Monday, July 31, 2006

PERJALANAN: POTOTANO, SUMBAWA NTB – LABUHAN BAJO, FLORES NTT


Ini adalah jurnal perjalananku di hari ke-101 s.d. ke-104 yang merupakan bagian dari perjalanan bersepedaku seorang diri: JAKARTA – SABANG, NAD – JAKARTA – LARANTUKA, NTT – JAKARTA


Kamis, 27 Juli 2006 (Hari ke-101) Perjalanan ke Arah Timur:

Hari ini kuawali perjalanan menelusuri Pulau Sumbawa NTB dari pelabuhan Pototano yang terletak di sebelah barat pulau ini. Setelah berpamitan dengan petugas KP3 pelabuhan Pototano, pagi ini kukayuh kembali sepedaku sekuat tenaga. Entah mengapa, hari ini aku mengikat rambut panjangku yang selama ini kubiarkan terurai apa adanya. Jujur saja, ini adalah kali pertama aku mengikat rambut selama melakukan perjalanan ini hehehe. Jalur hari ini cukup enak untuk kulalui dengan bersepeda. Sekalipun jalur tersebut naik-turun dan kadang sangat sepi, aku tetap merasa nyaman melaluinya.

Apalagi setiap penduduk yang berpapasan denganku selalu menegur sapa dan memanggilku dengan sebutan Mister! Hahaha aku jadi teringat saat perjalanan di provinsi Bengkulu. Panggilan seperti itu juga yang kuterima dari penduduk setempat. Belakangan kuketahui bahwa ternyata latar belakangnya pun sama yaitu karena rute tersebut sering dilalui oleh turis-turis asing yang hendak ke pulau Komodo. Apa aku mirip orang bule? Hmm mungkin aja kali ya kalo mereka beranggapan bahwa orang Afrika yang hitam itu pun juga adalah bule! Maklum kulitku sudah semakin legam!

Jarak tempuh yang berhasil kurengkuh dengan kayuhan sepeda hari ini sekitar 190 km saja. Menjelang magrib aku tiba di Kota Empang. Kebetulan seorang sahabat milis ku, Bang Faried, memiliki kerabat di kota ini. Langsung saja kuarahkan sepedaku menuju kediaman keluarga mertuanya tersebut sesuai dengan alamat yang diberikan. Tanpa bersusah payah, kediaman tersebut segera kutemukan. Dan....malam ini kurebahkan tubuhku di salah satu kamar yang ada di rumah tersebut.

Jumat, 28 Juli 2006 (Hari ke-102) Perjalanan ke Arah Timur:

Setelah berterima kasih, aku mohon pamit untuk melanjutkan perjalananku kembali pagi ini. Sesuai permintaan mereka, aku berjanji untuk mampir kembali ke rumah tersebut sekembaliku nanti dari Larantuka. Insya Allah.

Perjalanan hari ini lumayan berat. Aku harus menyusuri jalan-jalan menanjak dengan sisi kanan berupa tebing dan sisi kiri berupa lautan. Tak jarang pula aku berpapasan dengan monyet-monyet hutan yang berkeliaran bebas di pinggir jalan. Aku sempat menegur mereka tapi dijawab dengan cengiran yang memperlihatkan serangkaian gigi tajam mereka hehehe. Seandainya saja mereka bisa kuajak bicara pasti sudah kuluangkan waktu sejenak untuk beristirahat sambil ngobrol-ngobrol dengan tentang perjalananku ini dengan mereka hihihi.

Frekuensi kendaraan yang melintasi jalur ini juga terbilang sangat jarang lho.

Setelah beristirahat beberapa kali pada kota-kota yang kulalui, menjelang sore aku tiba di kota Dompu, Sumbawa. Kebetulan di kota ini aku memiliki kenalan seorang aktivis Himpunan Masyarakat Pencinta Alam (HUMPA) sehingga malam ini aku bisa menumpang bermalam di rumahnya.

