Tuesday, November 29, 2011

Coretan Perjalananku JALAN KAKI JAKARTA - GUNUNG SEMERU - JAKARTA 2011 (Part 4, selesai)


Esok harinya saat aku melanjutkan perjalananku menuju tegal, kondisi cuaca sangatlahterik, bahkan saking panasnya, pada tengah hari waktu masuk dzuhur, dimesjidsebelum solat, aku mandi dan baju celana berikut celana dalam aku cuci, kuperaslalu kukenakan lagi untuk menghadapi cuaca panas di jalan. dalam kondisi cuacayang sangat terik pakaian yang kukenakan dalam keadaan basah dengan cepatmengering di badan. perjalanan jalan kaki saat itu sungguh adalah hari yangpaling terik yang kuhadapi selama perjalanan ini.
singkatnyaaku memasuki kota tegal jam 5 sore. tapi alangkah kagetnya begitu aku sedangmelangkah memasuki kota, kulihat orang gila yang kutemui di hari sebelumnya,sedang santai nongkrong di trotoar pinggir jalan tersenyum sambil menghisaprokok. dia juga tersenyum padaku. aku benar kaget dan kagum, orang gila yangsudah tua itu bisa berjalan puluhan kilo tanpa ada raut muka yang lelah. lalukuhampiri dan memberikan lagi sebatang rokok dan kunyalakan rokoknya denganmemberi api dari korek gas ku. aku sempat bertanya tentang perjalanannya daricirebon hingga tegal tapi dia hanya tersenyum.


Sungguh aku mendapat pelajaran yang sangat berharga darinya, bagaimana tidak, jujur akuyang masih muda ini dalam setiap langkah kadang terbesit rasa sombong danbangga karna sanggup berjalan ratusan kilo dengan semangat yang tinggi tanpamengenal menyerah. tapi dari raut wajah bapak itu, sedikitpun dia tidak merasasombong bahkan ramah dengan senyumnya. dan satu lagi yang ku bangga darinyaadalah bapak itu sanggup melangkah tanpa mengeluh dan sangat sabar denganlangkahnya yang pelan dalam menghadapi cuaca panas hari itu yang sangat panas,padahal aku merasa teriknya matahari adalah tantangan terberatku...sungguhbapak orang gila itu telah memberikupelajaran tentang arti sabar dan menjauhkan rasa sombong..dan juga pentingnyasenyum pada orang lain. dia bisa menghikmah panas matahari dan dingin malamtanpa mengeluh. mudah2an dosa2nya dapat diampuni dan amal ibadahnya diterimaoleh yang Maha Kuasa disaat dirinya masih normal sebelum menjadi gila..amin.
dansejak pertemuan itu, aku mengakui bahwa perjalanan jalan kakiku yang menempuhribuan kilo ini, orang gila yang kutemui dijalan adalah guru terhebatku..

Akukembali konsentrasi pada perjalananku kearah cirebon, bayangan pertemuan denganorang gila di perjalanan saat berangkat sebulan lebih yang lalu itu akutinggalkan. langkahku terus kuayun, aku tetap semangat dan melangkah dengansantai hingga aku tiba di balai diklat depkeu cirebon menjelang magrib. untukmenumpang istirahat disana. kantor bekas abangku kerja dahulu saat masihmenjadi staf biasa.
Dibalai diklat ini satpam dan cleaning servisnya sudah sangat akrab denganku, maklumtiap aku melakukan perjalanan melewati jalur pantura aku pasti mampir untukistirahat disini.
Akhirnyadi cirebon, kembali aku istirahat untuk santai dan memanjakan rasa malas,benar2 rest total..disini aku rest selama 3hari.
Selamadalam masa istirahat, aku sempatka main ke rumah puad temenku yang bekerjadisini sebagai cleaning servis. aku juga diajak main ke sebuah waduk untuksekedar menyegarkan otak .
Dibalai diklat cirebon ini, memang puad sangat akrab denganku, dialah yang selalumenemaniku bercanda dan bertukar pikiran tentang perjalanan yang selalu akulakukan. dia juga yang selalu setia membuatkan segelas kopi ato pergi kemanamana kalo aku butuh sesuatu..
Dicireboninilah setiap perjalananku selalu merasa nyaman dalam melepaskan lelah. darisemua titik istirahat dalam perjalanan pulau jawa, cirebon adalah titikistirahat paling indah dan ternyaman..

Dalampersinggahan arah pulang, aku sengaja mengistirahatkan diri selama 3 hari,karna aku mendengar kabar bahwa abang, ibuku dan keluarganya akan melakukanperjalanan ke madiun dengan mobil pribadi dan akan melewati cirebon..aku sudahmenghitung hari agar aku bisa bertemu ibuku di tengah perjalanan antara cireboncikampek. hal ini sudah aku utarakan ke abangku bahwa aku ingin bertemu ibusebelum aku tiba dijakarta. soalnya jujur saja, dalam perjalanan jalan kakiyang kulakukan sudah 2bulan aku tidak bertemu ibuku, apalagi setelah aku merasahatiku terharu saat aku membaca sebuah kisah tentang nabi Muhammad di musholaspbu prupuk tempo hari, yang menjadikan aku teringat akan mati dan merasabanyak sekali dosa yang kuperbuat terhadap ibu..dan ini yang menjadikan alsankenapa aku ingin bertemu ibu untuk mencium tangan dan pipinya sebelum aku tibasampe jakarta.
Setelahmerasa cukup beristirahat di cirebon, aku pamit pada puad, akupun melanjutkanperjalanan kembali kearah jakarta..
padahari ketiga setelah meninggalkan cirebon, akhirnya aku bisa bertemu denganibuku..lewat hp aku saling kontak dengan abangku untuk meberitahukan posisikami masing2, sehingga kami bisa memperkirakan di tempat mana kami akanbertemu.

Dikecamatan pusakanegara, kami bertemu, aku menunggu mereka didepan sebuah rumahmakan tempat persinggahan bus. aku seperti orang gila yang sedang menanti hariyang ga jelas. pakaianku memang kusuh dan kumel ditambah lagi handuk butut dantopi yang ada dikepalaku yang kupakai sebagai penangkal rasa panas sinarmatahari. makanya begitu bertemu, abangku langsung meledekku dengan ungkapanbahwa aku ga jauh beda dengan gembel atopun orang gila..aku ketawa saja, tapimemang kenyataannya aku memang sperti orang gila. bahkan ibuku begitu melihatkondisiku yang kumel membuatnya terharu.

Langsungaja aku cium tangan dan pipi ibuku, aku merasa lega, hasratku untuk bertemuibuku sebelum tiba dijakarta sudah kesampaian. lalu aku diajak abangku untukmakan siang bersama di rumah makan itu. juga sekalian untuk solat dan istirahatsantai..
Taklama pertemuan dengan ibu, abangku dan keluarganya karna mereka juga harus kembalimelakukan perjalanan kembali ke madiun. kamipun berpisah, saling mendoakanperjalanan kami masing2, sedang aku kembali mencium tangan dan pipi ibuku.. ibuhanya berpesan padaku bahwa walaupun perjalanana ke jakarta sudah dekat tapikewaspadaan tetap harus dijaga.
Akupunmemandang kepergian mereka hingga mobil yang dikendarai abangku tidak terlihatdari pandanganku. setelah itulah aku baru kembali melanjutkan perjlanan jalankaki ini.
Setelahpertemuan dengan ibuku, langkahku semakin ringan dan lebih segar bahkansemangatku lebih besar dari hari2 sebelumnya. dari pusakanegara aku terusberjalan hingga aku sampai di bekasi 2hari kemudian.
dibekasi ini aku sudah janjian dengan temanku deden, pendaki yang pernah bertemudan mendaki bareng saat ke semeru.

Saatmemasuki daerah lampu merah bulak kapal bekasi, aku di sms deden untukmenunggunya sejenak karna dia sedang menuju ke arahku. akupun duduk menunggu dipinggir jalan sambil melepas lelah dan memandangi orang yang lalu lalang. kuhubungi abangku yang merupakan monitoring perjalananku, kukabarkan kalau akusudah masuk bekasi namun ingin bermalam di rumah deden. abangku mengatakantetap hati2 walau jarak menuju rumah sudah dekat, dia juga mengucapkan selamatbahwa sebentar lagi aku akan menikmati suasana rumah lagi setelah meninggalkanselama 66 hari.
Taklama deden datang dengan senyum dan wajah yang baru, rupanya deden baru sajapotong rambut karna dia akan masuk kuliah. padahal waktu bertemu aku sebulanyang lalu di gunung semeru, rambutnya panjang sepertiku. deden menghampiriku,menjabat tanganku dan langsung memberikudua botol mizon, mungkin dia tahu kalau aku sedang lelah dan haus. lalu tanpaberlama lama, aku mengikuti deden melangkah untuk menuju rumahnya. aku memangberniat dan sudah janjian bahwa bila aku tiba di bekasi aku akan mampir ditempat deden untuk menginap semalam.
AKuterus mengikuti langkah deden melewati gang demi gang, tak lama aku diajakdeden untuk singgah sebentar di warteg untuk mengisi perut. sambil makan kamiberdua terus bercerita panjang lebar tentang pertemuan kami digunung dantentang perjalananku arah pulang ke jakarta setelah berpisah dengannya.
taklama kami makan karna kami haruys terus ke rumah deden yang ternyata masihjauh. rupanya deden mengambil potong jalan yang melewati gang2 yang rumit untukdi hapal. aku hanya bisa mengikuti langkahnya dari belakang dan selalu bertanyaterus apakah masih jauh dan masih lama. maklum kondisiku berharap lekas sampaidan ingin segera istirahat.
Setelahberjalan cukup jauh akhirnya tiba dekat rumah deden namun deden tidak mengajakke rumahnya melainkan menuju markas perkumpulan teman2nya yang tergabung dalamsebuah organisasi pecinta alam. di sekretariatnya itu juga ternyata merupakansebuah warnet. walau ga terlalu besar namun cukup nyaman untuk istirahat karnadilengkapi juga kamar mandi dan wc. akupun langsung dipersilahkan masuk dandiperkenalkan dengan semua teman2 deden.
secangkirkopi langsung disajikan kepadaku. sambil bersantai ngopi kami bercerita danngobrol ngalor ngidul..
malamitu aku menginap di sekre organisasi deden, aku bisa beristirahat dengannyaman. aku berterima kasih pada deden. dia adalah pendaki gunung yang ternyatasangat asyik dalam bergaul. jujur baru kali ini aku bertemu pendaki yang sangatmenghargaiku begitu tinggi, walau kenyataannya kami baru sebentar berkenalan.

