Wednesday, July 19, 2006

PERJALANAN: CIREBON – GRESIK




Ini adalah jurnal perjalananku di hari ke-88 s.d. ke-91 yang merupakan bagian dari perjalanan bersepedaku seorang diri: JAKARTA – SABANG, NAD – JAKARTA – LARANTUKA, NTT – JAKARTA


Jumat, 14 Juli 2006 (Hari ke-88) Perjalanan ke Arah Timur:

Pukul 08.30 aku meninggalkan kantor Balai Diklat Keuangan VII yang terletak di Jalan Pemuda No.36 Cirebon, tempat aku menumpang nginap semalam. Tentu saja ucapan terima kasih tak lupa kusampaikan kepada para pegawai kantor tersebut. Setelah itu, aku pun kembali menyusuri jalan pantura dengan sepeda Polygon-ku.

Oya, untuk menghilangkan rasa jenuh selama mengayuh sepeda, dalam perjalanan kali ini aku sengaja menghitung berapa banyak orang gila yang kulihat. Menurut catatanku, di hari rabu yang lalu aku berpapasan dengan 9 orang gila. Kemarin sebanyak 13 orang sedangkan hari ini aku melihat 21 orang gila. Yang kuheran kok semakin ke arah Timur semakin banyak orang kurang waras yang kutemui ya? Semoga saja data tadi tidak menjadi sebuah hipotesa bahwa semakin ke Timur Jawa maka akan semakin banyak ditemukan orang-orang yang telah kehilangan kewarasannya hehehe.

Siang ini kutunaikan sholat Jumat di kota Brebes, sebuah kota pinggir pantai utara Jawa yang terkenal sebagai sentra bawang merah. Menjelang sore aku telah tiba di kota Pekalongan. Langsung saja sepeda kuarahkan ke markas Mapala STAIN Pekalongan yang bernama GEMAWALA. Malam ini aku menginap di sana. Aku pun teringat akan perjalananku di tahun lalu. Beberapa tempat yang kudatangi untuk menumpang bermalan adalah tempat-tempat singgahku dulu.

Sabtu, 15 Juli 2006 (Hari ke-89) Perjalanan ke Arah Timur:

Hari ini semangatku agak menurun. Entah mengapa mulai terbesit rasa ragu akan perjalanan tahap ini. Akankah aku bisa menyelesaikan targetku? Persiapanku memang minim tapi biasanya aku tidak terlalu mempedulikan hal tersebut. Kali ini tidak. Rasa ragu muncul begitu saja dalam diriku.

Sejak meninggalkan kota batik, Pekalongan, kucoba untuk memompa kembali semangatku. Aku tahu diriku mulai ragu tapi aku pun nggak mau perjalananku terhenti begitu saja. Saat terik menerpa di siang hari aku memasuki kota Kendal. Kulepaskan rasa lelah dengan tidur di sebuah masjid yang berada di pinggir jalan. Kutahu rasa lelah ini bukan karena baru saja aku melalui jalan menanjak di kawasan Alas Roban, tetapi lebih disebabkan oleh mulai pupusnya semangatku.

Dengan setengah hati kumasuki kota Semarang. Saat itu hari mulai gelap meskipun jalan-jalan yang kulalui tetap terang benderang karena disiram lampu-lampu jalanan. Tempat yang kutuju untuk melepas lelah malam ini pun sama dengan saat perjalananku tahun lalu. Kukayuh sepedaku menuju Universitas Diponegoro. Malam pun kulalui di markas mapala universitas tersebut.

Minggu, 16 Juli 2006 (Hari ke-90) Perjalanan ke Arah Timur:

Semalam aku tidak bisa tidur nyenyak. Penyebabnya adalah nyamuk-nyamuk yang merajalela kelaparan di kamar tempat aku beristirahat. Aku pun menyesal karena tidak memiliki lotion anti nyamuk. Akhirnya, kulalui malam dengan berkali-kali membiarkan nyamuk-nyamuk menghisap darahku.

Lewat pukul 9 baru kumulai kayuhanku. Kayuhan demi kayuhan di hari ini kurasakan sangat berat. Aku semakin meragukan perjalananku ini. Benar-benar ragu. Satu jam berselang setelah meninggalkan kota Semarang, kuhentikan sepedaku pada sebuah masjid berukuran sedang yang ada di pinggir jalan. Kuturunkan barang-barang bawaanku dan kukunci sepedaku. Selanjutnya aku tidur!

Saat bangun satu setengah jam kemudian kusadari aku telah menyia-nyiakan waktu perjalananku. Kubenahi barang bawaanku dan kukayuh kembali sepedaku menuju arah kota Purwodadi yang berarti tidak menyusuri jalan pantai utara pulau Jawa. Saat kayuhan tiba di wilayah Godong, rasa lelah kembali menyerangku. Entah mengapa saat kulihat sebuah masjid di pinggir jalan, kuhentikan kayuhanku. Tak lama kemudian kuhempaskan tubuhku untuk kembali tidur.

Saat terbangun rasa malas benar-benar menyerangku. Ku-sms kakakku untuk mengabarkan bahwa perjalananku menuju Larantuka kubatalkan. Aku hanya akan mengayuh sampai Denpasar Bali untuk kemudian kembali ke Jakarta. Mantap sudah tekadku kali ini!

Saat sore menjelang, aku tiba di daerah Wirosari, kota kecil yang terletak beberapa kilometer setelah kota Purwodadi, Jawa Tengah. Malam ini aku menumpang bermalam di Polsek Wirosari.

Senin, 17 Juli 2006 (Hari ke-91) Perjalanan ke Arah Timur:

Pagi ini aku mendapat dampratan dari rekanku melalui telpon. Tadi malam aku memang menceritakan niatku untuk tidak mencapai Larantuka. Target perjalanan kuperpendek sampai di Bali saja. Ternyata, pagi ini rekanku yang berada di seberang pulau tersebut memarahiku. Ia mengancam agar aku tidak pupus harapan. Ia menyemangatiku melalui amarahnya. Aneh, aku tidak sedikitpun merasa sedang dimarahi. Bahkan sebaliknya, saat rekanku itu marah-marah aku malah merasa sedang mendapat siraman semangat.

Ya, hari ini semangatku pulih kembali!

Dengan penuh semangat kukayuh sepedaku kembali untuk meneruskan perjalananku yang terbilang masih jauh. Tak terasa kulewati kota Blora dan Bojonegoro begitu saja. Ingin rasanya merengkuh kembali meter demi meter yang kemarin hilang karena semangatku mengendur.

Beban pikiran yang selama beberapa hari ini bergelayut di benakku mulai luruh. Menjelang malam aku telah tiba di kota Lamongan, Jawa Timur. Namun karena jalanan terang benderang aku tak ingin menghentikan kayuhanku. Kulanjutkan terus kayuhanku hingga memasuki kotakota pantai yang merupakan pintu gerbang untuk memasuki ibukota Provinsi Jawa Timur, Surabaya. Malam ini aku melepas penat dan lelah di sebuah masjid yang berada di kota semen tersebut.

No comments: