Bersepeda Seorang Diri dengan Sepeda Onta Tua: Jakarta-Madiun-Jakarta
(dikisahkan oleh Kuwat, Pemonitor Perjalanan Iwansunter Sang Penakluk Bersepeda Seorang Diri)
Hari ke-1: Sabtu, 4 November 2006
Rencana perjalanan Iwansunter kali ini terbilang sangat pendek, karena hanya mengayuh untuk rute di pulau Jawa saja. Terbilang pendek pun karena ia adalah sang penakluk rute Jakarta – Sabang, NAD – Jakarta – Larantuka, NTT dengan bersepeda seorang diri beberapa bulan lalu.
Hari ke-2 dan ke-3 (Minggu-Senin, 5-6 November 2006)
Sore ini Iwan mengabarkan bahwa ia telah tiba di kota batik, Pekalongan, Jawa Tengah. Ini merupakan hari ke-3 Iwan mengarungi jalan pantura untuk kesekian kalinya dengan bersepeda seorang diri. Kemarin ia menempuh jarak: Pamanukan, Jawa Barat hingga ke Desa Playangan, Cirebon. Hari ini dan kemarin, problem yang dihadapi Iwan sama yaitu terik panas matahari yang luar biasa! Ditambah lagi, menurutnya, ternyata bersepeda dengan menggunakan sepeda Onta cukup berat. Di samping bentuknya yang tinggi yang mengharuskan Iwan berjinjit saat mengayuh, juga karena kayuhan yang berat. Iwan merasakan perbedaan luar biasa antara bentuk sepeda gunung dengan sepeda tukang ojek! Bila kemarin malam ia menginap di rumah seorang sahabatnya di Desa Playangan, malam ini Iwan menumpang nginap di Kampus STAIN Pekalongan. (ksg)
Hari ke-4 (Selasa, 7 November 2006)
Perjalanan hari ini dimulai dari Kampus STAIN Pekalongan dan berakhir di Kampus Universitas Diponegoro Semarang. Menurut Iwan kondisi di perjalanan masih sama dengan kemarin, yaitu panas terik.
Hari ke-5 (Rabu, 8 November 2006)
Jalur yang ditempuh Iwan hari ini adalah Semarang – Solo. Jalan yang kadang menurun dan kadang menanjak ia raih dengan relatif mudah. Alhamdulillah tidak ada halangan berarti yang menerpa Iwan. Ia pun tiba di kota Solo sore hari tadi. Malam ini ia menumpang nginap di Malimpa Universitas Muhammadiyah Solo. Besok, sesuai rencana ia telah tiba di desa kelahiran sang ayah tercinta yang berada di pinggiran kota Madiun. (ksg)
Hari ke-6 (Kamis, 9 November 2006)
Menjelang magrib Iwan tiba di Desa Patihan Kabupaten Magetan yang berada di pinggir kota/kabupaten Madiun. Hari ini ia mengayuh sepeda tuanya dari kota Solo hingga desa tersebut. Saat tiba di desa kelahiran sang ayah, ia tidak menuju ke rumah sang ayah melainkan langsung menyambangi makam sang ayah tercinta. Meskipun hari telah gelap namun tidak menyurutkan langkah Iwan untuk bertandang ke pemakaman yang sunyi tersebut. Ia nampak puas mampu menyelesaikan misi pendeknya kali ini. Ia puas mampu menunjukkan bahwa sepeda tua ayahnya ternyata mampu ia kayuh dari Jakarta hingga ke tanah kelahiran sang ayah.
Seharian ini Iwan menghabiskan waktunya untuk beristirahat dan mengunjungi kerabat-kerabat nya yang ada di desa tersebut dan desa tetangga lainnya. Tak lupa siang hari inipun ia kembali mendatangi makam sang ayah untuk sekedar menghibur diri. Menurutnya, masih ada rasa penyesalan mendalam yang ia rasakan saat ini. Kenangan pahit beberapa bulan lalu pun tersirat kembali. Ia teringat saat sang ayah dipanggil oleh-Nya, ia sedang berada di pinggiran kota Larantuka, NTT. Saat itu ia baru saja akan meninggalkan kota Larantuka setelah ia rengkuh dengan kayuhan sepeda dari Jakarta.
Hari ke-10 (Selasa, 13 November 2006)
Sepanjang hari Sabtu dan Minggu kemarin, Iwan menggunakan waktunya untuk lebih banyak berinstopeksi diri dan bersilaturahmi dengan kerabat-kerabatnya. Sesekali ia mengunjungi makam sang ayah. Bahkan selesai acara tahlilan (doa bersama) yang diadakan pada minggu malam, Iwan menyempatkan datang ke makam sang ayah. Keadaan area pemakaman saat itu tentu saja hening plus gelap gulita. Namun tekad bajanya telah menghilangkan rasa takut dalam diri Iwan. Baginya menyambangi makam pada siang atau malam hari tidak ada bedanya. Semakin sering mengunjungi makam, semakin sadar pula ia akan datangnya hari akhir. Pagi ini Iwan kembali mengayuh sepedanya untuk menuju kembali ke Jakarta. Ekspedisinya kali ini tidak diselinginya dengan mendaki gunung. Ekspedisi singkatnya benar-benar ia gunakan untuk mengayuh sepeda onta tua peninggalan sang ayah. Ia merencanakan menempuh jalur selatan untuk menuju Jakarta. Kalau tidak ada halangan, Insya Allah hari minggu ia bisa tiba di Jakarta, begitu tutur Iwan via sms kepada saya. (ksg)
3 comments:
halo Bang Iwan,
smg Ayahanda Bang Iwan mendapat kelapangan di sisi Nya.
tetap semangat Bang!
*saya jg bekerja di Ditjen Perbendaharaan sm sperti Kakak Bang Iwan CMIIW*
Dahsyaaat ... !!!
Sangat menggugah & inspirasional ...
Genjot terus Iwan Sunter ..!!!
teruskan perjuangan mu .......
Post a Comment