Pagiaku sudah bangun dan langsung mandi dan solat subuh. lalu aku membangunkandeden yang masih tidur disamping teman2nya yang lain. dedenpun terbangunlangsung membasuh muka agar segar, dia langsung membuatkan aku segelas kopi danjuga teman2nya.
pagiyang cerah itu kembali kami ngobrol santai sambil menikmati segelas kopi. taklama aku juga disuguhi sarapan pagi. sungguh walau hanya menginap semalam namunpersinggahanku di markas organisasi deden ini sungguh berkesan.
Dedenjuga mengutarakan keinginannya untuk menemaniku berjalan kaki sampai perbatasanmasuk kota jakarta. dia akan mengajakku memotong jalan kampung yang akan tembuske jalan utama.
Setelahmenikmati segelas kopi dengan obrolan pagi dan juga sarapan pagi. aku dan dedenbersiap untuk berjalan menuju perbatasan kota jakarta. Lalu aku pamit danberterima kasih pada teman2 deden yang ada di sekre itu. akupun melangkahmengikuti langkah deden, sepanjang jalan kami bercerita santai sambil sesekalimengambil gambar dari kamera hp ku.
menyusurijalan kampung memang menjemukan, selain jalannya sempit dan banyak kendaraanyang berlalu lalang, aku juga malas dengan kondisi jalan yang becek setelahtadi subuh hujan gerimis. aku melangkah dengan langkah yang terpaksa, aku hanyaberpikir enaknya jalan di jalan utama yang lebar.
akuterus mengikuti langkah deden, aku hanya berusaha sabar berjalan melewati gangdemi gang. hingga akhirnya aku tiba di jalan utama.
Jalankampung yang kususuri ternyata tembus dijalan utama didaerah kranji tepatnyadijalan layang. akupun sempatkan istirahat sejenak sambil mengambil gambar.
setelahitu kembali kami melangkah ber iringan, deden didepan aku dibelakangnya. kamiberjalan ditrotoar kana jalan, mencari tepi jalan yang teduh yang tidak terkenasinar matahari.
Akhirnyakami tiba di batas kota jakarta, sejenak aku bergaya di bawah patung elang yangmenjadi ciri khas kota jakarta. ditengah jalan kubentangkan baner perjalananjalan kakiku. puas rasanya aku berhasil malakukan perjalanan ini. aku banggabisa foto di batas kota jakarta. aku ga peduli berapa banyak pengendara yangmelihat tingkahku. aku hanya berpikir perjalanan yang kulakukan adalahperjalanana sulit dan belum tentu orang lain bisa melakukannya.
Laludeden mengajakku ke warung pinggir jalan untuk membeli minuman dan beberapapotong roti dan beristirahat sebelum kami berpisah.
kunikmatisegelas kopi susu abc dan sepotong roti sambil ngobrol kecil. dalam hati akuberterima kasih banyak pada deden yang sangat peduli dengan pertemuan ini.sangat berkesan bisa berkenalan dengan sosok seperti deden.

Taklama deden pamit untuk kembali pulang setelah sebuah angkot yang akanditumpangi datang. kujabat erat dan kupeluk deden, ku ucapkan terima kasihbanyak. kamipun berpisah, aku kembali melanjutkan perjalanan menuju sunteruntuk pulang ke rumah

Kembaliaku melangkah, kususuri jalan utama melewati pulo gadung, kelapa gading danmemasuki wilayah sunter agung..
sebelummengarah ke rumah, aku sempatkan mampir ke markas avtech untuk melaporkankedatanganku. aku merasa bertanggung dengan perjalananku yang telah di suportoleh peralatan pendakian merk avtech itu. bahkan avtech membuatkan kaos danbaner yang bertema perjalanan jalan kakiku itu.

Akupundiambil foto oleh karyawan avtech untuk dokumentasi avtech, aku juga menjumpaiyudi kurniawan, temanku yang juga pemilik avtech. aku mengucapkan terima kasihbanyak atas suport yang telah diberikan avtech terhadap perjalananku dan jugasetiap perjalanan2 ku.
Avtechadalah merk peralatan alam bebas yang selalu setia mendukung setiapperjalananku, bagiku avtech adalah bagian dari setiap petualanganku.
danaku selalu berusaha loyal dengan avtech, juga berusaha mempromosikan avtechpada setiap pecinta alam yang aku jumpai dalam setriap perjalanan2ku.
dimarkas avtech ini juga aku beristirahat sejenak, menumpang mandi, solat danmakan siang.
Kuceritakan secara singkat pada yudi tentang perjalananku yang memakan waktu 66hari itu dengan segala rintangannya. aku juga mengutarakan niatku berpetualanguntuk perjalananku berikutnya.
intinyayudi dengan avtechnya sangat mendukung setiap aku berpetualang..terima kasihbanyak yud, bagiku avtech segalanya..semoga avtech tetap jaya dan maju kedepannya, amin....
Akupunpamit pulang menuju rumahku..
Tibadirumah hari sudah sore, karna ibuku masih di madiun, aku hanya disambut kakakperempuanku dan anak2nya.aku langsung masuk kamar, melepas rindu pada kamartercintaku yang telah kutinggalkan cukup lama.

Akhirnyaperjalanan 2011 jalan kaki jakarta gunung semeru pulang pergi, telah selesaiaku jalani dengan sangat baik tanpa rintangan yang berarti. terima kasih banyakya Allah, Engkau sudah melindungiku selama perjalanan jauh itu. aku memanghanyalah sesosok manusia kecil yang tak bertenaga, hanya kekuatan pemberianMUlah yang menjadikan aku bisa melakukan perjalanan ini dengan baik.
Akusadar bahwa semua anatomi tubuhku Kau ciptakan dengan sempurna dan hanyaEngkaulah yang Maha Segalanya..
Kedepannyaaku akan terus bersyukur akan semua pemberianMU.....

Iwanthanks to :
-Allah yang Maha Besar tak ada tandingannya
-Muhammad manusia paling mulia, junjungan kami
-ibuku tercinta
-Almarhum Bapak tercinta
-Almarhum adikku tercinta
-George Leigh Mallory anakku tercinta
-Kuwat Slamet abangku
-Toto adikku
-kedua kakak perempuanku
-Yudi kurniawan
-Pak Doni Saleh, lurah sunter agung
-Pak Hariadi, wakil camat koja
-Deden dan agun bekasi
-Stapala
-Rais cikampek
-Puad cleaning servis kantor diklat depkeu cirebon
-Tina palembang
-Beti timun losari
-Ajun losari
-Ganda losari
-Bara pati
-Gopar surabaya
-Hardi sidoarjo
-Botak solo
-Orang gila yang kutemui dijalan
-Kaki, mata, kepala, pundak dan seluruh anggota badanku
-Jalan raya dan hiruk pikuknya
-Sawah dan pemandangan sepanjang jalan
-Suasana prupuk - ketanggungan
-Gunung semeru
-Spbu yang selalu kusinggahi untuk bermalam
-Mesjid yang kusinggahi untuk solat
-Sinar matahari dan hujan
-semua yang lupa dan tak bisa ku ucap satu satu
-Cinta yang kudapat dalam perjalanan

(TAMAT)

Coretan Perjalananku JALAN KAKI JAKARTA - GUNUNG SEMERU - JAKARTA 2011 (Part 3)


Perjalanan dari nganjuk aku melewati jalur yang sudah kurancang dari jakarta sebelum aku berangkat. aku melewati kota madiun, ngawi, solo, klaten, jogya, purworejo, kebumen dan seterusnya ke arah barat sampai kecamatan wangon yang sudah mendekati perbatasan jawa tengah dan jawa timur.
Namun sebelumnya di madiun, aku sempatkan mampir dan singgah dimakam almarhum bapakku tercinta, disini aku selalu membersihkan makamnya saat aku datang dan mengirimkan doa untuknya agar bapakku tenang dan damai di alam kuburnya.
Aku sudah berkomitmen bahwa setiap perjalanan petualanganku  jika melewati jawatimur, aku mewajibkan diri untuk menengok makam bapak. karna kematiannya sangat memukul jiwa dan kehidupanku. masih jelas dalam ingatanku saat aku mendapat kabar kematian bapakku, aku sedang berada di ujung timur pulau flores dalam perjalanan bersepeda seorang diri tahun 2006. saat itu aku benar2 sedih dan menangis sejadi2nya dan tak menyangka kalo bapakku secepat itu pergi meningglkanku, apalagi dalam keberadaanku yang jauh dari rumah.
Bapakku adalah yang menjadi idola dalam hidupku, bagaimana tidak, bapakku adalah orang yang sangat jujur dan berpola hidup sederhana. maka ga heran kalo kematian bapak sangat membuatku sedih. kematiannya membuat semua saudaraku dan ibu mengalami duka yang sangat dalam. kecintaan kami pada bapak memang sama. bapak adalah panutan dan idola dalam keluarga kami. jasad bapak lalu dimakamkan ditanah kelahiran di madiun disebuah desa kecil yang masih lumayan asri untuk dinikmati..
Dan saat pemakamannya aku masih sempat diberi takdir bisa menghadirinya walau sepeda yang kugunakan berpetualang saat itu harus rela dijual untuk menambah ongkos perjalanan dari maumere ke madiun.
Setelah selesai membersihkan makam dan mengirim doa untuk bapak, aku lalu melanjutkan perjalanan kembali.

