Monday, May 24, 2010

Perjalanan Bersepeda Seorang Diri: Manado-Jakarta, Hari ke-21 s.d. 24 (MENUJU LUWUK)



(Ditulis dan diolah oleh Kaes, berdasarkan pesan singkat dan pembicaraan via hp. Perjalanan ini disponsori oleh Polygon, Indosat, Kelurahan Sunter Agung Jakarta, Bikepacker Community)

Hari ke-21 (Jumat, 21 Mei 2010):
Siang ini gw dah nyampe kota POSO, the city of terror, katanya. Gw ketemu sama temen kakak gw yang tugas di sini. Malam ini gw tidur di kampus.

Hari ke-22 (Sabtu, 22 Mei 2010):
(SMS pertama): Siang tadi gw sempet kehujanan setengah jam lebih di perjalanan, di tempat sepi yang jauh dari pemukiman penduduk. Jalur ke arah Ampana sangat sepi. Jarak antardesa sangat jauh. Jalan banyak yang rusak, banyak longsoran, dan jalan naik-turun.
(SMS kedua): Percaya nggak? Dari start di Poso sampe Ampana yang berjarak sekitar 150km, gw nggak makan! Gw cuma ngemil 10 chocolatos seharga gopean sama ngemut 15 permen.
(SMS ketiga): Gw nggak makan krn kondisinya nggak memungkinkan untuk makan. Karena waktu tengah hari gw kejebak hujan. Setelah itu nggak ada warung makan yang murah. Yang ada cuma rumah makan tempat rest mobil pribadi atau truk. Kalo besok pasti makan pagi dan ngebungkus untuk makan siang.

Hari ke-23 (Minggu, 23 Mei 2010):
(SMS pertama): Pagimana aku bisa tau kau di ujung sana. Pagimana aku bisa bertemu denganmu. Pagimana kah jarak ini kulalui. Pagimana kah aku boleh mencintaimu. Pagimana lelah ini untukmu dan Pagimana aku diizinkan untuk menidurimu malam ini. (Pagimana nama sebuah kecamatan).
(SMS kedua): Tadi saat masuk kecamatan Lobu, ada jembatan unik sepanjang 100 meteran. Jembatannya terbuat dari kayu dan cuma muat untuk satu mobil. Bagian atasnya ditutup dengan seng, jadinya seperti lorong panjang.
(SMS ketiga): Gw di Polsek Pagimana. Besok hantam Luwuk karena dah nggak jauh. Kata Polisi, jaraknya sekitar 64 kiloan. Cuma jalannya nanjak, katanya.

Hari ke-24 (Senin, 24 Mei 2010):
Gw dah di Luwuk. Antara Pagimana-Luwuk, tepatnya setelah desa Poh menuju desa Biak ada tanjakan yang melebihi tanjakan Santigi. Saat kembali nanti (menuju Poso kembali) , tanjakan dari Biak menuju Poh pasti akan lebih ganas dari tanjakan Kebon Kopi di Toboli Palu.

3 comments:

SUTADI said...

saya kagum Mas dengan anda, ada baik nya kalau dibanyakin foto-foto lokasi yang dikunjungi.

SUTADI said...

pakai sepeda polygon jenis apa mas, boleh tahu nomor hp-nya nggak|?

iwansunter petualang utara said...

Yth. Mas Sutadi, sy pengelola blog iwansunter. Trima kasih telah berkunjung di blog ini.
Dia nggak bisa mengupload foto2 perjalanannya karena: katanya sinyal selama diperjalanan tidak bagus, kedua dia gaptek jadi nggak bisa lari ke warnet hehehe.
Ini nomer hp iwansunter: 08568250210
Trims. KS