder makan di tempat ginian." (12:48)

"Gw lagi di Grand City ama temen Indo Runners Surabaya, mau ambil sepatu League." (15:19)


Dikisahkan oleh Kuwat Slamet

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, hari ke-21

Sabtu, 26 April 2014


"Gw di Blimbing Paciran, Lamongan. Kira-kira 1,5km dari Brondong. Sarapan pagi" (06:35)

"Gw udah di Tanjung Kodok." (07:51)

"Gw udah masuk Kabupaten Gresik." (10:38)

"Tadi gw beli minuman di Indomaret. Gw ketiduran rest di halamannya." (10:39)

"Tumben hari ini gw nggak katarak (kagak tahan berak-red). Tapi cuaca panas. Hari ini gw nggak mood lari. Surabaya 60km lagi. Kayaknya bisa masuk Surabaya minggu malam." (10:49)

"Jalur hari ini hutan Jati yang menanjak sampe samping atas bukit. Lumayan capek banget. Apalagi ditambah cuaca yang menyengat." (15:10)

"Jam 4 sore waktunya lari full musik. Trima kasih sebelumnya untuk Iwanfals, Slank, Toni q dan Momonon. Kuping gw loe temenin ama suaramu." (16:06)

"Minggu sore besok udah masuk Surabaya Pik. Gw udah di Sidayu Gresik." (16:54)

"Kadang ada aja orang dagang cuma pengennya nyari untung gede bukan nyari berkahnya. Masa tadi gw hampir di tembak: segelas es teh manis 5 ribu! Untung gw buru-buru tanya. Pas tau harganya ngaco gw langsung kabur aja sambil ngedumel. Lah dari Jakarta sampe sekarang rata-rata gw beli es teh 2 ribu. Paling mahal kena getok 3 ribu." (19:07)

"Gw mau ngantor dulu ya. Nyari kantor alias pom bensin yang lebih ke depan lagi biar besok jarak lebih pendek ke Surabaya nya..." (19:08)

"Angin malam membawaku pada keheningan. Hanya detak jantung dan nafas terengah yang terdengar. Aku jauh menghayal mimpin indah...tentang mimpi yang penuh senyuman." (20:09)

"Gw masih mau lari. Ya itung-itung malam mingguan." (20:19)

"Gresik 5 km lagi. Gw rest di pom bensin." (22:01)

"Baru selesai mandi dan sholat. Dengkul gw lemes hehehe kebanyakan lari. Surabaya 23km lagi. Tengah hari mungkin udah nyampe...!" (22:36)

Dikisahkan oleh Kuwat Slamet.

Friday, April 25, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, hari ke-20

Jumat, 25 April 2014


Hari ini cukup banyak sms yang saya terima dari Iwan. Mungkin ia sedang bete sehingga melampiaskannya dengan cara mengirimkan sms kepada saya ^^ atau....mungkin dia lagi dapet kiriman pulsa gratis sehingga leluasa menguras pulsanya tanpa menjadi beban pikiran hehehe...

PERINGATAN KERAS:
Membaca tulisan di bawah ini bisa menyebabkan sakit kepala karena bingung mencerna! Karena saya yang ngetik aja pusing dibuatnya....^^

"Setengah 6 habis subuh dan mandi gw langsung pamit sama pak Polisi yang jaga. Lari 1 km lebih untuk nyari sarapan dan segelas kopi." (06:02)

"Dari warung tempat gw sarapan sama ngopi ternyata batu kilometer tertulis: Tuban 27km lagi..." (06:17)

"Asem, dari Polsek cuma 2km kurang udah ada pombensin. Ah dasar udah capek, ternyata lari tadi malam bikin malas..." (06:26)

"Penyakit gw kalo pagi katarak: kagak tahan berak! Bangun pagi boker. Kena kopi boker lagi. Kena sarapan juga boker. Kayak burung kutilang gitu..." (07:21)

"Oh berarti setelah Bancar pombensin jaraknya jauh karena faktor adanya petambakan sepanjang jalan, soalnya setelah Tambakboyo jarak antar pombensin normal lagi per 3km...4km...atau 2km" (07:52)

(kalo nggak paham sama sms di atas, abaikan saja hehehe-red)

"Duh nikmat banget lari di areal hutan jati, teduh dan damai suasananya." (08:17)

"Gw di Jenu. Tuban masih 10km lagi." (09:23)

"Di istirahatku tadi, seorang gila melangkah di depanku dengan sedikit tersenyum. Dia mengambil batu lalu menulis di sebuah plesteran semen dengan kata slamet slamet slamet plus dengan tanda tangannya. Aku tidak tahu apa maksud tulisannya. Mungkin sebuah ekspresi hatinya saat itu. Yang ku tau aku salah satu pengagumnya. Orang gila bagiku adalah guru yang bijak untuk sebuah renovasi hati. Perlahan kudekati. Kuberikan sebatang cerutu cigarillos pemberian temanku di Rembang. Ya walau hanya sebatang cerutu tapi bagiku bisa secuil berbagi dengan orang gila adalah awal aku belajar tersenyum." (10:35)

"Lari panas-panasan bikin hausnya nggak ketulungan. Kena seplastik es kuku bima sueegerrr. Tuban 1km lagi. Gw mau ke masjid agung. Jumatan di sana." (11:05)

"Jari telunjuk kanan gw buka hansplas nya. Ternyata kukunya dah lepas..." (12:28)

"Gw bingung sama orang kita, naik bus gerombolan pergi ke makam-makam. Seneng banget syirik. Padahal dalam Islam udah jelas, saat orang meninggal udah selesai kecuali 3 perkara: amal sholat, amal kebaikan, dan doa anak sholeh." (13:59)

"Buset lari 2km aja panasnya dah bikin badan nggak nyaman. Liat kulkas warung gw jadi berhenti beli minuman gelas. Seger...! Sekalian aja gw ngudut bentar dengan teh cup dan kopi cup. Cari hayalan di bawah pohon rindang." (14:31)

"Tenang rasanya hari Jumat gini kalo dah ashar. Kalo hari biasa kan bisa di Jama'" (15:38)

"Kecamatan Palang, arah Brondong." (17:01)

"Edan!! Gila tumben gw lari kayak nggak punya jantung. Brondong yang gw pikir nggak ke kejar bisa juga gw ambil. Padahal gw lari ngelewatin bukit yang jalannya nanjak. Gw lari kayak nggak percaya, tanjakan kayak begitu banyak bisa gw hajar tanpa berhenti ngatur nafas. Apalagi jalannya gelap dan sepi yang nggak ada rumah penduduk. Cuma ladang ladang. Sekarang gw lagi rest bentar beli es. Tinggal maju dikit lagi mau nginep di pombensin atau polsek." (18:33)

"Gw udah nyampe pombensin" (19:29)

"Hari ini lari gw yang paling gila selama lari dari Jakarta. Coba bayangin jalur yang gw lewatin gelapnya minta ampun dan sepi. Cuma lampu kendaraan lewat yang jadi penerang. Untung nggak ada setan yang nyegat gw di tengah jalan minta tanda tangan atau foto bareng hehhehe..." (19:59)

"Dalam sholat gw cuma minta dimudahkan perjalanan lari ini karena gw tau gw lemah. Hanya Allah yang maha Kuat, yang menguasai anatomi tubuh ini." (20:40)

Dikisahkan oleh Kuwat Slamet

Thursday, April 24, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, hari ke-19

Kamis, 24 April 2014


"Gw dah lari dapet 7km. Barusan gw rest untuk ngopi dan boker. Sekarang siap untuk lari lagi: run for love..." (08:03)

