Tuesday, November 29, 2011

Coretan Perjalananku JALAN KAKI JAKARTA - GUNUNG SEMERU - JAKARTA 2011 (Part 2)

Setelah semuanya siap, jam 4 pagi kami mulai keluar tenda dan memulai pendakian di pagi yang gelap itu dengan masing2 membawa senter..tak lupa sejenak kami berdoa memohon pada NYA agar perjalanan ke puncak tidak terganggu dengan segala aral.
Akhirnya kami memulai pendakian, seperti semula deden berjalan paling depan, agun di tengah sedang aku di belakang. pendakian di pagi yang dingin itu, dengan kondisi mata masih setengah mengantuk memang membuat langkah agak lambat dan malas. kami berjalan sedikit hati2 karna gelap dan medan yang kanan kirinya mepunyai cerukan yang lumayan kalo kita jatuh ke dalamnya.
tak lama hanya untuk meninggalkan kawasan arcopodo yang dikelilingi hutan cemara, didepan kami sudah terhampar medan yang terbuka, gundul dan berpasir. kami pun mulai merasakan hawa dingin dari terpaan angin yang berhembus. langkah kami mulai melambat karna yang kami pijak adalah tanah kerikil berpasir yang jika dipijak langkah kita bisa mundur kembali. disini kami melangkah dengan seringkali istirahat untuk mengatur nafas yang terengah.
Deden yang semula berjalan didepan dengan semangat, terlihat mulai lelah menahan dingin dan kantuk. sedang deden masih mencoba bertahan walau terlihat melambat. aku sendiri masih bisa menikmati pendakian itu dengan santai. maaf bukannya aku sombong, pendakian menuju puncak semeru dari arcopodo memang hal yang tersulit dari pendakian semeru ini. tapi kebiasaanku yang telah mendaki beberapa gunung dengan membawa sepeda sampai puncaknya menjadikan pendakian seperti ini hanyalah pendakian yang kurasa sangat mudah.
masih ingat dalam bayanganku tahun2008 saat aku mendaki gunung semeru ini dengan membawa sepeda. aku mengalami kesulitan yang sangat amat hingga membuat pendakianku sangat lambat, untuk mencapai puncak semeru dari arcopodo itu aku sampai membutuhkan waktu 7 jam. bayangkan, padahal normalnya 4 jam walau aku pribadi bisa mendaki cepat kurang dari 2jam untuk menuju puncak kalo tidak membawa sepeda.
karna itulah aku mendaki dengan sangat santai, aku hanya mencoba mengimbangi kedua teman baruku itu. aku gamau berbuat ego yang hanya memikirkan diri sendiri. akupun selalu berusaha melangkah dan berhenti dengan maksud menunggu deden dan agun.
tapi menjelang hari sudah terlihat terang, karna matahari sudah mulai terbit, aku mulai melangkah dengan cepat, aku pamit pada deden dan agun untuk lebih dahulu ke atas. kulihat deden sudah mulai lelah sedang agun masih terlihat semangat.
aku sengaja melangkah dengan cepat meninggalkan keduanya dengan maksud agar mereka menjadi semangat dan tidak malas melangkah hanya karna lelah yang mendera. memang begitulah kalo melewati areal berpasir ini, semangat kadang malas dan juga karna sulitnya pijakan yang selalu mundur kembali.

akhirnya akupun mendaki dengan cepat, deden dan agun aku tinggal, aku berpikir ingin selekas mungkin mendaki sampai puncak dan melaksanakan solat subuh karna ga mungkin untuk solat subuh dijalur pendakian yang mempunyai kemiringan yang terjal itu.
Tanpa halangan yang berarti aku sampai puncak jam 6 lebih, artinya aku mendaki selama 2jam lebih dari arcopodo sana. akupun langsung tayamum dan solat subuh di waktu yang sudah tertinggal itu. solat subuh yang sepertinya ga layak dilakukan karna sudah terang. tapi prinsipku, biarlah toh Allah lebih mengerti tentang keadaan ini