Ketika aku sudah mencapai kecamatan wangon, langkahku kualihkan kearah utara, kearah ajibarang dan akan melewati bumiayu prupuk dan kembali ke jalur pantura. rencana semula yang akan melewati ciamis bandung dan bogor, melalui jalur selatan aku batalkan dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran. aku merasa saat itu aku sedang tidak mood melewati daerah itu, selain aku tidak mempunyai titik nyaman dijalur itu, aku juga malas dengan jalur yang menanjak dan agak dingin. sedang jalur kembali kearah pantura, aku berpikir kalo aku bisa istirahat didua tempat yaitu losari dan cirebon karna didua titik itu aku bisa rest sepuasnya ditempat teman2ku.
Apalagi melewati kearah jalan ini, aku mempunyai jalur favorit yaitu antara prupuk - ketanggungan, sebuah jalur yang selalu membuatku nyaman. aku selalu merindukan jalan ini, sebuah jalur perenungan yang membuatku damai.

Tatkala aku melangkah di suatu pagi setelah bermalam di sebuah spbu ajibarang, aku melewati jalan yang dipinggirnya mengalir sungai yang lumayan besar. tanpa ragu aku turun ke sungai untuk mandi pagi, subhanallah sungguh terasa nikmat rasanya, tak terbayangkan hal yg terindah selama perjalanan jalan kaki ini, aku merasa baru kali ini aku bisa mandi dalam keadaan yang sangat alami dan menjiwai kebebasan. aku menikmati segarnya air sungai, indahnya bebatuan dan asrinya pepohonan pinggir sungai. rasanya aku ingin berlama lama mandi di sungai itu, menit tiap menit, aku benar2 merasakan kenyamananya. aku teduh dan juga menghikmah pagi yang indah itu.
sebuah rasa syukur kutemukan dipinggiran jalan di sebuah sungai.

Segar sudah kurasa, aku melanjutkan kembali langkahku menuju prupuk, diprupuk aku bermalam kembali pada sebuah spbu dan tidur di mushola nya. spbu  prupuk ini adalah yang ketiga aku biasa menumpang bermalam setiap aku melewati jalur ini. spbu ini sangat nyaman, aman dan strategis. dan ditempat ini untuk kali pertama aku mendapat haru yang biru menangis deras karna membaca sebuah tulisan sebuah kertas yang di tempel dinding mushola. yaitu sebuah kisah menjelang akhir hidup Rasulluloh, disitu dijelaskan sejarah menceritakan saat menjelang kematiannya, Rasul sempat merasakan sakit yang sangat saat malaikat izroil mengambil roh nya. Rasul sempat berujar karna rasa sakit yang sangat, ingin menannggung beban umatnya jika sedang dalam sakratul maut, dan beliau sempat berujar : umatku umatku umatku sampai tiga kali, yang menandakan beliau sangat cinta dengan umatnya.
sebuah pelajaran yang kudapat dari sejarah Rosul, yang membuatku terharu dan menangis hebat. aku ga bisa membayangkan, bagaimana tidak, seorang Rosullulloh manusia yang paling mulia saja masih merasakan sakit disaat sakratul mautnya. apalagi aku yang cuma manusia biasa, yang dalam hidupku selalu berbuat dosa besar. aku juga ga bisa membayangkan rasa sayang Rosul yang sangat besar pada umatnya tanpa melihat dirinya sendiri  akupun tanpa sadar menangis hebat bahkan mataku sampai sembab, aku jadi teringat dosaku pada ibu dan almarhum bapakku selama ini. aku benar2 merasa salah dan banyak dosa yang telah kuperbuat. aku cuma berpikir kelak aku ingin menjadi orang yang bertobat dan ingin menjadi muslim yang taat pada islam, pada ajaran agamaku tercinta ini.
aku ingin dalam kematianku kelak dalam keadaan husnul khotimah, sebuah kematian yang penghujung ajal dalam keadaan baik..
Lama aku menangis, lama pula airmataku mengalir deras, bahkan menjelang tidurpun aku selalu membayangkan saat kematian Rosul, kecintaan Rosul pada umatnya dan teringat akan banyaknya dosaku. walau agak susah karna bayangan ini, akhirnya aku bisa tertidur juga juga menghabiskan malam.

Esoknya setelah solat subuh, aku melanjutkan perjalanan kembali, aku melangkah meninggalkan spbu prupuk ini dalam keadaan masih gelap. matahari belum terbit dan udara masih terasa dingin. aku terus melangkah memulai jalur yang kuanggap favorit di pulau jawa, antara prupuk ketanggungan.
sebuah jalan yang sepi, yang melewati pinggiran kali, ladang dan sawah penduduk. aku juga bisa melihat potret kehidupan pagi penduduk setempat, pergi bekerja ke ladang dan sawahnya masing2.
saat matahari mulai terbit aku bisa merasakan detik tiap detik mulai menghangatnya hari dengan indah, dengan suasana yang tak terlukis dengan kata2. aku bisa menikmati matahari terbit di sebuah suasana yang sepi.
aku terus melangkah dengan sangat menghikmah jalur ini, aku sangat senang dengan suasana jalur ini. aku juga menikmati saat aku turun ke kali untuk membuang hajat, aku bisa merasakan hal seperti ini, yang dilakukan rutin orang desa di pagi hari. paling ga hari ini aku bisa menjadi bagian dari kehidupan penduduk desa.
selesai buang hajat, aku kembali melangkahkan kaki meyusuri sisa jalan menuju ketanggungan. aku tetap terus menikmati jalan ini, jalur favorit ini..

Dijalan ini pula aku kembali menangis, aku berjalan dalam keadaan menangis, kututup wajahku dengan sebuah kain agar aku tak terlihat menangis. aku teringat kembali kisah diakhir hidup nabi Muhammad itu. bayanganku selalu mengalir, aku selalu teringat akan segala dosa2ku, aku gatau berapa besar dosa besarku selama dalam hidupku ini. aku juga teringat akan ibu dan almarhum bapakku.
aku berjalan dengan langkah yang sedih, sungguh sebuah perjalanan antara purupuk ketanggungan, yang menjadikanku sbuah pelajaran yang berharga. mudah2an kedepannya aku bisa lebih baik lagi dalam menghadapi hidup ini. aku harus bisa lebih belajar dari pengalaman perjalana jalan kaki ini.amin..

Tiba di ketanggungan hari sudah melewati siang, aku terus melangkahkan kakiku. aku berusaha menggapai kecamatan losari hari ini. aku ingin bermalam dirumah temanku, agar aku bisa melepas lelah dengan santai dan nyaman. dalam langkahku yang lelah hari ini, aku mencoba terus berusaha, mencapai losari.
akhirnya aku bisa mencapai losari dan tiba di rumah temanku sekitar jam 8 malam kurang. sungguh perjalanan yang kurasa cukup jauh dan cukup melelahkan langkahku ini.
Temanku, ganda seorang pedagang cabe dipasar bambu kuning dekat tempatku tinggal, menerimaku dengan senang hati, dia memang aku kontak via hp sehari sebelumnya. kebetulan dia sedang off dagang, karna giliran dengan temannya. ganda berdagang dengan sistem bergantian atau aplusan. saat ini dia sedang mendapat off, sedang teman aplusnya mendapat jatah waktu berdagang. ganda maupun temannya itu, akan ke jakarta disaat aplus dagang sudah waktunya. biasanya mereka saling bergantian aplus selama 2minggu masa dagang.

Masuk rumah, aku langsung merebahkan diri di lantai menghilangkan perasaan penat dan lelah. sedang ganda menyediakan es teh dan makanan kecil. sambil melepas lelah, ganda banyak bertanya tentang perjalananku ini, aku hanya bisa bercerita seadanya karna kondisiku emang sedang lelah. namun sebisa mungkin aku bercerita dengan serius agar dia bisa puas mendengar cerita perjalananku. aku juga mempersilahkan dia melihat foto2 yang aku punya yang aku abadikan dalam hp ku..
Kunikmati segelas es teh dan makanan kecil dimeja dengan santai namun penuh nafsu..maklum perjalanan jalan kaki selalu menghasilkan perasaan haus dan lapar. makanya sajian yg disediakan ganda aku habisi dgn perlahan tapi pasti.
Setelah itu aku mandi, solat dan istirahat. aku tidur dilantai beralas karpet di depan tv. aku memilih dilantai walau ganda menyuruhku tidur di kamar. bagiku tidur dimanapun gada masalah selama suasananya nyaman. akupun bisa menghabiskan malam dgn lelap..
Esok paginya aku terbangun dengan tubuh terasa segar, sedang ganda sudah menyediakan sarapan pagi dan teh hangat. mulanya aku berencana untuk langsung melanjutkan perjalanan kembali tapi karna suasana rumah temanku ini begitu nyaman, aku akhirnya menambah satu hari lagi istirahat disini.
Seharian aku hanya menonton tv dan tidur saja. gada aktivitas yang berarti.
Aku berterima kasih banyak pada ganda, aku ga bisa melupakan kebaikannya sudah bersedia memberiku tempat beristirahat. Dan saat kupamit untuk melanjutkan perjalanan kembali esok harinya, kugenggam erat tangannya, aku benar2 merasa berutang budi padanya.
aku juga tak lupa akan persinggahanku 2 tahun yang lalu dirumahnya saat aku pulang dari bali setelah melakukan perjalanan bersepeda keliling sulawesi. aku benar sangat berterima kasih padanya.