"Posisi ogut, rest siang di masjid Roudlotus Sholicin Karang Lincak, Kragan. Cuaca panas masih menemani." (11:38)

"Gw lagi di border Jateng Jatim. Rest bentar ngambil gambar." (15:26)

Hanya selang beberapa menit setelah mengirim sms di atas, Iwan menelpon saya. Saat berbicara, nada suaranya tampak normal meski saya masih bisa merasakan ia sedang mengatur nafasnya. Iwan menjelaskan kondisinya saat ini. Dan saya pun lebih banyak bertanya hal-hal lain yang sedang tidak ia ceritakan.
Iwan menuturkan bahwa kedua telapak kakinya masih normal. Tidak melepuh sebagaimana saat ia berjalan kaki 3 tahun lalu. Saat itu, telapak kakinya melepuh lebar dan akhirnya mengelupas. Dengan kondisi seperti ia tetap mengayunkan langkahnya hingga luka itu mengering dengan sendirinya. Menurutnya, telapak kaki yang melepuh disebabkan sandal yang saat itu ia pakai kurang bagus. Tidak menapak pada seluruh telapak kaki. Tekanan hanya ada pada bagian depan dan belakang telapak kaki saja. Akibatnya bagian tengah telapak kurang mendapat tekanan yang malah berdampak pada munculnya air di balik kulit luarnya.
Sejak itu, Iwan hanya menggunakan sandal jepit 5 ribuan yang ternyata lebih nyaman untuk digunakan berjalan kaki hingga perjalanannya tuntas. (silakan lihat catper Iwan di tahun 2011-red)

Kondisi telapak kaki Iwan saat ini baik-baik saja. Bila pun ada yang melepuh, hanyalah di bagian jari kaki. Itupun tidak semua jari kaki. Hanya dengan dibalut hansaplas Iwan tetap masih bisa berlari dengan normal. Hal ini didukung oleh sepatunya yang agak longgar.
Bagian sepatu yang mulai rusak ada di bagian belakang. Saat berlari, menurut Iwan, beban pijakkan lebih berada di sebelah kiri saat kaki kiri memijak dan berada di sebelah kanan saat kaki kanan memijak. Akibatnya bagian kiri belakang sepatu kiri dan bagian kanan belakang sepatu kanan mulai menipis. Namun demikian, diperkirakan sepatu tersebut masih bisa digunakan hingga mencapai kota Surabaya,

Di akhir pembicaraan saya bertanya kira-kira berapa hari lagi mampu mencapai Surabaya? Setelah merenung dan memprediksi jarak, ia segera menjawab insya Alaah 4 hari lagi! Dan saya pun menutup pembicaraan dengan mengingatkan kembali agar ia lebih berhati-hati di perjalanannya.

"4 hari lagi masuk Surabaya. Berarti yang pernah gw lakukan, jalan kaki Jakarta Surabaya 19 hari dan lari 20 hari, jika tanpa rest 2 hari di Cirebon dan Semarang." (16:44)

"Edan daerah Bancar pombensin jauh banget. Gw rest dulu, makan mie. Ntar masih lanjut. Kalo nggak ada pombensin, nyari masjid atau polsek." (19:40)

"Gw sekarang nginep di Polsek Tambakboyo..." (21:09)

Dikisahkan oleh Kuwat Slamet

Wednesday, April 23, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, Foto Eksklusif dari Seorang Teman di Rembang

Berikut ini adalah foto-foto Iwan saat memasuki kota Rembang yang diambil oleh seorang sahabat Iwan yaitu Soleh Dharmawan.
 Makan Malam di Juwono






Istirahat Siang di Masjid Agung kota Rembang

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya PP, hari ke-18

Rabu, 23 April 2014


"Sepiring nasi sayur tahu plus dua krupuk dengan iringan segelas teh hangat manis menjadi bahasa pagiku, untuk tumbuh memulai hari ini." (06:33)