setelah solat aku langsung mengambil gambar dari kamera hp ku. Tak lupa aku disini sejenak merenung kembali tentang perjalananku yang kumulai dari jakarta dengan berjalan kaki. aku sangat bersyukur dan berterima kasih pada Allah yang telah memberi keselamatan selama perjalanan ini.
Aku merasa perjalananku kali ini benar2 di lindungi Allah penguasa jagat raya ini, bagaiman tidak, aku yang hanya sosok lelaki lemah dan ga bertenaga bisa berjalan ratusan kilometer sampai ke puncak semeru. tanpa bantuanNYA aku bukanlah apa2, aku hanyalah secuil debu yang ga bermutu yang menatap hidup tanpa arah..terima kasih ya Allah Engkau sudah melindungiku sanpai puncak semeru ini. kelak ijinkanlah aku bertobat untuk bicara jujur hati untuk mengenalMU lebih dekat.
amin..
Lalu aku berjalan menuju arah turun untuk melihat keadaan dan posisi deden dan agun. di pinggir puncak, aku melihat agun yang sudah dekat sedang deden belum kelihatan. aku pun berteriak memberi semangat pada agun kalo puncak sudah dekat. agunpun bergegas menambah cepat langkahnya, tak lama dia sudah ada didepanku lalu kuajak ke titik trianggulasi untuk mengambil gambar dari hp untuk dokumentasi kami masing2. aku juga kembali mengambil gambar dgn bantuan agun, soalnya mengambil gambar dgn sendiri tidak mendapatkan gambar yang bagus dan tentunya kedakatan hasil fotonya.
Setelah puas mengambil gambar aku mengajak agun ke bibir puncak untuk melihat posisi deden dibawah sana. kulihat deden terengah namun masih sangat bersemangat, kami pun berteriak memberi semangat dan menunggunya.
akhirnya deden sampai puncak, agun menemani deden menuju trianggulasi sedang aku menuggu di bibir puncak. tak menunggu lama akhirnya deden dan agun sudah mendekati aku dan kami pun langsung bergegas turun menuju tenda di arcopodo.
Menuruni kawasan medan tanah kerikil dan berpasir lebih mudah daripada mendaki, makanya langkah kami seperti berlari ato bermain ski, kami melesat dengan cepat sekali tanpa halangan yang berarti hingga kami tiba kembali di tenda.
Tanpa banyak bersantai kami langsung membongkar tenda dan mulai bersiap membereskan peralatan kami yang berantakan.tak lupa merapikan sampah yang sdh kami bawa dengan membakarnya agar sampah tak menumpuk menjadi banyak di gunung. kami pun membakarnya dengan hati2 agar tidak menjadi api yang besar dan membahayakan hutan cemara itu.
setelah selesai berberes, kami mematikan api yang membakar sampah, lalu bergegas turun meninggalkan arcopodo dengan langkah santai dan penuh hati2 agar kami tidak terpeleset jatuh.
perjalanan turun kami tetap dalam posisi yang sama, deden di depan agun di tengah dan aku di belakang. kami berjalan beriringan dengan penuh semangat dan kepuasan yang tak terkira karna sudah berhasil muncak tanpa halangan. kadang kami berhenti sejenak dibawah pohon yang teduh sambil merokok dan minum untuk membasahi tenggorokan.
Perjalanan turun, kami melangkah lebih konstan daripada mendaki, artinya kami berhenti lebih sedikit dibandingkan saat mendaki karna itulah kami lebih merasa cepat sampai kembali di ranu kumbolo. dan di ranu kumbolo pun kami tidak istirahat tapi langsung terus turun dan bergegas secepat mungkin untuk sampai di pos pendakian ranupane. hanya sesekali kami berhenti untuk mengambil gambar di tengah perjalanan turun.