Kutinggalkan rumahnya dengan langkah penuh semangat menuju cirebon, aku hanya berpikir kelak beberapa hari nanti saat aku sudah tiba dijakrta dan dia sudah aplus dagang, aku bisa ngobrol lagi dan berterima kasih lagi padanya.

kulangkahkan kakiku menyusuri jalan raya losari menuju cirebon, hari mulai panas walau pagi baru menunjukkan jam 8 pagi. sinar matahari sudah tajam menghujam ke kulitku. namun aku tetap ga peduli, aku terus melangkah. aku hanya mencoba  mengingat jalur ini, hampir dua bulan yang lalu, saat aku memulai perjalanan berangkat.
jalan ini pernah kulalui dalam perjalanan berangkat dengan semangat yang masih tinggi. kini kulalui kembali dengan perasaan santai. setiap langkah yang kugerakkan, aku berusaha mengingat jengkal tiap jengkal jalur ini, aku juga mengingat kejadian dan pelajaran dari orang gila yg kutemui diantara cirebon losari ini.

masih ingat dalam bayanganku saat aku melangkah dari cirebon ke losari, aku bertemu seorang lelaki gila yg berumur sekitar setengah abad lebih. didepanku melangkah seorang gila yang berjalan pelan sambil memunguti beberapa puntung rokok untuk dijadikan stok dan dihisap. dengan spontan kuberi dia 2 batang rokok dan juga kunyalakan dengan korek apiku. sesaat aku memberi rokok, kutinggalkan dia dan terus berjalan. sampai aku istirahat di pinggir jalan untuk istirahat sejenak setelah berjalan lumayan jauh. tak lama tanpa disangka, bapak itu sudah sampai didekatku sambil melangkah santai. aku kaget ga menyangka, langkahnya yang pelan tapi sudah bisa ada didepanku padahal perasaan, aku baru rest sejenak. dan aku juga sangat yakin bahwa jarak aku melangkah dgn bapak itu cukuplah jauh, sekitr 2-3kilo.akupun bangkit dari duduk dan melanjutkan perjalanan dengan menyalip orang gila itu. dengan senyum aku menegur bapak itu..
setelah jauh aku melangkah, kembali aku istirahat dipinggir jalan untuk merenggangkan  dan melemaskan otot kaki sambil menghisap rokok. tanpa diduga kembali orang gila itu tahu2 sudah sampai didekatku. kejadian seperti ini sampai tiga kali. hingga pertemuan ke empat, aku menyalip dan tiba di losari untuk menginap dirumah temanku. aku ga berpikir lagi tentang orang gila itu. aku hanya berpikir mungkin tujuannya hanyalah dari cirebon ke losari. dan kini mungkin sudah tidur dipinggir jalan karna lelah.
jarak segitupun bagiku adalah jarak yang lumayan jauh dan aku sangat kagum dengan langkahnya, seorang gila mampu melangkah dengan santai tapi bisa mengimbangi langkahku, orang yang normal dan masih muda. malam itu aku tertidur pulas dirumah temanku, tanpa memikirkan pertemuan dengan oranggila itu.
(bersambung...)

Coretan Perjalananku JALAN KAKI JAKARTA - GUNUNG SEMERU - JAKARTA 2011 (Part 2)

Setelah semuanya siap, jam 4 pagi kami mulai keluar tenda dan memulai pendakian di pagi yang gelap itu dengan masing2 membawa senter..tak lupa sejenak kami berdoa memohon pada NYA agar perjalanan ke puncak tidak terganggu dengan segala aral.
Akhirnya kami memulai pendakian, seperti semula deden berjalan paling depan, agun di tengah sedang aku di belakang. pendakian di pagi yang dingin itu, dengan kondisi mata masih setengah mengantuk memang membuat langkah agak lambat dan malas. kami berjalan sedikit hati2 karna gelap dan medan yang kanan kirinya mepunyai cerukan yang lumayan kalo kita jatuh ke dalamnya.
tak lama hanya untuk meninggalkan kawasan arcopodo yang dikelilingi hutan cemara, didepan kami sudah terhampar medan yang terbuka, gundul dan berpasir. kami pun mulai merasakan hawa dingin dari terpaan angin yang berhembus. langkah kami mulai melambat karna yang kami pijak adalah tanah kerikil berpasir yang jika dipijak langkah kita bisa mundur kembali. disini kami melangkah dengan seringkali istirahat untuk mengatur nafas yang terengah.
Deden yang semula berjalan didepan dengan semangat, terlihat mulai lelah menahan dingin dan kantuk. sedang deden masih mencoba bertahan walau terlihat melambat. aku sendiri masih bisa menikmati pendakian itu dengan santai. maaf bukannya aku sombong, pendakian menuju puncak semeru dari arcopodo memang hal yang tersulit dari pendakian semeru ini. tapi kebiasaanku yang telah mendaki beberapa gunung dengan membawa sepeda sampai puncaknya menjadikan pendakian seperti ini hanyalah pendakian yang kurasa sangat mudah.
masih ingat dalam bayanganku tahun2008 saat aku mendaki gunung semeru ini dengan membawa sepeda. aku mengalami kesulitan yang sangat amat hingga membuat pendakianku sangat lambat, untuk mencapai puncak semeru dari arcopodo itu aku sampai membutuhkan waktu 7 jam. bayangkan, padahal normalnya 4 jam walau aku pribadi bisa mendaki cepat kurang dari 2jam untuk menuju puncak kalo tidak membawa sepeda.
karna itulah aku mendaki dengan sangat santai, aku hanya mencoba mengimbangi kedua teman baruku itu. aku gamau berbuat ego yang hanya memikirkan diri sendiri. akupun selalu berusaha melangkah dan berhenti dengan maksud menunggu deden dan agun.
tapi menjelang hari sudah terlihat terang, karna matahari sudah mulai terbit, aku mulai melangkah dengan cepat, aku pamit pada deden dan agun untuk lebih dahulu ke atas. kulihat deden sudah mulai lelah sedang agun masih terlihat semangat.
aku sengaja melangkah dengan cepat meninggalkan keduanya dengan maksud agar mereka menjadi semangat dan tidak malas melangkah hanya karna lelah yang mendera. memang begitulah kalo melewati areal berpasir ini, semangat kadang malas dan juga karna sulitnya pijakan yang selalu mundur kembali.

akhirnya akupun mendaki dengan cepat, deden dan agun aku tinggal, aku berpikir ingin selekas mungkin mendaki sampai puncak dan melaksanakan solat subuh karna ga mungkin untuk solat subuh dijalur pendakian yang mempunyai kemiringan yang terjal itu.
Tanpa halangan yang berarti aku sampai puncak jam 6 lebih, artinya aku mendaki selama 2jam lebih dari arcopodo sana. akupun langsung tayamum dan solat subuh di waktu yang sudah tertinggal itu. solat subuh yang sepertinya ga layak dilakukan karna sudah terang. tapi prinsipku, biarlah toh Allah lebih mengerti tentang keadaan ini

setelah solat aku langsung mengambil gambar dari kamera hp ku. Tak lupa aku disini sejenak merenung kembali tentang perjalananku yang kumulai dari jakarta dengan berjalan kaki. aku sangat bersyukur dan berterima kasih pada Allah yang telah memberi keselamatan selama perjalanan ini.
Aku merasa perjalananku kali ini benar2 di lindungi Allah penguasa jagat raya ini, bagaiman tidak, aku yang hanya sosok lelaki lemah dan ga bertenaga bisa berjalan ratusan kilometer sampai ke puncak semeru. tanpa bantuanNYA aku bukanlah apa2, aku hanyalah secuil debu yang ga bermutu yang menatap hidup tanpa arah..terima kasih ya Allah Engkau sudah melindungiku sanpai puncak semeru ini. kelak ijinkanlah aku bertobat untuk bicara jujur hati untuk mengenalMU lebih dekat.
amin..
Lalu aku berjalan menuju arah turun untuk melihat keadaan dan posisi deden dan agun. di pinggir puncak, aku melihat agun yang sudah dekat sedang deden belum kelihatan. aku pun berteriak memberi semangat pada agun kalo puncak sudah dekat. agunpun bergegas menambah cepat langkahnya, tak lama dia sudah ada didepanku lalu kuajak ke titik trianggulasi untuk mengambil gambar dari hp untuk dokumentasi kami masing2. aku juga kembali mengambil gambar dgn bantuan agun, soalnya mengambil gambar dgn sendiri tidak mendapatkan gambar yang bagus dan tentunya kedakatan hasil fotonya.
Setelah puas mengambil gambar aku mengajak agun ke bibir puncak untuk melihat posisi deden dibawah sana. kulihat deden terengah namun masih sangat bersemangat, kami pun berteriak memberi semangat dan menunggunya.
akhirnya deden sampai puncak, agun menemani deden menuju trianggulasi sedang aku menuggu di bibir puncak. tak menunggu lama akhirnya deden dan agun sudah mendekati aku dan kami pun langsung bergegas turun menuju tenda di arcopodo.
Menuruni kawasan medan tanah kerikil dan berpasir lebih mudah daripada mendaki, makanya langkah kami seperti berlari ato bermain ski, kami melesat dengan cepat sekali tanpa halangan yang berarti hingga kami tiba kembali di tenda.
Tanpa banyak bersantai kami langsung membongkar tenda dan mulai bersiap membereskan peralatan kami yang berantakan.tak lupa merapikan sampah yang sdh kami bawa dengan membakarnya agar sampah tak menumpuk menjadi banyak di gunung. kami pun membakarnya dengan hati2 agar tidak menjadi api yang besar dan membahayakan hutan cemara itu.
setelah selesai berberes, kami mematikan api yang membakar sampah, lalu bergegas turun meninggalkan arcopodo dengan langkah santai dan penuh hati2 agar kami tidak terpeleset jatuh.
perjalanan turun kami tetap dalam posisi yang sama, deden di depan agun di tengah dan aku di belakang. kami berjalan beriringan dengan penuh semangat dan kepuasan yang tak terkira karna sudah berhasil muncak tanpa halangan. kadang kami berhenti sejenak dibawah pohon yang teduh sambil merokok dan minum untuk membasahi tenggorokan.
Perjalanan turun, kami melangkah lebih konstan daripada mendaki, artinya kami berhenti lebih sedikit dibandingkan saat mendaki karna itulah kami lebih merasa cepat sampai kembali di ranu kumbolo. dan di ranu kumbolo pun kami tidak istirahat tapi langsung terus turun dan bergegas secepat mungkin untuk sampai di pos pendakian ranupane. hanya sesekali kami berhenti untuk mengambil gambar di tengah perjalanan turun.