Sabtu, 29 Juli 2006 (Hari ke-103) Perjalanan ke Arah Timur:

Keraguan-raguan itu datang lagi! Yah, hari ini aku sempat ragu kembali apakah aku harus terus melanjutkan perjalananku ini hingga ke Larantuka atau tidak. Penyebabnya karena aku terlibat konflik batin dengan sahabatku yang berada ribuan kilometer nun jauh di seberang pulau sana. Segera saja kuraih hp-ku dan kukirimkan kabar via sms kepada kakak dan sahabatku, Faried, yang isinya mengabarkan bahwa aku memutuskan untuk menghentikan perjalanan ini sampai di kota Dompu ini saja! Kuputuskan untuk kembali ke Jakarta.

Segera saja, kakak dan temanku bereaksi! Mereka menanyakan permasalahan yang sesungguhnya kuhadapi sambil memberikan dorongan semangat kembali padaku. Aku jadi ragu kembali! Kurenungkan kembali kata-kata kakakku dan Bang Faried. Tak lama kemudian aku berkata pada diriku sendiri, ”Aku memang egois!” Akhirnya, kusadari untuk tidak menyia-nyiakan perjalananku yang sudah tinggal beberapa ratus atau ribu kilometer lagi. ”Yah, perjalanan ini tidak boleh sia-sia!”, begitu pikirku kemudian.

Tanpa memberitahukan kepada siapapun yang ada di seberang pulau, kulanjutkan perjalanan ini menuju kota Sape yang berada di sebelah Timur pulau Sumbawa.

Sekitar pukul 16.00 WIB (17.00 WITA) aku telah tiba di kota Sape, sebuah kota pelabuhan yang menyediakan penyeberangan menuju pulau Komodo dan pulau Flores di Nusa Tenggara Timur. Malam ini aku menginap di Kantor KP3 Pelabuhan Sape.

Minggu, 30 Juli 2006 (Hari ke-104) Perjalanan ke Arah Timur:

Kapal yang menyeberangi Selat Sape dari Pelabuhan Sape menuju Labuhan Bajo di Pulau Flores baru akan berangkat pukul 10.00 WITA. Ini berarti cukup lama bagiku untuk menunggu jam keberangkatan tersebut. Kuhabiskan waktuku untuk melihat-lihat kota pelabuan yang kecil ini. Kesibukan sebagaimana layaknya sebuah pelabuhan sudah nampak sejak subuh tadi. Aku sempat ngobrol-ngobrol dengan petugas KP3 dimana semalam aku menumpang tidur di salah satu sudut ruang yang ada di kantor tersebut. Tepat pukul 10.00 WITA kapal berangkat menuju Labuhan Bajo.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pelabuhan tujuan cukup lama yaitu 8 jam. Sehingga baru pada pukul 18.00 WITA kapal merapat di Labuhan Bajo, Flores. Selama di kapal lebih banyak waktuku kugunakan untuk beristirahat dan sesekali berbincang-bincang dengan penumpang lain yang kebanyakan adalah pedagang. Kujelaskan kepada mereka yang bertanya tentang perjalananku ini. Ada yang mengerti dan ada pula yang kelihatannya sama sekali tidak paham. Bahkan ada di antara mereka yang tidak tahu dimana letak kota Sabang!

Kuucapkan syukur Alhamdulillah saat kaki dan sepedaku menginjak tanah pulau Flores NTT ini. ”Tujuanku sudah semakin dekat”, begitu pikirku. Meski sesungguhnya aku sadar bahwa perjalananku di pulau ini masih sangat jauh. Aku masih harus mengayuh sepedaku dari sisi barat hingga sisi timur pulau Flores

Karena tidak ada kantor KP3 pelabuhan ini, aku menumpang bermalam di Pos Marinir malam ini. ”Besok kan kumulai perjalanan menyusuri pulau Flores ini”, gumamku sebelum tertidur.

2 comments:

gaelby said...

wow... ini baru petualang sejati.
Sape itu daerah saya, klo kmarin2 dah knal, bisa mampir donk...

salut dg bikenya... genjot truss...
salam kenal

Anonymous said...

keren banget mas...kalo punya mimpi emang harus diwujudkan, bukan cuma dimimpiin doang,hehe....

salut mas...