Akhirnya dengan tanpa halangan kami tiba kembali di ranupane sore hari, kami langsung menuju warung membeli nasi untuk makan.
disini kami sambil makan kita bersantai melepas lelah dengan nikmatnya, sebuah perasaan yang melegakan setelah lelah mendaki semeru dengan segala lelahnya.
diwarung makan ini juga aku bertemu dengan pendaki yang akan mendaki esok hari dari stapala ( STAN ) yang berjumlah cukup banyak, sebuah organisasi pecinta alam dari sekolah tinggi akuntansi negara. perlu diketahui bahwa, perjalanan jalan kakiku dari jakarta ke semeru ini mendapat dukungan dari alumni stapala yang kebetulan salah satu anggotanya kenal baik dengan abangku.
Anggota alumni stapala yang sudah mapan dalam pekerjaan, dua kali membantuku dengan memberikan bantuan dana di kota semarang dan surabaya. aku juga baru tahu kalo perjalananku mendapat dukungan semangat dari stapala tapi aku ga nyangka dan malu karna di dua kota itu alumninya memberi bantuan seperti itu dengan sedikit memaksa. 
Tapi mau apa dikata, rupanya dukungan seperti itu, sudah di kabarkan lewat media fb stapala, secara menyeluruh, aku sempat kaget saat dalam perjalanan aku selalu mendapat sms yang isinya memberi dukungan agar aku tetap semangat dari anggota anggota stapala. bahkan ada yang menawarkan agar aku singgah untuk melepas lelah disatu kota.
Jadi begitu tahu aku ada di warung makan, semua anggota stapala yang akan mendaki semeru ini bergegas berkumpul untuk memberiku semangat dan menagih cerita selama perjalanan dari jakarta sampai semeru. jadilah sore sampai hari gelap itu menjadi ramai dengan obrolan kami.
Obrolanpun kembali terjadi saat aku deden dan agun memutuskan memasang tenda didekat bermalamnya anggota stapala itu. jadilah malam itu penuh cerita dan berbagi canda hingga tengah malam.
Esok paginya aku, deden dan agun melepas kepergian anggota stapala itu mendaki, kami juga mengabadikan pertemuan kami dengan berfoto bersama.
Setelah melepas keberangkatan anggota stapala itu, aku juga pamit pada deden dan agun untuk kembali melakukan perjalanan pulang menuju jakarta. aku banyak berterima kasih dengan deden dan agun yang selama pendakian bisa menjadi teman yang baik dan cocok dalam kbersamaan. sedang deden dan agun akan menunggu kendaraan yang akan membawa mereka kembali ke malang dan melanjutkan ke jakarta.

Jam 8 aku mulai kembali melanjutkan perjalanan jalan kaki kembali ke jakarta dengan target hari ini sampai dengan tumpang.
dengan bismillah, aku mulai berjalan menyusuri desa ranupane dipagi yang masih segar, belum terlalu panas sinar matahari. kedua kakiku melangkah seakan terasa ringan, maklum perjalanan jalan kaki yang menjadikan target gunung semeru sudah berhasil aku lalui sepearuh jalan, aku hanya tinggal mengikuti jejak kakiku menyusuri jalan raya menuju jakarta tanpa beban pikiran yang berarti.
Lepas desa ranupane disinilah dimulai perjalanan yang terasa nikmat, bagaiman tidak hampir sepanjang jalan aku melalui jalan yang sepi dengan pemandangan yang indah. aku bisa merenung dan menyegarkan pikiran tentang arti sebuah kebebasan dan ketentraman jiwa. aku juga bisa merenung tentang kebesaran yang Maha Kuasa yang bisa menjadikan aku harus berpikir jujur agar aku selalu mengingat dan menyembahNYA.

Langkah kian nikmat, langkahku kian bahagia, melewati sebuah daerah pegunungan yang bisa menjadikanku enjoy ini.
saat melewati simpang jemplang kembali yaitu simpang antara arah ke tumpang dan ke bromo, aku berhenti sejenak membawa pikiranku kembali mengingat saat beberapa hari yang lalu telah melewati jalur lautan pasir bromo. kepuasan hatiku terasa sekali, aku berterima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah membawaku melewati jalur bromo tanpa kendala.
lalu aku kembali melanjutkan perjalanan menuju arah tumpang. jalan yang kulalui lebih banyak jelas menurun karna perjalanan dari ranupane yang berada di ketinggian akan menuju tumpang yang berada di daerah yang lebih rendah
setelah berjalan cukup lama, aku melewati sebuah desa yang berada diantara ranu pane dan tumpang, setelah itu aku kembali berjalan melewati medan yang sepi dan kesunyian.
sepanjang jalan aku benar2 merasa memiliki pemandangan alam yang kulalui, tanpa harus berebut dengan orang lain. aku bebas melihat sambil melangkah ataupun berhenti sejenak. dan aku juga kadang istirahat dengan semaunya ditempat yang kira2 nyaman. sungguh, hal ini adalah sebuah kebahagiaan dari sebuah petualangan yang melahirkan kebebasan.