Akhirnya dengan tanpa halangan kami tiba kembali di ranupane sore hari, kami langsung menuju warung membeli nasi untuk makan.
disini kami sambil makan kita bersantai melepas lelah dengan nikmatnya, sebuah perasaan yang melegakan setelah lelah mendaki semeru dengan segala lelahnya.
diwarung makan ini juga aku bertemu dengan pendaki yang akan mendaki esok hari dari stapala ( STAN ) yang berjumlah cukup banyak, sebuah organisasi pecinta alam dari sekolah tinggi akuntansi negara. perlu diketahui bahwa, perjalanan jalan kakiku dari jakarta ke semeru ini mendapat dukungan dari alumni stapala yang kebetulan salah satu anggotanya kenal baik dengan abangku.
Anggota alumni stapala yang sudah mapan dalam pekerjaan, dua kali membantuku dengan memberikan bantuan dana di kota semarang dan surabaya. aku juga baru tahu kalo perjalananku mendapat dukungan semangat dari stapala tapi aku ga nyangka dan malu karna di dua kota itu alumninya memberi bantuan seperti itu dengan sedikit memaksa. 
Tapi mau apa dikata, rupanya dukungan seperti itu, sudah di kabarkan lewat media fb stapala, secara menyeluruh, aku sempat kaget saat dalam perjalanan aku selalu mendapat sms yang isinya memberi dukungan agar aku tetap semangat dari anggota anggota stapala. bahkan ada yang menawarkan agar aku singgah untuk melepas lelah disatu kota.
Jadi begitu tahu aku ada di warung makan, semua anggota stapala yang akan mendaki semeru ini bergegas berkumpul untuk memberiku semangat dan menagih cerita selama perjalanan dari jakarta sampai semeru. jadilah sore sampai hari gelap itu menjadi ramai dengan obrolan kami.
Obrolanpun kembali terjadi saat aku deden dan agun memutuskan memasang tenda didekat bermalamnya anggota stapala itu. jadilah malam itu penuh cerita dan berbagi canda hingga tengah malam.
Esok paginya aku, deden dan agun melepas kepergian anggota stapala itu mendaki, kami juga mengabadikan pertemuan kami dengan berfoto bersama.
Setelah melepas keberangkatan anggota stapala itu, aku juga pamit pada deden dan agun untuk kembali melakukan perjalanan pulang menuju jakarta. aku banyak berterima kasih dengan deden dan agun yang selama pendakian bisa menjadi teman yang baik dan cocok dalam kbersamaan. sedang deden dan agun akan menunggu kendaraan yang akan membawa mereka kembali ke malang dan melanjutkan ke jakarta.

Jam 8 aku mulai kembali melanjutkan perjalanan jalan kaki kembali ke jakarta dengan target hari ini sampai dengan tumpang.
dengan bismillah, aku mulai berjalan menyusuri desa ranupane dipagi yang masih segar, belum terlalu panas sinar matahari. kedua kakiku melangkah seakan terasa ringan, maklum perjalanan jalan kaki yang menjadikan target gunung semeru sudah berhasil aku lalui sepearuh jalan, aku hanya tinggal mengikuti jejak kakiku menyusuri jalan raya menuju jakarta tanpa beban pikiran yang berarti.
Lepas desa ranupane disinilah dimulai perjalanan yang terasa nikmat, bagaiman tidak hampir sepanjang jalan aku melalui jalan yang sepi dengan pemandangan yang indah. aku bisa merenung dan menyegarkan pikiran tentang arti sebuah kebebasan dan ketentraman jiwa. aku juga bisa merenung tentang kebesaran yang Maha Kuasa yang bisa menjadikan aku harus berpikir jujur agar aku selalu mengingat dan menyembahNYA.

Langkah kian nikmat, langkahku kian bahagia, melewati sebuah daerah pegunungan yang bisa menjadikanku enjoy ini.
saat melewati simpang jemplang kembali yaitu simpang antara arah ke tumpang dan ke bromo, aku berhenti sejenak membawa pikiranku kembali mengingat saat beberapa hari yang lalu telah melewati jalur lautan pasir bromo. kepuasan hatiku terasa sekali, aku berterima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah membawaku melewati jalur bromo tanpa kendala.
lalu aku kembali melanjutkan perjalanan menuju arah tumpang. jalan yang kulalui lebih banyak jelas menurun karna perjalanan dari ranupane yang berada di ketinggian akan menuju tumpang yang berada di daerah yang lebih rendah
setelah berjalan cukup lama, aku melewati sebuah desa yang berada diantara ranu pane dan tumpang, setelah itu aku kembali berjalan melewati medan yang sepi dan kesunyian.
sepanjang jalan aku benar2 merasa memiliki pemandangan alam yang kulalui, tanpa harus berebut dengan orang lain. aku bebas melihat sambil melangkah ataupun berhenti sejenak. dan aku juga kadang istirahat dengan semaunya ditempat yang kira2 nyaman. sungguh, hal ini adalah sebuah kebahagiaan dari sebuah petualangan yang melahirkan kebebasan.

Menjelang azan dzuhur yang saat itu hari jumat, langkahku masih diantara jalan sepi yang jauh dari pemukiman penduduk. kucoba melangkah dengan cepat agar aku bisa mencapai desa terdekat untuk bisa solat jumat, tapi apa mau dikata, desa masih jauh di depanku, jadilah hari itu aku ga jumatan dan hanya niat menggantinya dengan solat dzhuhur. mudah2n perjalanan jalan kaki ini tidak membuatku salah dalam beribadah,. paling tidak dalam perjalanan ini aku juga sebagai musafir yang mendapat ampunan tidak jumatan dikala berhalangan seperti saat perjalanan ke tumpang itu. dan tentunya diganti dengan solat dzuhur.

Setelah berjalan sangat melelahkan dan melewati daerah yang sepi, akhirnya sore sekitar jam 4.30 aku tiba di tumpang. aku langsung membeli mie ayam untuk mengisi perutku yang lapar, setelah itu aku menuju mesjid untuk menumpang mandi dan solat.
ketika aku selesai solat, badanku terasa segar kembali karna sudah terkena air saat mandi dan wudhu, akupun berjalan kembali menuju arah malang dan mencari spbu terdekat yang bisa kujadikan tempat menumpang bermalam. akhirnya aku sampai di spbu terdekat dari mesjid tempatku solat, namun karna situasinya yang ga jelas dengan tanpa tulisan 24 jam dan kulihat kurang nyaman, kuputuskan untuk terus berjalan melanjutkan perjalanan mencari spbu yang lain.
tapi tanpa disangka spbu berikutnya berjarak lumayan jauh dari spbu yang kulalui tadi.dan lagi spbu berikutnya ini sudah mendekati kota malang. akhirnya dengan penuh semangat aku putuskan untuk terus berjalan, lembur malam hari..

Berjalan kaki menembus malam melewati ba'da isya sebenarnya adalah hal yang malas kulakukan tapi dikarnakan kota malang sudah ga terlalu jauh untuk ukuran jalan kaki maka kuputuskan untuk nekat melanjutkan perjalanan.
malam yang dingin tidak menjadikanku untuk tidak semangat, belum lagi kadang aku melewati jalan yang kurang penerangan jalan. semuanya aku lalui dengan santai dan penuh keyakinan, aku harus bisa merasakan bahwa perjalanan jalan kaki malam hari itu sama nikmatnya dan sama amannya dengan siang hari.
perasaan seperti ini memang harus bisa dialirkan dalam aliran darahku agar jiwa dan mentalku bisa terbiasa dengan hal2 yang sekalipun belum kulakukan.
Dengan penuh keyakinan tinggi aku terus melangkah menembus malam hingga aku tiba dikota malang. akupun langsung mencari alamat dimana kantor pusdiklat depkeu berada.
aku ingin menumpang mengniap dan beristirahat di mess balai diklat depkeu karna  kepala balai nya adalah bekas bawahan abangku. dan lagi aku sudah mendapat ijin dari kepala balai jika aku akan menumpang istirahat disana. yang tentunya juga dengan persetujuan abangku, karna aku gamau menjual nama abangku kalo abangku tidak mengijinkan. artinya abangku sudah mengontak kepala balai malang memohon ijin kalo aku ingin istirahat di mess nya.

Setelah banyak tanya pada orang yang kutemui, akhirnya aku bisa sampai ke balai diklat depkeu malang, dengan selamat sekitar jam 10 malam lebih. akupun langsung menuju pos jaga satpam dan mengenalkan diri.
Ternyata satpam menerimaku dengan ramah jauh dari bayanganku yang akan banyak tanya siapa dan tujuanku. rupanya kepala balai sudah memberi instruksi bahwa aku akan datang untuk menumpang bermalam dan istirahat jadi kalaupun aku datang sudah terlalu malam hari mereka ga akan mengintrogasi ato mengusirku.
lalu aku dipersilahkan masuk dan diajak menuju kamar mess yang sudah disediakan dari 2 hari yang lalu. busyet...ternyata perjalananku kali ini sangat didukung juga dari teman2 abangku yang bertugas didaerah.
Akupun masuk kamar mess dengan hati yang tenang dan damai, karna aku bisa istirahat dengan tenang tanpa harus kedinginan seperti saat aku selalu menginap di spbu sepanjang jalan yang aku lalui. malam itupun aku tertidur dengan lelap. menjelajah mimpi tanpa ragu mencari hal yang indah..
esoknya bangun tidur, aku mulai membersihkan pakaian dan celana yang kotor. aku tak kemana mana, aku hanya istirahat seharian penuh dikamar, sedang untuk makan setiap pagi siang dan malam, aku dikirimi jatah makan dari dapur, yang kebetulan sedang ada diklat, yang tantunya ada logistik yang dipersiapkan bagi peserta, aku kebagian jatah dengan instruksi kepala balai.
Seharian di kamar mess sebenarnya memang membosankan tapi aku juga bersyukur kalo aku bisa istirahat total dengan nyaman. aku bisa bermalas malasan di tempat tidur tanpa harus berkecamuk dengan bising jalan dan asap kendaraan yang menyesakan pernafasan. mau mandi atopun buang hajat aku tinggal kekamar mandi yang sudah ada dalam kamar, tidak pusing untuk mencari mesjid ato spbu. pokoknya persinggahanku di balai diklat depkeu malang ini membuatku merasa segar kembali dan bisa memulihkan tenagaku yang agak terkuras setelah mendaki semeru dan berjalan kaki dari jakarta.

