Ini adalah jurnal perjalananku di hari ke-92 s.d. ke-94 yang merupakan bagian dari perjalanan bersepedaku seorang diri: JAKARTA – SABANG, NAD – JAKARTA – LARANTUKA, NTT – JAKARTA
Selasa, 18 Juli 2006 (Hari ke-92) Perjalanan ke Arah Timur:
Pagi-pagi sekali setelah sarapan kukayuh kembali sepedaku meninggalkan kota Lamongan, Jawa Timur. Tujuanku adalah agar secepatnya bisa memasuki kota Surabaya. Entah mengapa tiba-tiba saja terbesit keinginan untuk menyeberang ke pulau Madura. Aku memang telah merencanakan untuk berkeliling di pulau garam itu dalam perjalananku, tapi bukan saat perjalanan menuju Larantuka melainkan nanti saat sepulang dari Larantuka. Aku Cuma berpikir, besok atau sekarang toh sama saja. Yang penting keinginanku berkeliling Madura bisa kupenuhi.
Ya, setibaku di Surabaya langsung kuarahkan kayuhan sepedaku menuju pelabuhan Tanjung Perak. Kebetulan Kapal Feri penyeberangan ke pulau Madura sudah siap berangkat. Aku pun tak perlu menunggu lama untuk bisa menyeberang.
Sekitar pukul 9 aku telah berada di pelabuhan Kamal, Madura. Tanpa banyak berbasa basi segera kukayuh kembali sepedaku untuk mengelilingi pulau ini. Wah senang rasanya bisa menginjak tanah pulau garam ini. Dengan penuh semangat kutempuh jalur utara untuk memulai mengelilingi pulau ini.
Kota Bangkalan, Arosbaya, Tanjungbumi, dan Ketapang kulewati begitu saja. Semua berjalan lancar karena jalan yang kulalui relatif sangat datar. Menjelang malam aku tiba di Tamberu, Kecamatan Batu Mampar. Aku pun mendapat tempat beristirahat di Polsek setempat. Oya, di Polsek Tamberu inilah sedang ditangani kasus Carok Masal yang belum lama ini terjadi di daerah ini.
Rabu, 19 Juli 2006 (Hari ke-93) Perjalanan ke Arah Timur:
Setelah berpamitan dengan para Polisi di Polsek Tamberu kulanjutkan kembali perjalananku mengeliling pulau Madura ini. Selama menyusuri jalan disepanjang pantai pulau ini, mengingatkan aku akan saat-saat menyusuri jalan pinggir pantai di Aceh, Sumatera Barat dan di Bengkulu beberapa minggu yang lalu.
Bedanya, bila di Bengkulu banyak turis yang bermain selancar, maka di pulau ini lebih banyak penduduk yang berselancar di atas hamparan petak-petak garam hehehe.
Perjalanan hari ini pun terbilang lancar. Aku sangat senang begitu mengetahui bahwa masyarakat Madura yang terkenal berwatak keras ternyata memiliki keramahan yang tinggi. Terus terang, awalnya aku agak khawatir lho melintasi daerah-daerah di pulau ini. Namun kekhawatiranku langsung sirna setelah merasakan keramahan mereka kepada setiap orang asing yang mereka jumpai.
Kota Sumenep dan Pamekasan aku lalui dengan senyuman. Aku sungguh merasa nikmat dan nyaman bersepeda di pulau ini. Namun saat melintasi desa Blega menuju kota Tanah Merah tenagaku terkuras. Jalan yang kulalui lumayan menanjak. Wah capek juga rasanya. Menjelang malam ini tiba di kota Tanah Merah dan menumpang bermalam di Polsek setempat.
Kamis, 20 Juli 2006 (Hari ke-94) Perjalanan ke Arah Timur:
Pukul 6 pagi, setelah sholat Subuh dan sarapan ala kadarnya, kumulai kembali mengayuh sepedaku. Kutinggalkan Polsek Tanah Merah dengan tak lupa mengucapkan terima kasih pada para Polisi yang baik hati. Kupercepat kayuhan sepeda agar bisa segera tiba di Pelabuhan Kamal. Tak sampai satu jam aku tiba di kota Bangkalan. Ini berarti aku telah selesai mengelilingi pulau Madura. Horee.....
Kayuhan tidak kuhentikan. Aku terus saja melaju melintasi kota Bangkalan yang pagi itu cukup ramai. Kurang dari satu jam kemudian aku pun tiba di pelabuhan Kamal. Kapal Feri telah bersandar di pelabuhan untuk mengantar penumpang menuju pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Aku pun bergegas membeli tiket dan menaiki kapal Feri. Tuntas sudah keinginanku mengelilingi pulau Madura!
Hanya ½ jam perjalanan yang dibutuhkan untuk menyeberangi Selat Madura oleh kapal Feri. Setiba di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya segera kukayuh sepedaku menuju PATAGA, yaitu markas Mapala Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya yang berada di Jalan Semolo Waru Nomor 54. Setibanya di sana, kusampaikan niatku kepada rekan-rekan pencinta alam untuk menumpang beristirahat hingga esok hari. Merekapun menyambutku dengan penuh keramahan.
2 comments:
Orang Madura itu seperti Orang Batak, di luar sana terkenal keras dan terkesan angker, mau menang sendiri, tukang carok, dll tapi di dalamnya sangat ramah dan baik hati.
aku suka banget dengan jiwa petualang seperti bang iwan....
Post a Comment