"Pombensin semalam gw nginep adalah pombensin yang sama sebagai tempat gw tidur saat gw jalan kaki tahun 2011. Suasananya masih sama nyaman dan damai." (06:42)

"Kayaknya gw ke Jakarta lari lagi. Barusan ada orang dari sepatu leage telpon gw. Katanya mau ngasih sponsor sepatu di Surabaya nanti. Jadi si Dwi lewat temennya kirim foto gw yang lagi pake sepatu leage." (07:51)
courtesy: Dwi Cahyo


"Tiap hari makan yang murah meriah. Tadi pagi aja cuma 6 ribu udah ama teh manis, dua krupuk dan dua kacang." (07:57)

"Kaliori. Walau sekarang udah ramai dan jalannya udah bagus tapi masih gersang dan panasnya masih sama. Saat lagi rest habis lari begini, keringat ngucur lebih deras..." (08:51)

"Setelah panas-panasan di jalur panas, setengah jam lalu gw nyampe Rembang. Sekarang lagi minum es ama Sholeh Darmawan temen yang tadi malam nemenin gw di Juwono." (12:08)

 "Dia emang tinggal di Rembang. Tadi malam dia sengaja ke Juwono ama anak istrinya untuk nemuin gw. Tadi malam dia pesan kalo masuk Rembang suruh kabari." (12:17)

gambaran perjalanan Iwan. Ia sudah berlari sejauh kurang lebih 588km hingga saat ini

"Gw dah di Lasem, kota kecil sekitar 12km di Timur kota Rembang." (17:05)

"Gw tadi dah di pombensin, 4km setelah Lasem. Diajak makan sama Mas Soleh Dharmawan." (19:19)



Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet

Tuesday, April 22, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, SPECIAL FOTO EKSKLUSIF FROM A FRIEND

Berikut ini kiriman foto Eksklusif dari seorang sahabat Dwi Cahyo, saat Iwan memasuki wilayah Kabupaten Demak:

















RUN IWAN RUN....!!!


Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, hari ke-17

Selasa, 22 April 2014


"Semalam tidur kurang puas karena gw tidur penuh waspada ngeliat di sekeliling banyak orang." (06:28)

"Pagi lari santai 3km cuma buat nyari masjid numpang boker." (07:13)

"Gw udah masuk wilayah Kudus. Berarti dari pombensin cuma sekitar 4km untuk masuk wilayah Kudus." (07:44)

"Asem! Barusan gw amprokan ama orang gila. Eh orang gila minggir nggak berani papasan ama gw." (07:48)
"Orang waras ama nggak waras sama aja kalo papasan ama gw: suka minggir. Asem bener. Dianggapnya gw demit kali." (07:50)

"Hari ini bener-bener males lari. Matahari tajam banget dari arah depan." (08:28)

"Kota-kota yang gw lewati ini termasuk Kudus familiar banget di mata ini. Terasa baru kemarin main ke sini." (09:52)

"Rasa malas kadang muncul. Gini hari lari baru dapet 12km. Maunya nongkrong aja ngopi. Minum es atau liat-liat suasana..." (10:07)

"Di sebuah mushola kecil ku lepas lelah siang tadi.  Tak di sangka gw nemuin sedikit makna dari seorang bapak tukang parkir. Perjalanan ini memang tempat untuk belajar." (14:55)

"Gw lagi di sebuah masjid kecil di pinggir jalan 7km arah Juwono. Biar kecil tapi indah, bersih, dan enak dipandang." (18:20)

"Gw lagi ngejar Juwono. Gw lari melawan arah biar aman." (18:35)

"Akhirnya setelah lari gelap-gelapan melawan arah, sampe juga di Juwono. Kayaknya tadi 9km bukan 7km karena ada batu kilometer yang dobel. Habis ini cari pangkalan untuk istirahat." (19:34)

"Ketika waktu menghampiriku lewat nyanyian jalan raya, kadang aku terkesima. Perlahan airmata hati mengalir." (20:16)

"Gw sekarang udah di pombensin. Nginep di sini." (21:43)

Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet


Monday, April 21, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, hari ke-13, 14, 15, dan 16

Senin, 21 April 2014


Kemarin Iwan menginformasikan bahwa ia tengah beristirahat di Undip Semarang.
Berikut resume perjalanan Iwan selama 3 hari kemarin.