Setelah dua hari berada di balai diklat, aku merasa cukup istirahat disini dan aku ingin kembali melanjutkan perjalanan lagi menuju jakarta. akupun membereskan semua perlengkapan perjalananku kedalam tas, meninggalkan kamar mess dan menghadap kepala balai untuk berpamitan dan berterima kasih karna aku sudah di jamu dan dipersilakan istirahat sebagai tamu yang merasa di sanjung.
aku sedikit beramah tamah dengan kepala balai sekitar 30 menit, dengan sedikit menceritakan pengalamanku selama dijalan sampai berada di malang itu. dalam kesempatan itu aku memberikan kepala balai sekuntum bunga edelweis yang kupetik dari gunung semeru sebagai kenang2an dan tanda terima kasih ku pada nya.
  
sekitar jam 8 lewat aku pamit dan meninggalkan gedung balai diklat, akupun kembali bergumul dengan jalan raya dan bertarung dengan hiruk pikuk juga bisingnya kendaraan di jalan.
perjalanan arah kembali yang semula kurencanakan melewati blitar kurubah melewati jalan yang kearah surabaya. hal ini dikarenakan aku ingin mengingat kembali perjalananku tahun 2009 saat aku dalam perjalanan bersepeda dan mendaki 5 gunung jawa. ada sedikit kenangan dijalan antara malang surabaya itu dan aku ingin mengenangnya kembali dalam perjalanan berjalan kaki ini dan menghikmahnya..
menjelang magrib aku tiba di daerah pandaan lalu seperti biasa aku mencari spbu dan menumpang bermalam di mushola nya.
Esoknya aku kembali melanjutkan perjalanan kembali kearah gempol dan berbelok kearah mojokerto jombang dan nganjuk. aku tidak kembali masuk surabaya karna aku ingin langsung terus berjalan menuju kota nganjuk untuk mengunjungi temanku disana

singkatnya tiga hari kemudian aku tiba di nganjuk, aku langsung disambut teman karibku demo, dirumahnya.
dalam rinduku dengan temenku ini, aku hanya bisa teriak dan menepuk pundaknya. bayangkan kami hanya bisa bertemu setahun sekali, ituppun jika aku sedang melakukan petualangan melewati jawa timur. perasaan senang dan haru selalu terjadi jika aku sudah bertemu dengannya. dan juga dengan 4 temanku yang lain dikediri sana. tanpa basa basi aku langsung diajak mencari rujak cingur ke warung dimana kami biasa beli. hal ini adalah kebiasaan dari demo sebagai sajen selamat datang jika  aku masuk nganjuk.kebiasaan ini sudah terjadi cukup lama. persahabatan aku dengan teman2 dari anggota mapala pelita ikip kediri ini, yang berjumlah 5 orang,  dengan salah satunya demo memang mempunyai kebiasaan yang unik dalam menyambut tiap kali kedatanganku ke kota nganjuk dan kediri. mungkin karna aku sudah menjadi tamu langganan dan menjadi tamu kehormatan di lingkungan mereka. ato bahkan karna memang kami sangat akrab dalam persahabatan kami yang sudah terbina 10 tahun lebih. jadi perasan hati kami memang sudah menjadi seperti saudara sendiri.

kenyang menikmati rujak cingur aku kembali ke rumah demo, lalu aku berencana istirahat dengan mengunjungi temanku yang lain ke kota kediri menggunakan naik motor berboncengan dengan demo.
dalam masa rest ini, aku tidak memasukan dalam jurnal perjalanan jalan kakiku. makanya sah sah saj kalo aku menggunakan motor untuk menuju kediri. lagi pula kediri memang diluar jalur perjalanan pulang. karna kediri berada di selatan nganjuk, sedang perjalanan pulang adalah menuju arah barat.
Dengan perhitungan waktu yang matang, aku menghabiskan waktu istirahat kembali di kota kediri dengan mengunjungi teman2 akrabku. aku merasa aku memang harus singgah dan meluangkan waktu beberapa hari untuk teman2ku ini. karna bagiku mengunjungi mereka adalah hal yang wajib dalam setiap petualangn2ku jika melewati jawa timur.
aku tidak merasa waktu yang kubutuhkan menuju pulang akan terbuang percuma ato takut perjalanan yang sudah kurancang akan menjadi lama. aku hanya berpikir bagaimana caranya meluangkan waktu untuk tetap bersilahturahmi dengan mereka atas persahabatan kami sudah cukup lama itu.

selama dalam masa rest itu aku begitu enjoy bisa berkumpul kembali dengan mereka. tiap harinya aku habiskan dengan beberapa acara kebiasaan kami, seperti memancing , nongkrong di warung kopi, santai di sekretariat mapala pelita ato bersama ngobrol sampai larut malam dan becanda menghabiskan waktu.
semuanya aku lakukan dengan bergilir mengunjungi mereka ato sesekali berkumpul bersama, maklum karna tempat tinggal mereka saling berjauhan. dan demo lah yang menjadi ajudanku yang siap mengantar ke tiap rumah temanku ini. dengan setia demo mengantar berbonceng motor sambil menikmati suasana kota dan desa yang aku lewati.
Tapi kali ini, persinggahanku mengunjungi teman2ku yang biasa ku sebut dengan 5 punakawan, karna emang berjumlah 5 orang itu tak bisa lama, aku hanya bisa berada di antara hidup mereka selama 3hari, bayangkan dengan tahun lalu yang sampai 2minggu menghabiskan waktuy rest disana.
Kali ini aku ga bisa terlalu lama, mengingat perjalananku hanya dengan berjalan kaki, yang otomatis perjalananku sangat lambat dan sangat membutuhkan waktu yang lama.
Intinya keberadaanku diantara mereka sudah bisa menuntaskan dahaga rinduku pada mereka. dan menjelang hari terakhir aku menginap dirumah demo yang berada di kota nganjuk. Dimalam terakhir itu aku hanya ngobrol2 ringan dengan demo dan setelah langsung lari kekamar demo naik ketempat tidur dan langsung menghajar mimpi diujung samar2 ingatanku yang lelap...

Akhirnya hari yang berat tiba juga menghampiriku, berpisah meninggalkan kenangan kembali dengan punakawanku, dengan perwakilan pelepasan oleh demo. kusempatkan menikmati sarapan pagi yang disajikan demo dan segelas teh hangat sebelum aku berangkat melanjutkan perjalanan.
Dalam detik2 meninggalkan demo, aku mengucapkan banyak terima kasih padanya dan menitipkan salam lagi pada punakawan yang lain , walau hari sebelumnya aku sudah pamit pada mereka. tak lupa aku juga mengirim kabar sms pada punakawan lain yang berada di kediri bahwa aku sudah siap pamit pada demo.

Akhirnya dengan menjabat tangan dan memeluk demo, aku pamit padanya untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju jakarta. tak terasa mataku berkaca kaca menahan airmata yang ingin timpah. dengan langkah yang berat, aku mulai melangkah meninggalkan demo. termakasih teman, persahabatan kita takkan habis termakan usia, biarkan kita menjadi saudara yang abadi hingga anak2 kita bisa melanjutkan persahabatan ini.

Dengan cuaca yang sudah mulai memanas karna sinar matahari sudah rajin menyinari bumi, aku melangkah mencoba tenang dan mengikhlaskan perpisahan ini. aku terus menatap jalan yang ada didepan, aku berusaha mulai konsentrasi kembali pada jalan raya.
(bersambung...)

Coretan Perjalananku JALAN KAKI JAKARTA - GUNUNG SEMERU - JAKARTA 2011 (Part 1)

Rencana ini sudah kupikir sejak tahun 2007, setelah aku melakukan perjalanan sepeda ke pulau bali dan mendaki 3 gunung. Sebuah perjalanan yang sebenarnya diluar kemampuanku. dimana perjalanan ini adalah perjalanan yang belum pernah aku lakukan tanpa tahu apa resikonya. aku sebelumnya belum pernah sekalipun jalan kaki jarak jauh walau hanya sebatas jakarta-bogor. jadi perjalanan ini adalah perjalanan yang kulakukan dengan bermodal semangat baja saja. apalagi aku juga ga tau tentang kekuatan kaki ku dalam berjalan kaki, berapa lelah yang akan kudapat dan berapa kuat aku bertahan berjalan dalam seharinya.
Tahun 2011 ini baru bisa aku realisasikan, itu karna dari 2007 sampai tahun 2010 aku masih ada rencana lain yang ku anggap lebih utama untuk didahulukan..
Sebenarnya perjalanan ini adalah perjalanan yang cukup nekat, bagaimana tidak, aku gagal mencari dana dari pengajuan proposal yang aku ajukan ke perusahaan2 yang aku pikir bisa untuk diajak kerjasama.
mungkin mereka berpikir kalo perjalananku ga layak di dukung walau perusahaan tsb kalo beriklan tentang adventure atau olahraga jalan kaki.
bahkan lsm yang terkenal, yang rencananya ingin kuajak untuk bergabung ga ada jawaban dari proposal yang ku ajukan, padahal perjalananku bertema berjalan untuk bumi dalam memperingati hari bumi tanggal 22 april. maksudku biar perjalananku bisa terekspos dengan baik dan menjadi inspirasi orang lain. karna lsm ini sangat berpengaruh bagi publik. lsm ini adalah lsm besar. tapi nyatanya lsm ini adalah lsm payah...capek deh, gada duitnya ya makanya gamau gabung..