Menjelang azan dzuhur yang saat itu hari jumat, langkahku masih diantara jalan sepi yang jauh dari pemukiman penduduk. kucoba melangkah dengan cepat agar aku bisa mencapai desa terdekat untuk bisa solat jumat, tapi apa mau dikata, desa masih jauh di depanku, jadilah hari itu aku ga jumatan dan hanya niat menggantinya dengan solat dzhuhur. mudah2n perjalanan jalan kaki ini tidak membuatku salah dalam beribadah,. paling tidak dalam perjalanan ini aku juga sebagai musafir yang mendapat ampunan tidak jumatan dikala berhalangan seperti saat perjalanan ke tumpang itu. dan tentunya diganti dengan solat dzuhur.

Setelah berjalan sangat melelahkan dan melewati daerah yang sepi, akhirnya sore sekitar jam 4.30 aku tiba di tumpang. aku langsung membeli mie ayam untuk mengisi perutku yang lapar, setelah itu aku menuju mesjid untuk menumpang mandi dan solat.
ketika aku selesai solat, badanku terasa segar kembali karna sudah terkena air saat mandi dan wudhu, akupun berjalan kembali menuju arah malang dan mencari spbu terdekat yang bisa kujadikan tempat menumpang bermalam. akhirnya aku sampai di spbu terdekat dari mesjid tempatku solat, namun karna situasinya yang ga jelas dengan tanpa tulisan 24 jam dan kulihat kurang nyaman, kuputuskan untuk terus berjalan melanjutkan perjalanan mencari spbu yang lain.
tapi tanpa disangka spbu berikutnya berjarak lumayan jauh dari spbu yang kulalui tadi.dan lagi spbu berikutnya ini sudah mendekati kota malang. akhirnya dengan penuh semangat aku putuskan untuk terus berjalan, lembur malam hari..

Berjalan kaki menembus malam melewati ba'da isya sebenarnya adalah hal yang malas kulakukan tapi dikarnakan kota malang sudah ga terlalu jauh untuk ukuran jalan kaki maka kuputuskan untuk nekat melanjutkan perjalanan.
malam yang dingin tidak menjadikanku untuk tidak semangat, belum lagi kadang aku melewati jalan yang kurang penerangan jalan. semuanya aku lalui dengan santai dan penuh keyakinan, aku harus bisa merasakan bahwa perjalanan jalan kaki malam hari itu sama nikmatnya dan sama amannya dengan siang hari.
perasaan seperti ini memang harus bisa dialirkan dalam aliran darahku agar jiwa dan mentalku bisa terbiasa dengan hal2 yang sekalipun belum kulakukan.
Dengan penuh keyakinan tinggi aku terus melangkah menembus malam hingga aku tiba dikota malang. akupun langsung mencari alamat dimana kantor pusdiklat depkeu berada.
aku ingin menumpang mengniap dan beristirahat di mess balai diklat depkeu karna  kepala balai nya adalah bekas bawahan abangku. dan lagi aku sudah mendapat ijin dari kepala balai jika aku akan menumpang istirahat disana. yang tentunya juga dengan persetujuan abangku, karna aku gamau menjual nama abangku kalo abangku tidak mengijinkan. artinya abangku sudah mengontak kepala balai malang memohon ijin kalo aku ingin istirahat di mess nya.

Setelah banyak tanya pada orang yang kutemui, akhirnya aku bisa sampai ke balai diklat depkeu malang, dengan selamat sekitar jam 10 malam lebih. akupun langsung menuju pos jaga satpam dan mengenalkan diri.
Ternyata satpam menerimaku dengan ramah jauh dari bayanganku yang akan banyak tanya siapa dan tujuanku. rupanya kepala balai sudah memberi instruksi bahwa aku akan datang untuk menumpang bermalam dan istirahat jadi kalaupun aku datang sudah terlalu malam hari mereka ga akan mengintrogasi ato mengusirku.
lalu aku dipersilahkan masuk dan diajak menuju kamar mess yang sudah disediakan dari 2 hari yang lalu. busyet...ternyata perjalananku kali ini sangat didukung juga dari teman2 abangku yang bertugas didaerah.
Akupun masuk kamar mess dengan hati yang tenang dan damai, karna aku bisa istirahat dengan tenang tanpa harus kedinginan seperti saat aku selalu menginap di spbu sepanjang jalan yang aku lalui. malam itupun aku tertidur dengan lelap. menjelajah mimpi tanpa ragu mencari hal yang indah..
esoknya bangun tidur, aku mulai membersihkan pakaian dan celana yang kotor. aku tak kemana mana, aku hanya istirahat seharian penuh dikamar, sedang untuk makan setiap pagi siang dan malam, aku dikirimi jatah makan dari dapur, yang kebetulan sedang ada diklat, yang tantunya ada logistik yang dipersiapkan bagi peserta, aku kebagian jatah dengan instruksi kepala balai.
Seharian di kamar mess sebenarnya memang membosankan tapi aku juga bersyukur kalo aku bisa istirahat total dengan nyaman. aku bisa bermalas malasan di tempat tidur tanpa harus berkecamuk dengan bising jalan dan asap kendaraan yang menyesakan pernafasan. mau mandi atopun buang hajat aku tinggal kekamar mandi yang sudah ada dalam kamar, tidak pusing untuk mencari mesjid ato spbu. pokoknya persinggahanku di balai diklat depkeu malang ini membuatku merasa segar kembali dan bisa memulihkan tenagaku yang agak terkuras setelah mendaki semeru dan berjalan kaki dari jakarta.

