Ini adalah jurnal perjalananku di hari ke-41 s.d. ke-44 yang merupakan bagian dari perjalanan bersepedaku seorang diri: Jakarta – Sabang, NAD – Jakarta – Larantuka, NTT – Jakarta
Minggu, 28 Mei 2006 (Hari ke-41) Perjalanan Arah Pulang:
Hari ini aku mengayuh sepedaku dari kota Sigli menuju Lhokseumawe. Kayuhanku kali ini terasa begitu ringan. Selain karena jalanannya relatif datar, tidak seperti jalur Banda Aceh – Sigli yang menanjak dan menurun tajam, aku juga merasa seperti baru kemarin saja melintasi jalan ini. Yah, delapan hari yang lalu aku melintasi jalan ini menuju Banda Aceh untuk mencapai Sabang.
Aku tiba di kota Lhokseumawe menjelang magrib. Kuarahkan kayuhan sepedaku menuju Universitas Malikussaleh untuk menemui rekan-rekan Mapala di sana dan menumpang berisitirahat. Namun, malam ini aku ”dipaksa” begadang oleh teman-teman Mapala hingga jam 3 dini hari.
Senin, 29 Mei 2006 (Hari ke-42) Perjalanan Arah Pulang:
Setelah sempat memejamkan mata selama hampir dua jam, pukul 5 pagi aku bangun, mandi, dan menunaikan sholat Subuh. Setelah ”sarapan” seadanya, aku berpamitan dengan rekan-rekan Mapala dan segera kukayuh kembali sepedaku menuju kota berikutnya yaitu Langsa.
Sebelum memasuki kota Langsa, di sekitar kecamatan Peureulak aku berpapasan dengan iring-iringan truk yang mengangkut pendemo RUU Pemerintahan Aceh yang baru saja pulang dari kota Langsa. Melihat iring-iringan pendemo yang jumlahnya cukup banyak dan agak beringas, tentu saja aku was-was. Segera kulipat bendera merah putih yang selama ini terpasang di sepedaku. Hal ini kulakukan untuk menjaga keamanan diriku semata.
Sekitar pukul 6 sore aku memasuki kota Langsa. Segera saja aku menuju Universitas Samudera untuk menemui rekan-rekan Mapala yang telah menanti kedatanganku di sana.. Saat aku tiba, mereka pun memberikan ucapan selamat kepadaku karena telah berhasil tiba di titik nol Indonesia dengan bersepeda.
Selasa, 30 Mei 2006 (Hari ke-43) Perjalanan Arah Pulang:
Seperti biasanya, pagi hari setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih aku melanjutkan perjalananku kembali. Kukayuh sepedaku sekuat tenagaku menuju kota Medan. Alhamdulillah tidak ada rintangan berarti selama dalam perjalanan di jalur yang menghubungkan kedua kota ini. Menjelang petang kayuhanku memasuki kota Medan. Sebelum memasuki kota, aku berhenti dan mencari-cari rekanku yang katanya akan menemuiku di muka kota ini. Setelah kutunggu beberapa menit ternyata rekanku tidak ada. Kuputuskan untuk memasuki jalan-jalan di kota Medan yang sama sekali tidak kuhapal untuk mencapai Universitas Muhammadiyah. Hasilnya? Aku tersasar!
Karena telah larut dan lelah, aku mencari kampus terdekat yang berada dalam posisiku saat itu. Akhirnya, aku pun menuju Institut Teknologi Medan (ITM), menemui para rekan Mapala di sana, dan menumpang beristirahat....
Rabu, 31 Mei 2006 (Hari ke-44) Perjalanan Arah Pulang:
Hari ini rekanku yang kemarin berjanji untuk bertemu di muka kota datang menemuiku di ITM. Namanya Acong. Ia minta maaf atas hal kemarin. Sebenarnya, saat aku di Medan dua minggu yang lalu, kami berdua berencana untuk mendaki gunung Sinabung (2451 mdpl) Sumatera Utara. Dan hari ini kami sepakat untuk mendaki gunung tersebut dengan menggunakan sepeda hingga ke puncaknya.
Siang hari kami berdua berangkat menuju arah selatan kota Medan dengan menggunakan sepeda masing-masing. Aku menggunakan Polygon Unitoga yang telah setia menemaniku sejak dari Jakarta sedangkan Acong menggunakan BMX. Acong mendokumentasikan perjalanan kami ini dengan sebuah handycam.
Saat hari mulai gelap kami tiba di pinggiran kota Brastagi. Jarak menuju kota masih sekitar 8 km lagi namun kami memutuskan untuk beristirahat dan menginap di pinggir jalan dengan memasang tenda. Yah, malam ini kami tidur di sebuah tenda yang kami pasang...
No comments:
Post a Comment