Hari ke-13 (Jumat, 18 April 2014)

"Setelah mandi, boker, dan sarapan, gw pamit sama temen-temen Mapala Kanpas STIE Muhammadiyah Pekalongan. Sekarang lagi rest di depan alun-alun batang" (08:26)

"Ada sebuah hal yang indah bagiku saat aku berpetualang di tanah Jawa ini, (yaitu) tentang kesibukan perjuangan orang-orang pinggiran yang mencari nafkah dengan segala (daya) upayanya. Terlintas di benakku, titipan sebuah doa untuk mereka, (yaitu) keberkahan dalam melindungi anak istrinya (yang) mengalunkan nafkah kesehariannya. Potret ini kuhikmahkan dan kujadikan acuan jiwaku agar setelah kembali ke Jakarta nanti aku harus lebih jujur dan mencari nafkah yang lebih berkah untuk seorang George Leigh Mallory. Hidup adalah proses menuju mati, yang didalamnya ada kewajiban jujur dan mawas diri..." (09:02)

"Lepas Batang, manteb banget, lari naik turun di terik matahari. Bener-bener nguji ketahann....pelan tapi pasti gw terus ke depan walau lari dengan santai." (11:04)

"Gw habis Jumatan di masjid Sabilul Huda desa Clapar kecamatan Subah kabupaten Batang." (12:41)

"Setelah lari naik turun bikin nafas senen kamis, akhirnya gw udah ngelewatin Alas Roban. Sekarang rest di mesjid di Grinsing." (18:30)

"Turunsan Alas Roban bikin mur dengkul gw agak kendor. Mesti di kencengin ama mie ayam." (18:50)

"Gw nggak jadi tidur di masjid, penjaga nya over." (21:14)

"Gw jalan kaki kembali ke arah belakang sekitar 600 meter, mau tidur di pombensin. Itung-itung kangen jalan kaki." (22:00)


Hari ke-14 (Sabtu, 19 April 2014)

"Dua pisang goreng dan secangkir nescafe menyambut pagi untuk menuju Semarang." (06:17)

"Hari ini gw mau nginep di Semarang. Gw udah di pinggir kota Kendal." (08:55)

"Kemarin waktu lari naik turun di daerah Subah, ada hal yang asyik. Saat gw rest ngatur nafas, pas di bawah pohon rambutan, ada 6 butir rambutan yang rontok. Langsung aja gw sikat. Rambutan adalah buah yang paling gw suka. 6 butir aja udah seneng banget." (14:38)

"Hari ini badan gw terasa pegel-pegel dan capek. Siang tadi matahari panasnya bener-bener terik. Gw lagi rest di angkringan depan IAIN Walisongo. Simpang lima masih jauh. Kalo nggak kuat gw nyari pombensin aja untuk nginep. Besok baru lanjut." (18:21)

"Gw pelan-pelan lari santai...menuju Simpang Lima. Nikmatin malam minggu jalan raya Semarang." (19:38)

"Alhamdulillah akhirnya nyampe juga di Wapeala Undip." (22:17)

"Undip pules lah daripada pom bensin hehehe..." (22:45)


Hari ke-15 (Minggu, 20 April 2014)

"Gw rest sehari, dengkul kiri nyeri dikit..." (07:27)


Hari ke-16 (Senin, 21 April 2014)

"Setelah lari pemanasan karena sehari kemarin rest total, gw berhenti di sebuah masjid tempat di mana gw pernah rest juga sewaktu jalan kaki tahun 2011" (08:32)