Setelah dua hari berada di balai diklat, aku merasa cukup istirahat disini dan aku ingin kembali melanjutkan perjalanan lagi menuju jakarta. akupun membereskan semua perlengkapan perjalananku kedalam tas, meninggalkan kamar mess dan menghadap kepala balai untuk berpamitan dan berterima kasih karna aku sudah di jamu dan dipersilakan istirahat sebagai tamu yang merasa di sanjung.
aku sedikit beramah tamah dengan kepala balai sekitar 30 menit, dengan sedikit menceritakan pengalamanku selama dijalan sampai berada di malang itu. dalam kesempatan itu aku memberikan kepala balai sekuntum bunga edelweis yang kupetik dari gunung semeru sebagai kenang2an dan tanda terima kasih ku pada nya.
  
sekitar jam 8 lewat aku pamit dan meninggalkan gedung balai diklat, akupun kembali bergumul dengan jalan raya dan bertarung dengan hiruk pikuk juga bisingnya kendaraan di jalan.
perjalanan arah kembali yang semula kurencanakan melewati blitar kurubah melewati jalan yang kearah surabaya. hal ini dikarenakan aku ingin mengingat kembali perjalananku tahun 2009 saat aku dalam perjalanan bersepeda dan mendaki 5 gunung jawa. ada sedikit kenangan dijalan antara malang surabaya itu dan aku ingin mengenangnya kembali dalam perjalanan berjalan kaki ini dan menghikmahnya..
menjelang magrib aku tiba di daerah pandaan lalu seperti biasa aku mencari spbu dan menumpang bermalam di mushola nya.
Esoknya aku kembali melanjutkan perjalanan kembali kearah gempol dan berbelok kearah mojokerto jombang dan nganjuk. aku tidak kembali masuk surabaya karna aku ingin langsung terus berjalan menuju kota nganjuk untuk mengunjungi temanku disana

singkatnya tiga hari kemudian aku tiba di nganjuk, aku langsung disambut teman karibku demo, dirumahnya.
dalam rinduku dengan temenku ini, aku hanya bisa teriak dan menepuk pundaknya. bayangkan kami hanya bisa bertemu setahun sekali, ituppun jika aku sedang melakukan petualangan melewati jawa timur. perasaan senang dan haru selalu terjadi jika aku sudah bertemu dengannya. dan juga dengan 4 temanku yang lain dikediri sana. tanpa basa basi aku langsung diajak mencari rujak cingur ke warung dimana kami biasa beli. hal ini adalah kebiasaan dari demo sebagai sajen selamat datang jika  aku masuk nganjuk.kebiasaan ini sudah terjadi cukup lama. persahabatan aku dengan teman2 dari anggota mapala pelita ikip kediri ini, yang berjumlah 5 orang,  dengan salah satunya demo memang mempunyai kebiasaan yang unik dalam menyambut tiap kali kedatanganku ke kota nganjuk dan kediri. mungkin karna aku sudah menjadi tamu langganan dan menjadi tamu kehormatan di lingkungan mereka. ato bahkan karna memang kami sangat akrab dalam persahabatan kami yang sudah terbina 10 tahun lebih. jadi perasan hati kami memang sudah menjadi seperti saudara sendiri.