Hanya tekad yang kupunya untuk merealisasikan perjalanan jalan kaki ini, bagaimana tidak, seminggu sebelum berangkat, aku belum dapat dana. akhirnya dgn terpaksa sepedaku yg kurus, aku jual seharga 300ribu. Dan sampai aku berangkat aku hanya membawa duit 500ribu dengan tambahan 200ribu dari temanku yang wakil camat koja. tapi aku tak lupa menghubungi abangku agar bisa membantu pendanaan untuk perjalanan ini via transfer rekening bank, sebagai dana cadangan kalo ada apa2 dijalan.
Akhirnya dengan dana seadanya, hari minggu tanggal 24 april pagi aku mulai melakukan perjalanan jalan kaki ini.

Perjalanan arah berangkat sengaja aku pilih menyusuri jalan pantura yang melewati  cikampek pamanukan lohbener cirebon tegal pemalang pekalongan semarang pati rembang tuban brondong gresik surabaya hingga pasuruan.
perjalanan jalan kaki perhari aku hanya mampu mencapai jarak 40 - 50 km, berbeda dengan perjalanan yang menggunakan sepeda, sehari bisa mencapai 200 - 250 km.

Perjalanan jalan kaki ini aku bertumpu pada sebuah sandal dan pembalut wanita yang kuletakkan di telapak kaki dan di tutup kaos kaki. karna ternyata jalan kaki mempunyai efek yang sangat berbeda dengan bersepeda, dimana telapak kaki akan cepat panas dan bisa melepuh hebat. hal inilah yang menjadikan alasan kenapa berjalan kaki jarak jauh membutuhkan pembalut wanita. dengan pembalut wanita, telapak kaki akan terasa empuk dan nyaman saat melangkah.
dan satu lagi, penggunaan sepatu tidak layak untuk perjalanan jalan kaki jarak jauh, karna sepatu lebih memberikan efek yang lebih tidak baik bagi kesehatan kaki. yaitu kaki akan lebih cepat panas dan membuat jari kuku perih dan mengelupas. mungkin karna faktor ujung jari akan sering membentur ujung sepatu dan tidak adanya ventilasi udara.
jadi sandal adalah pilihan yang paling tepat dalam melakukan perjalanan jalan kaki jarak jauh, lebih fresh dan lebih nyaman, hanya saja kita akan membutuhkan banyak sandal untuk berjalan itu.

Dalam perjalanan ini, aku juga harus bisa mencari tempat nyaman saat aku beristirahat malam hari. maksudnya tempat pemberhentian disaat jalan kaki akan berbeda.
dengan bersepeda yang biasa aku lakukan selama ini.
biasanya disaat bersepeda, terutama dipulau jawa ini, aku akan lebih sering berhenti di titik2 yang kuanggap tepat seperti kantor polisi atau mesjid dan sekretariat mapala sebuah kampus. tapi karna perjalanan jalan kaki ini hanya dapat menghasilkan jarak hanya 40km perhari, maka aku akan lambat sampai tujuan suatu kota yang biasanya lebih cepat dengan bersepeda.
makanya kuambil keputusan kalo aku harus menyamakan tempat bermalam tanpa harus beristirahat pada tempat yang semaunya seperti bersepeda. maka dengan pengalaman dijalan yang aku lakukan, aku memilih bermalam pada setiap spbu yang ada dipinggir jalanraya, karna dengan pertimbangan spbu adalah tempat umum yang selalu ramai dan bersahabat bagi siapa saja, pengendara ato orang yang ingin beristirahat di tempat itu. hanya saja aku harus lebih sedikit waspada dengan barang bawaanku, mengingat di spbu banyak pengunjung, baik pengendara motor, mobil pribadi atau truk.
Di spbu aku akan memilih beristirahat di musholanya, tentunya dengan meminta ijin pada petugas spbu sebelumnya.
Memilih bermalam di spbu adalah hal yang tepat untuk perjalanan jalan kaki ini, lebih bebas dan nyaman. daripada aku harus singgah dikantor polisi dan masjid. dimana kalo singgah untuk numpang bermalam di dua tempat itu, sangatlah malas, maklum dikantor polisi banyak sekali pertanyaan curiga dari petugas jaga, sedang mesjid selalu saja dicurigai akan
keberadaanku saat tidur di areal masjid. intinya aku sudah hapal pahit getirnya kalo bermalam di dua tempat itu..
sebuah perjalanan jarak jauh intinya, kita harus bisa mencari kenyamanan dan kebebasan saat beristirahat malam hari.

Dari pasuruan aku berjalan menyusuri jalan yg menuju arah gunung bromo. ya untuk menuju ke gunung semeru aku memang sengaja ingin melewati bromo. aku rindu pada lautan pasirnya, aku ingin menyebrangi lautan pasir sampai ke desa ranupane dikaki gunung semeru. aku pernah ke bromo tahun 1997, jadi wajar kalo aku merundukan bromo kembali, mengingat keindahannya layak untuk dinikmati berulang kali.

Dari pasuruan aku menyusuri jalan yang kian lama kian menanjak. jarak yang tidak aku ketahui antara pauruan - gunung bromo membuat rencanaku berubah. mulanya aku pikir aku bisa mencapai bromo dalam sehari dan berniat bermalam dekat bromo. tapi kenyataannya jarak pasuruan - bromo cukuplah jauh, dan lagi jalan terus menanjak.
menjelang isya aku tiba di sebuah dusun, aku bermalam pada sebuah mesjid, setelah aku minta ijin pada pengurus mesjid.
di dusun ini cuaca lumayan dingin hingga aku tidur yang hanya berselimut sarung, harus tidur tanpa nyenyak. pagi subuh pun saat mengambil air wudhu terasa sekali dingin air itu. sungguh malam pertama di areal kaki gunung yang dingin.
Setelah pamit pada pengurus mesjid dan berterima kasih, aku melanjutkan kembali perjalananku. jalan kian lama kian menanjak, tapi aku tetap bersemangat dan menikmati perjalanan itu hingga akhirnya aku tiba di simpang dingklik sebelum dzuhur. disini aku beristirahat sebentar melepas lelah, mengatur nafas dan sambil menikmati pemandangan gunung bromo dan batok dibawah sana dgn hamparan lautan pasirnya.
Setelah kurasa cukup beristirahat, aku langsung menuruni jalan yang berliku hingga sampai dibatas lautan pasir jam 12.30 . tadinya aku berniat kembali untuk bermalam di dekat bromo tapi mengingat waktu yang masih siang maka kuputuskan untuk terus melanjutkan perjalanan menyebrangi lautan pasir hingga sampai ranupane, desa di kaki gunung semeru.
Dalam perjalanan mengarungi lautan pasir, aku kadang tak bisa melihat jalan dengan jelas dikarenakan kabut yang menghalangi pandangan mata. tapi semuanya ga menyurutkan aku untuk terus melangkah walau aku berjalan seorang diri di lautan pasir yang luas. kadang memang aku berpapasan dengan penduduk yang mencari rumput tapi aku lebih banyak melewatinya dengan suasana sepi.
Akhirnya keinginanku untuk menyebrangi lautan pasir dari kawasan bromo menuju ranu pane tercapai, aku bisa mengekspresikan nya dengan penuh hikmah.
aku juga merasa nikmat bisa solat ditempat yang sepi dan sunyi, sungguh ini sebuah kebebasan yg indah dalam berpetualang.
menjelang magrib aku tiba di ranupane dengan gelap yang mulai datang.

Ranupane adalah desa kecil yang lumayan ramai di kaki gunung semeru yang masuk dalam kabupaten lumajang, dari desa inilah rencana pendakianku ke puncak semeru akan ku mulai.
malam ini aku bermalam di pondok pendaki yang telah disediakan oleh pengelola taman nasional bromo tengger semeru. disini udara begitu dingin, dan menjadikan aku tak bisa membuat mimpi dengan indah. aku hanya bisa meringkuk dalam sarung yang kugunakan sebagai senjata pamungkas menahan rasa dingin.

Dalam perjalanan jalan kaki ini memang sengaja aku hanya membawa peralatan sesederhana mungkin agar aku bisa bergerak dengan beban yang tak berat.
mulanya memang aku berniat untuk membawa lengkap peralatan pendakian tapi disaat aku melakukan simulasi perjalanan jalan kaki dari sunter ke rumah dinas abangku di bintaro, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa melakukan perjalanan jalan kaki, aku harus membawa beban seringan mungkin karna kalo beban yang kita bawa berlebih dan berat maka tekanan gravitasi pada kaki akan lebih terasa cepat pegal dan otomatis telapak kaki kan panas dan cepat melepuh. belum lagi pundak aku kan terasa pegal yang membuat perjalanan ga nyaman karna akan selalu istirahat untuk melepas lelah pundak.

Dengan keputusanku yang membawa beban seringan mungkin itu, aku mengabarkan temanku yudi avtech, menjelaskan kalo peralatan gunung yang di sponsorinya tidak semua aku bawa untuk memperingan beban. dan aku berjanji untuk membuat dokumentasi yang menonjolkan logo avtech selama perjalanan.sedang peralatan yang tidak aku bawa, yang sudah di sponsorinya akan kugunakan pada perjalanan bersepeda berikutnya.
intinya aku tetap menjadi petualang yang setia pada avtech yang telah mendukungku dan selalu mendukung setiap perjalanan2ku. terima kasih banyak avtech, padamu aku selalu loyal dan tetap menjaga loyalitasku ini.
Jadilah malam itu aku hanya tidur dengan sarung tanpa hangatnya sleeping bag dan matras.

Walau malam aku tidur kedinginan tapi sebenarnya merasa puas, aku bisa merasakan kembali suasana pegunungan yang segar yang damai, tidak seperti suasana kota yang semrawut dengan polusi yang menyesakan pernapasan,
Dan perlu diketahui sebenarnya aku juga rindu akan suasana dingin yang menggelisahkan disaat tidur.
Aku jadi teringat saat aku masih permulaan mendaki dan mengenal gunung. aku selalu melakukan pendakian dengan sangat minim peralatan, aku hanya mengandalkan sarung dan jaket tanpa pernah tidur dalam tenda dengan sleeping bag yang hangat. mengalami dingin malam adalah makanan kebiasaanku tiap saat mendaki. bahkan tidak jarang aku tidur dalam keadaan hujan yang hanya tertutup ponco, sebuah jas hujan yang bisa dibuka lebar.
Semuanya adalah masa lalu, sebuah masa dimana aku ditempa oleh keadaan yang sangat sederhana dan pengalaman minim digunung yang membuatku kuat terhadap suhu dingin gunung.

Esoknya aku bangun terasa segar, aku duduk  didepan pondok pendakian sambil berjemur sinar matahari pagi. kupandangi alam desa ranupane dekat pos pendakian, sungguh sebuah suasana desa yang damai. rasanya membuat betah untuk menikmati suasana yang tidak ada di kota ini.
dengan segelas kopi hangat kunikmati pagi sambil merenung indahnya pagi, segarnya udara juga persiapan untuk mendaki nanti.

Setelah puas berjemur, aku menuju pos pendakian untuk mendaftar perijinan pendakian, namun karna hari itu tidak ada sama sekali pendaki yang akan naik maka aku disuruh menunggu. aku dilarang melakukan pendakian seorang diri walau aku merasa berani dan sanggup untuk mendaki sendiri.
Dengan terpaksa aku menuruti peraturan yang ditetapkan petugas dan jadilah hari itu aku seharian menghabiskan waktu dengan santai dan berjalan jalan di sekitar pos pendakian.
tapi aku juga berjanji akan melakukan pendakian nekat sendiri tanpa ijin jika esok hari tidak ada pendaki yang datang. karna aku berpikir bahwa aku harus cepat menyelesaikan misi perjalanan jalan kaki ini yang menjadikan gunung semeru sebagai titik akhir ujung timur aku berjalan.
aku tidak mau berlama lama di ranupane untuk menunggu pendaki yang datang karna aku masih mempunyai jarak perjalanan yang masih jauh menuju pulang ke jakarta.

Dengan bersabar akhirnya benarlah seharian aku hanya bisa menunggu dan menunggu. dan malam pun kembali datang mengantarkan sajian udara dingin kembali pada tubuhku yang hanya berbalut sarung.


Di ranupane aku hanya sendiri, belum ada pendaki yang akan mendaki karna itu aku dilarang untuk mendaki walau aku sanggup melakukan pendakian sendiri.
esok paginya, aku kembali bangun dan langsung berjemur sinar matahari agar badanku hangat setelah semalam udara dingin menemani tidurku..
sambil nongkrong aku memandangi kebun2 penduduk yang menghampar di depan mata, sungguh damai suasana disini.andai saja aku tinggal disini rasanya mungkin aku betah dan mencintai kedamaian ini.
Lamunanku buyar tatkala sebuah truk berhenti di pos pendakian. dua pendaki turun dengan membawa ransel yang cukup besar. rupanya hari ini aku di takdirkan untuk mendaki juga tanpa harus menunggu lama. akhirnya ada juga pendaki yang datang sehingga aku dapat mendaki bersama.
kuhampiri mereka dan mencoba untuk kenalan. aku bertanya tentang asal mereka dan kapan mendakinya.
Ternyata mereka berasal dari bekasi dan akan mendaki segera mungkin setelah mendaftar ijin pendakian di pos jaga..setelah cukup kenal, akhirnya kami sepakat mendaki  bersama. akupun mengambil tasku dan mulai mempersiapkan pendakian.
Dua teman baruku itu bernama deden dan agun, tanpa ada kendala kami bertiga langsung terlihat akrab dan bisa menyesuaikan keadaan dan perasaan masing2..

Sekitar jam 8 pagi, setelah mempersiapkan perbekalan air secukupnya, dengan berdoa sejenak kami langsung bergegas memulai pendakian. langkah kami sama, beriringan  tak saling mendahului, deden berjalan paling depan sedang agun ditengah dan aku dibelakang.
sengaja aku memilih berjalan paling belakang agar aku bisa mengontrol teman baruku itu. tak ada dalam benakku untuk meremehkan mereka berdua tapi pengalaman yang kupunya membuatku ingin menjaga keduanya selama dalam perjalanan mendaki. aku menganggap mereka adalah teman yang asyik untuk mendaki bersama walau mereka baru kukenal dan belum tahu sikap dan sifat mereka.
Dalam pendakian itu aku hanya ingin sebagai penyeimbang tanpa ingin mengajarkan mereka dan menganggap diriku leader dalam pendakian bersama itu. aku juga tidak merasa semerta merta jauh lebih tua atau lebih pengalaman, aku hanya berpikir sebuah pendakian yang dilakukan bersama ini adalah pendakian yang harus dilakukan dengan kompak dan sehati walau kami baru saja berkenalan.
Kesimpuilannya adalah bahwa deden dan agun adalah dua pemuda yang hobi mendaki tapi tidak egois dan cepat beradaptasi dengan pendaki yang baru mereka kenal sepertiku. karena kami saling pengertian maka sebuah pendakian ini terasa lebih akrab tanpa ada rasa sungkan diantara kami.

Menjelang tengah hari kami tiba di ranu kumbolo, sebuah danau di tengah gunung yang biasa menjadi tempat camp para pendaki. disini kami hanya beristirahat sejenak dan mengambil perbekalan air yang cukup banyak untuk perbekalan sampai puncak dan kembali ke sumber air ini lagi.
setelah itu kami kembali melanjutkan pendakian dengan beriringan seperti semula. berjalan dengan irama yang sama dan akan beristirahat sejenak untuk mengatur nafas yang terengah yang kadang sambil merokok dan bercanda.
selama perjalanan pendakian ini kian lama kami kian terasa akrab dan saling menjiwai watak masing2, sungguh indah memang jika kita mendaki bersama dengan teman yang baru saja kita kenal tapi ternyata teman itu sangat mengasyikan dan saling pengertian.

Akhirnya tanpa kendala kami melewati oro oro ombo dan kalimati, hingga kami memutuskan terus mendaki dan bermalam di arcopodo..sebuah tempat titik pemberhentian terakhir para pendaki sebelum menuju puncak semeru, pada esok dini hari ato menjelang subuh.
arcopodo adalah sebuah tanah agak lapang dan datar permukaan tanahnya. yang terasa cukup nyaman untuk mendirikan tenda.
disini deden dan agun mendirikan tenda dome, sedang aku ingin mendirikn bivak dengan flysheet yang aku bawa. tapi baru saja aku mengeluarkan flysheet dari dalam tas deden sudah berteriak agar aku jangan membuat bivak tapi mengajakku untuk berbagi dalam tenda mereka, apalagi katanya tenda mereka memang cukup menampung tiga orang.. akhirnya aku mengalah dan merasa dihargai, tanpa berpikir lama aku langsung segera membantu mereka mendirikan tenda karna hari sudah mulai gelap saat kami tiba di tempat ini.
kebersamaan inilah yang menjadikanku lebih menghargai mereka walaupun mereka lebih muda dariku..aku ga berani mengajari ato menggurui mereka. aku hanya berani share ato memberikan saran selama dalam pendakian ini.
Setelah tenda berdiri, aku segera melakukan sholat dan menyendiri sejenak.sedang deden dan agun membuat air panas yang akan dijadikan seduhan kopi atopun teh.
keheningan malam itu memberikan suasana yang damai bagi diriku untuk merenung kembali perjalanan yang sedang aku lakukan dari jakrta hingga semeru ini.
tidak lupa aku berdoa dan berterima kasih atas karunia dan kesehatan yang diberikan padaku hingga aku sampai di semeru ini tanpa kendala yang berarti.
setelah itu aku masuk tenda dan bergabung dengan deden dan agun, kami banyak bercerita dan saling tukar pengalaman sambil menikmati hangatnya kopi dan hisapan rokok. kami saling bercanda dan saling memberi masukan..kami  bercerita apa saja, panjang lebar dan penuh keakraban..
menjelang tidur kami sepakat bahwa kami akan mulai mendaki jam 4 pagi. akupun memasang alarm jam 3.30 agar aku bisa memasak dahulu membuat mie buat sarapan sebelum mendaki ke puncak.
tanpa di komando, akhirnya kami terlelap dalam mimpi kami masing2..membuat mimpi dengan jalan cerita masing2 pula..

Tepat jam 3.30 alarm hp ku berbunyi, aku bangun lalu membangunkan deden dan agun, bergegas aku mengambil nesting dan menuang air dari botol kemasan air mineral, lalu membakar parapin untuk memasak mie. dalam pagi yang dingin itu kami bersiap diri untuk mendaki menuju puncak, sambil menunggu matangnya mie yang aku masak.
tak lama hanya untuk memasak mie. setelah matang kami segera menyantap sarapan pagi itu untuk mengganjal perut kami guna menambah energi dalam perjalanan ke puncak..
selesai makan, kami mulai mempersiapkan pendakian. deden dan agun terlihat mulai menutupi bagian tubuhnya dengan jaket sarung tangan dan kupluk, begitu kaki ditutupi gaiter setelah memakai kaos kaki dan sepatu. sedang aku hanya mempersiapkan kupluk, kaos kaki dan sandal. sedang badanku hanya kututupi kaos lengan panjang dan sarung.
tak lupa aku membawa daypack untuk membawa perbekalan air dan kue2 makanan ringan.
(bersambung....)