"Waktu dari pekalongan, pagi gw udah boker 4x, sekarang lepas dari Semarang gw udah boker 3x. Perjalanan sekarang gw banyak boker hehehe. Makanya gini hari baru di gapura Kabupaten Demak." (09:26)

"Setelah lari 9km di terik matahari, gw berhenti di sebuah pabrik kayu minta air minum di pos satpam nya. Trus rest untuk menenangkan detak jantung di bawah pohon pinggir jalan." (10:37)

"Tahun 2005 gw lewat jalur Semarang ke arah Pati. Saat itu nggak karuan jalannya. Banyak lubang dan sempit. Naik sepeda agak ngeri saat itu. Sekarang mah jalan lebih bagus. Gw jadi inget perjalanan sepeda waktu itu." (14:39)

"Gw lagi ngatur nafas di pinggir jalan yang sepi antara Demak Kudus." (18:19)

"Gw habis rest sholat di sebuah masjid daerah Gajah. Kudus masih 10km." (20:00)


Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet

Thursday, April 17, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, hari ke-11 dan ke-12

Kamis, 17 April 2014


Kemarin saya tidak sempat meng-update perjalanan Iwan karena sebuah kesibukan yang sedang saya lakukan. Hari ini saya gabungkan saja informasi yang saya terima dari Iwan.

Hari Selasa malam kemarin Iwan menumpang nginap di sebuah pom bensin di kecamatan Margadana Kota Tegal.
Keesokkan harinya, ia kembali melanjutkan perjalanannya. Ini sms dari Iwan pagi itu, "Irama antara Tegal Pekalongan adalah irama jalan raya yang paling kusuka."
"Hari ini target gw cuma sampe Pemalang lewat.."

"Lepas dari pombensin gw berlari kecil. Sampe pinggir Tegal gw berhenti di pos polantas minta air dan numpang boker. Trus lanjut bentar cari kopi dan sarapan di sebuah warung pinggir jalan, di samping sebuah masjid berwarna-warni yang pernah diambil foto oeh Coni saat dia bersepeda Cisolok Jakarta Pekalongan."

Tengah hari kemudian, ia kembali mengirimkan sms, "Di pinggir jalan yang dekat pantai, angin semilir memanjakanku yang terdiam terduduk pada bangku bambu panjang di bawah pohon rindang. Letih dan keringatku sedang kulepas agar aku segar kembali. Tempat wisata Purwahamba Indah sudah kulewati. Aku duduk juga menenangkan detak jantungku sebelum aku berlari kembali di tengah terik mencari sebuah masjid untuk istirahat siang."

Dan menjelang malam, ia mengirimkan kabar bahwa ia menumpang nginap di pombensin, di luar kota Pemaang.

Pagi ini, Kamis, 17 April 2014, Iwan mengirimkan secuil sms, "gw udah di Comal. Biasa rest cari minum."
"Kembali bercucuran keringat mengalir setelah lari menatap mentari pagi."

Sekitar pukul 9 pagi, ia kembali mengirimkan sms, "ada tulisan ucapan semangat dari Kumpapala di gapuran Kabupaten Pekalongan: semangat, iwansunter, kami dari Kumpapala. Entah kapan dibuatnya, vandalisme dari kapur tulis yang akan hilang jika kena hujan."

Pukul 2 siang Iwan telah berada di kota Pekalongan. Perjalanan hari ini berakhir di kota ini. Iwan berharap dapat memulihkan tenaganya dengan berisitirahat cukup di Pekalongan.

Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet

Tuesday, April 15, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, Hari-10

Selasa, 15 April 2014


Pagi-pagi Iwan mengirimkan sms, "gw tadi malam nginep di tempat temen yang juragan es balok di desa Panggang kecamatan Losari. Teman ini salah satu yang mengikuti perjalanan petualangan-petualangan yang gw lakukan tiap tahun. Biasanya di desa ini gw nginep di rumah teman gw yang tukang sayur. Tapi karena tadi malam dia lagi aplusan dagang di Jakarta, jadi tadi malam gw nginep di rumah teman yang jadi tukang es ini. Sekarang gw mau start setelah ngobrol ngalor ngidul, ngopi, dan sarapan."

Sekitar satu jam kemudian ia kembali mengirim sms, "begitu rest, keringat pun mengalir deras setelah 1 jam berlari."

"Seorang laki tua dengan bersepatu butut membawa tas gendong melangkah di depanku. Aku nggak tau kemana tujuannya. Aku hanya jadi berpikir tentang perjalanan kaki gw 3 tahun yang lalu. Sebuah perjalanan yang banyak memberikan pelajaran hidup di jalan. Lelaku tua itu terus melangkah, masih terlihat dari pandanganku. Mungkin sebentar lagi tersusul lariku yang tengah bersiap. Siapapun dirimu dan apapun tujuanmu, bagiku kau juga petualang, Pak Tua. Yang lebih berseni daripada acara TV yang katanya petualangan tapi cuma dagelan jalan-jalan...."

DIkisahkan oleh Kuwat Slamet

Monday, April 14, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, Hari ke-09

Senin, 14 April 2014


Pagi ini Iwan kembali melanjutkan perjalanannya. Satu hari full istirahat di kota Cirebon kemarin telah membuat dirinya bugar kembali.
Setelah sarapan seadanya dan berpamitan dengan teman-temannya di Cirebon, ia segera mengayunkan langkah kakinya untuk kembali berlari.

Menjelang pukul 4 sore, Iwan mengirimkan kabar bila ia telah berada di desa Malakasari yang letaknya 5km sebelum Losari. Ia sengaja mampir ke desa ini karena ada seorang sahabat lamanya yang tinggal di sini, teman sesama pedagang di pasar bambu kuning Sunter.

Di desan tersebut Iwan keasyikan ngobrol dengan temannya. Gak terasa jam 8 malam ia baru kembali untuk berlari. Dalam gelap dan rintik gerimis Iwan berlari sejauh 5km, dari desa Malakasari menuju kecamatan Losari.
Setangah kemudian ia tiba di kecamatan Losari. Ia segera menuju pasar bawang menunggu seorang teman yang akan mengajaknya menginap di rumahnya....


Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet

Sunday, April 13, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, Hari ke-08

Minggu, 13 April 2014


Hari ini Iwan full beristirahat di Cirebon. Hal ini ia lakukan untuk memulihkan stamina dan juga untuk menormalkan alur pernafasannya. Rencana, esok ia akan memulai kembali perjalanannya.

Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet

Saturday, April 12, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, hari ke-07

12 April 2014


Pagi-pagi sekali Iwan telah memulai langkah larinya. Waktu belum menunjukkan pukul 7 pagi, ia telah memasuki wilayah Kabupaten Cirebon. Semalam ia menginap di sebuah masjid yang ada di pinggir jalan raya Indramayu - Cirebon. Ia menargetkan sore ini harus tiba di kota Cirebon.

"Gw baru aja ngelewatin bulakan (kanan kiri sawah) yang panjang. Lumayan lelah. Bentar lagi 3km nyampe rumah makan pringsewu Cirebon tempat kita makan sewaktu selesai memakamkan Agus (adik kami-red), " begitu isi sms Iwan pagi itu.

Menjelang pukul setengah delapan, ia kembali mengirimkan sebuah sms, "aku terkesima mengamati petarung-petarung sejati (pedagang asongan) yang semangat membara mencari pembeli menawarkan dagangannya yang dengan penuh harap hari ini ada rezeki bagus buatnya. Tak terbayang senyum manis anak istri di rumah menantinya pulang dengan duit yang berkah. Tatkala seorang laki-laki mencari rezeki dengan gigih aku yakin sang anak dan istri pasti berdoa untuk harapannya. Malory...bapak sayang Uwi....bapak akan terus bertarung untukmu..."

"Setiap gw petualangan gw sebelumnya udah bikin tabungan khusus untuk ninggalin Uwi..."

"Kalau sebelum tengah hari udah masuk Palimanan, gw mau paksain cepat ke Cirebon. Nggak pake istirahat siang selama 3 jam seperti biasanya."

Dan.... pukul 4 sore lewat akhirnya Iwanpun memasuki kota Cirebon dan menumpang beristirahat di kantor balai diklat....

Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet

Friday, April 11, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, hari ke-06

11 April 2014


Pagi ini tidak ada kabar dari Iwan. Ia baru mengirimkan kabar menjelang pukul setengah dua belas siang melalui sebuah pesan singkat, "gw di jalan arteri Lohbener arah Jatibarang. Istirahat di masjid setelah lari seperti kemarin di bawah terik matahari. Alhamdulillah ketemu masjid di jalan yang kayak toll ini."

Setelah itu, kembali tidak ada kabar dari Iwan. Mungkin ia sedang konsen dengan perjalanannya.
Bada' magrib barulah ia mengirimkan pesan singkat kembali, "gw stop pas azan magrib dan udah kedinginan. Gw istirahat di sebuah masjid yang biasa gw singgah siang kalau naik sepeda. Cirebon masih cukup jauh."

"Tiap sore hujan melulu, hawa jadinya dingin banget. Gw jadi males untuk lari lagi."

"Besok, walau sampenya malam, mau gw geber masuk diklat (kantor diklat, maksudnya) biar gw aman tidurnya".

Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet

Thursday, April 10, 2014

Petualangan 2014: Lari Jakarta Surabaya, hari ke-05

10 April 2014

Setelah sholah subuh di sebuah masjid tempat ia menumpang nginap tadi malam, Iwan memulai perjalanannya hari ini. Ia berlari kembali saat hari masih gelap untuk bisa mencapai kota Pamanukan. Dan sekitar satu jam kemudian ia tiba di kota tersebut.
Di sana ia mencari sebuah warung untuk mengisi perutnya...

Menjelang pukul 10, Iwan mengirimkan sms:
"Di antara lelah aku melepas lelah di masjid sukra....di sebelah sekolah madrasah, yang muridnya sedang beristirahat. Mataku tertuju pada sekelompok anak yang bermain benteng-bentengan. Murid laki-laki melawan murid perempuan. Usia mereka sekitar 2 tahun di atas Malory (anaknya Iwan-red). Mereka asik bermain dengan sesekali tertawa. Dalam lelah ini aku mengingat masa kecilku dulu. Aku juga sering bermain benteng-bentengan. Tak terasa aku serius memperhatikan permainan mereka. Ah, sungguh hiburan bagi lelahku pada sebuah madrasah ini. Intermezo pikiran yang asik..."

"Dan tatkala aku mengkhayal....aku serasa ingin kembali ke masa kecil dulu...."

"Tiba-tiba bel tanda istirahat selesai berbunyi. Permainanpun bubar. Permainan itu bukan perkara menang atau kalah tetapi senyum bahagia mereka adalah hiasan untuk hatiku di siang ini yang sedang lelah. Satu per satu mereka masuk kelas, menatap janji untuk bermain lagi esok..."

"Aku tak menyangka ada anak madrasah samping masjid Patrol di kala rest ini. Bermain di atas gundukan pasir sedang matahari masih terik. Sedangkan aku sekarang ini takut, mau lari saja enggan. Anak-anak kecil memang berada di masa bahagia. Duh aku jadi sangat kangen dan mencintai Malory."

Sekitar pukul 4 sore Iwan mengabarkan bahwa dirinya tengah berada di daerah Ereten. Ia beristirahat di depan rumah makan Pringsewu.

Dikisahkan kembali oleh Kuwat Slamet