kenyang menikmati rujak cingur aku kembali ke rumah demo, lalu aku berencana istirahat dengan mengunjungi temanku yang lain ke kota kediri menggunakan naik motor berboncengan dengan demo.
dalam masa rest ini, aku tidak memasukan dalam jurnal perjalanan jalan kakiku. makanya sah sah saj kalo aku menggunakan motor untuk menuju kediri. lagi pula kediri memang diluar jalur perjalanan pulang. karna kediri berada di selatan nganjuk, sedang perjalanan pulang adalah menuju arah barat.
Dengan perhitungan waktu yang matang, aku menghabiskan waktu istirahat kembali di kota kediri dengan mengunjungi teman2 akrabku. aku merasa aku memang harus singgah dan meluangkan waktu beberapa hari untuk teman2ku ini. karna bagiku mengunjungi mereka adalah hal yang wajib dalam setiap petualangn2ku jika melewati jawa timur.
aku tidak merasa waktu yang kubutuhkan menuju pulang akan terbuang percuma ato takut perjalanan yang sudah kurancang akan menjadi lama. aku hanya berpikir bagaimana caranya meluangkan waktu untuk tetap bersilahturahmi dengan mereka atas persahabatan kami sudah cukup lama itu.

selama dalam masa rest itu aku begitu enjoy bisa berkumpul kembali dengan mereka. tiap harinya aku habiskan dengan beberapa acara kebiasaan kami, seperti memancing , nongkrong di warung kopi, santai di sekretariat mapala pelita ato bersama ngobrol sampai larut malam dan becanda menghabiskan waktu.
semuanya aku lakukan dengan bergilir mengunjungi mereka ato sesekali berkumpul bersama, maklum karna tempat tinggal mereka saling berjauhan. dan demo lah yang menjadi ajudanku yang siap mengantar ke tiap rumah temanku ini. dengan setia demo mengantar berbonceng motor sambil menikmati suasana kota dan desa yang aku lewati.
Tapi kali ini, persinggahanku mengunjungi teman2ku yang biasa ku sebut dengan 5 punakawan, karna emang berjumlah 5 orang itu tak bisa lama, aku hanya bisa berada di antara hidup mereka selama 3hari, bayangkan dengan tahun lalu yang sampai 2minggu menghabiskan waktuy rest disana.
Kali ini aku ga bisa terlalu lama, mengingat perjalananku hanya dengan berjalan kaki, yang otomatis perjalananku sangat lambat dan sangat membutuhkan waktu yang lama.
Intinya keberadaanku diantara mereka sudah bisa menuntaskan dahaga rinduku pada mereka. dan menjelang hari terakhir aku menginap dirumah demo yang berada di kota nganjuk. Dimalam terakhir itu aku hanya ngobrol2 ringan dengan demo dan setelah langsung lari kekamar demo naik ketempat tidur dan langsung menghajar mimpi diujung samar2 ingatanku yang lelap...

Akhirnya hari yang berat tiba juga menghampiriku, berpisah meninggalkan kenangan kembali dengan punakawanku, dengan perwakilan pelepasan oleh demo. kusempatkan menikmati sarapan pagi yang disajikan demo dan segelas teh hangat sebelum aku berangkat melanjutkan perjalanan.
Dalam detik2 meninggalkan demo, aku mengucapkan banyak terima kasih padanya dan menitipkan salam lagi pada punakawan yang lain , walau hari sebelumnya aku sudah pamit pada mereka. tak lupa aku juga mengirim kabar sms pada punakawan lain yang berada di kediri bahwa aku sudah siap pamit pada demo.

Akhirnya dengan menjabat tangan dan memeluk demo, aku pamit padanya untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju jakarta. tak terasa mataku berkaca kaca menahan airmata yang ingin timpah. dengan langkah yang berat, aku mulai melangkah meninggalkan demo. termakasih teman, persahabatan kita takkan habis termakan usia, biarkan kita menjadi saudara yang abadi hingga anak2 kita bisa melanjutkan persahabatan ini.

Dengan cuaca yang sudah mulai memanas karna sinar matahari sudah rajin menyinari bumi, aku melangkah mencoba tenang dan mengikhlaskan perpisahan ini. aku terus menatap jalan yang ada didepan, aku berusaha mulai konsentrasi kembali pada jalan raya.
(bersambung...)

No comments: